BAGIKAN
(Matthew Modoono/Northeastern University)

Para ilmuwan terus berupaya mencari cara untuk memerangi superbug, yaitu kuman yang kebal terhadap efek antibiotik, dan ini tidaklah mudah, karena semakin hari semakin banyak jenis bakteri dan jamur ditemukan yang kebal terhadap antibiotik, dan bisa saja suatu hari kita kehabisan amunisi untuk melawan superbug penyebab penyakit ini.

Tetapi mungkin saja senjata baru untuk melawan superbug telah ditemukan, karena belum lama ini para ilmuwan berhasil menemukan sebuah antibiotik yang diberi nama darobactin, yang mampu membasmi bakteri jenis gram negatif.

Darobactin ditemukan setelah dilakukan riset selama dua tahun, senyawa antibiotik ini ditemukan di dalam bakteri Photorhabdus, yang tersembunyi di dalam perut cacing kecil yang dikenal dengan nama nematoda.



Para ilmuwan berharap nantinya darobactin bisa dikembangkan agar bisa berfungsi pada manusia- dan bila berhasil, akan menjadi antibiotik pertama yang terbuat dari microbiome hewan- dan akan memberi kita pilihan baru untuk melawan bakteri-bakteri yang terus berkembang dan semakin kebal terhadap antibiotik.

Bakteri gram negatif sangat sulit dibasmi karena bagian luar membran dari sel bakteri ini yang terus berkembang, membangun semacam dinding pertahanan ekstra untuk menahan serangan yang datang. Darobactin sangat spesial karena mampu mendobrak dinding pertahanan bakteri tersebut dengan menghalangi protein BamA yang mengontrol akses masuk ke membran luar sel bakteri.

“Darobactin mengikat protein BamA dan menghambatnya, sehingga bakteri tidak bisa membangun membran sel baru,” kata Kim Lewis, ilmuwan bidang mikrobiologi molekuler dari Northeastern University di Massachusetts. “Dan ketika bakteri tidak bisa membangun dinding selnya, bakteri akan mati.”

Dalam eksperimen di laboratorium, antibiotik jenis baru ini telah mampu menyembuhkan tikus dari infeksi Escherichia coli dan Klebsiella pneumoniae, tanpa adanya efek samping yang signifikan. Masih dibutuhkan waktu yang panjang agar bisa diujicobakan pada manusia, tetapi hasil ini adalah permulaan yang menjanjikan.

Nematoda adalah cacing yang hidup sebagai parasit pada tumbuhan, hewan dan bahkan pada manusia. Para peneliti berhasil mengidentifikasi cacing nematoda sebagai sumber dari antibiotik ini setelah mereka memperhatikan cara cacing ini makan di dalam tubuh serangga, dengan menargetkan larva serangga dan melepaskan bakteri kedalamnya untuk nantinya akan melawan bakteri patogen yang sama dengan yang ada di dalam usus manusia.

Dan yang membuat darobactin dianggap sebagai kandidat antibiotik yang menjanjikan untuk manusia- walaupun belum pernah ada antibiotik yang terbuat dari microbiome hewan berhasil diujicobakan pada manusia- bakteri Photorhabdus telah ada sejak 370 juta tahun yang lalu untuk menangkal bakteri gram negatif.



Dan kini manusia sangat membutuhkan jenis antibiotik baru yang handal, dan diharapkan darobactin dapat sesegera mungkin bisa digunakan untuk melawan infeksi superbug pada manusia. Bakteri gram negatif ada dalam urutan teratas daftar bakteri patogen prioritas yang paling mengancam kehidupan manusia saat ini.

Kuman, bakteri, jamur, terus mengembangkan pertahanan diri mereka untuk melawan antibiotik, lebih cepat dari kemampuan manusia untuk menghasilkan obat untuk melawan mereka. Diperkirakan sekitar 700.000 orang setiap tahun terkena infeksi dari bakteri yang kebal antibiotik ini, dan angka ini akan terus meningkat hingga mencapai jutaan di tahun-tahun mendatang.

Kami belum bisa keluar dari kegelapan, ketika berhadapan dengan masalah bakteri gram negatif yang kebal antibiotik, tetapi kami masih yakin akan melihat cahaya di ujung jalan sebentar lagi- para peneliti menggambarkan bagaimana perjuangan mereka dalam memerangi superbug ini.


“Kami telah kehabisan amunisi antibiotik,” kata Lewis. “Kami butuh jenis antibiotik baru yang bisa melawan resistensi bakteri baik di klinik ataupun di populasi.

Hasil riset ini telah dipublikasikan dalam Nature.