BAGIKAN
Tengkorak dan bagian-bagian kerangka di lokasi aslinya dan alat-alat batu dari lapisan yang sama dari Gua nomor 5 Xiaoma. Credit: Hung et al/Arkeologi Dunia

Penduduk asli Taiwan (kelompok Austronesia) memiliki cerita tentang pemburu-pengumpul bertubuh kerdil yang ada di sana sebelum mereka. Namun, baru sekarang ada bukti yang mengkonfirmasi legenda tersebut.

Tim peneliti internasional telah menemukan tengkorak dan tulang paha berusia 6.000 tahun di sebuah gua di pegunungan Taiwan.  Temuan ini bisa membuktikan tentang keberadaan suatu suku pribumi kuno di daerah ini.

Di Taiwan, ada cerita yang diturunkan dari generasi ke generasi tentang keberadaan suatu suku, di mana orang-orangnya berbadan pendek dan berkulit gelap. Mereka, pernah tinggal di salah satu bagian dari pegunungan di pulau itu. Namun hingga saat ini, belum ada bukti fisik tentang keberadaan mereka.

Enam belas kelompok Austronesia memiliki pandangan yang sangat berbeda tentang orang-orang yang hidup berdampingan dengan mereka. Banyak yang mengkaitkannya dengan permusuhan dan pertempuran.

Namun, setidaknya empat kelompok menceritakan tentang kisah kawin campur dengan apa yang disebut “orang kerdil berkulit hitam”. Sementara satu kelompok yang disebut suku Saisiyat, sering mengadakan upacara untuk menghormati mereka yang mereka sebut sebagai Ta’ai, yang mereka anggap sebagaii guru mereka.

Sekarang, para peneliti menemukan tengkorak dan tulang kaki di sebuah gua yang berusia sekitar 6.000 tahun yang lalu. Ini adalah waktu di mana nenek moyang masyarakat yang sekarang (kelompok Austronesia) hidup di pulau itu, belum tiba.

Dalam mempelajari DNA dari tengkorak, para peneliti menemukan kedekatan dengan sampel Afrika, dari sekitar periode waktu yang sama. Tetapi mereka juga menemukan bahwa ukuran dan bentuknya mirip dengan Negritos, yang tinggal di bagian yang sekarang disebut Afrika Selatan dan di Filipina. Selama Zaman Es, Taiwan terhubung melalui daratan ke Filipina dan orang-orang mungkin tiba dengan berjalan kaki.

“Namun, sejauh ini, tidak ada situs di Taiwan yang bertanggal antara 15.000 hingga 6.600 tahun yang lalu,” kata Hung kepada IFLScience, yang memungkinkan nenek moyang orang Xiaoma tiba dengan perahu di sebuah pulau yang penduduk aslinya telah tiada.

Studi tulang yang tertinggal di daerah tersebut menunjukkan mereka cukup pendek dengan ukuran tubuh yang kecil. Tulang femur yang ditemukan di dekat tengkorak berasal dari orang yang sama dengan tengkorak tersebut, adalah seorang wanita muda. Para peneliti memperkirakan tingginya sekitar 1,3 meter.

Para peneliti memperkirakan temuan mereka mengkonfirmasi keberadaan masyarakat kuno di Taiwan tetapi mereka tidak menjelaskan kemungkinan apa yang terjadi pada mereka. Sepertinya mereka telah pergi pada saat kelompok orang Austronesia awal lainnya mulai berdatangan.

Para peneliti juga mencatat bahwa penyebutan orang kecil berkulit gelap tercatat dalam dokumen dari Dinasti Quin, dan semua kecuali satu dari 16 kelompok Austronesia yang tinggal di Taiwan saat ini memiliki cerita yang menggambarkan manusia kerdil berkulit gelap yang pernah tinggal di pegunungan.

Penelitian menunjukkan penduduk asli masih hidup sebagai orang yang berbeda sampai dua abad yang lalu. Bahkan hari ini mereka mungkin tidak sepenuhnya hilang. Para peneliti percaya bahwa ada bukti DNA orang kerdil berkulit hitam di antara orang Austronesia modern.

Penelitian ini telah diterbitkan di World Archaeology.