BAGIKAN
(Wikimedia)

Sekitar 13.000 tahun yang lalu, Bumi secara tiba-tiba mendingin secara dramatis. Dikenal sebangai Younger Dryas, meskipun efeknya kompleks, namun pada periode ini suhu Bumi turun hingga 3 derajat Celcius. Penyebabnya adalah karena tabrakan meteor yang menghantam Bumi, menurut sebuah hipotesis yang populer.

Namun, berdasarkan penelitian terhadap lapisan sedimen yang terdapat di sebuah gua di Texas Tengah, para peneliti menunjukkan bahwa sebuah letusan gunung berapi purba telah memicu peristiwa tersebut. Hasilnya, telah dipublikasikan di jurnal Science Advances.

“Karya ini menunjukkan bahwa sidik jari geokimia yang terkait dengan peristiwa pendinginan adalah tidak unik, tetapi terjadi empat kali antara 9.000 hingga 15.000 tahun yang lalu,” kata Alan Brandon, dari University of Houston. “Jadi, pemicu untuk peristiwa pendinginan ini tidak datang dari ruang angkasa. Bukti-bukti geokimia sebelumnya dari ledakan meteor besar di atmosfer malah mencerminkan suatu periode terjadinya sebuah letusan gunung berapi besar.”




Akibat dari letusan gunung berapi purba ini, aerosolnya terkumpul di atmosfer lalu menghalangi sinar matahari menembus menuju permukaan Bumi. Sehingga terjadi pendinginan global selama satu hingga lima tahun, tergantung pada ukuran dan rentang waktu erupsinya.

“The Younger Dryas, yang terjadi sekitar 13.000 tahun yang lalu, menghambat pemanasan yang terpisah pada akhir zaman es terakhir,” kata rekan penulis Steven Forman, dari Baylor University.

Mungkin iklim Bumi pernah berada pada titik kritis saat Younger Dryas. Kombinasi dari pelepasan lapisan es menuju Samudra Atlantik Utara, bertambahnya lapisan salju dan letusan gunung berapi yang kuat, mungkin telah menyebabkan pendinginan di Belahan Bumi Utara yang intens, kata Forman.

“Periode pendinginan secara mendadak ini dikaitkan dengan kepunahan sejumlah spesies, termasuk mamut dan mastodon, serta bertepatan dengan kemunculan manusia purba dari tradisi Clovis,” kata rekan penulis Michael Waters, dari Texas A&M University.

Para peneliti melakukan analisis isotop pada sedimen yang dikumpulkan dari Hall’s Cave di Texas Hill Country. Analisis ini berfokus pada berbagai pengukuran sulit dari unsur osmium (Os)  dalam satuan ‘bagian per setriliun’ dan kandungan elemen siderofil yang sangat tinggi, yang mencakup unsur langka seperti iridium, ruthenium, platinum, palladium dan renium.

Para peneliti menentukan bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam sedimen Texas, tidak ditemukan dalam proporsi yang relatif tepat jika berasal dari meteor atau asteroid yang menabrak Bumi.

Itu berarti pendinginan tidak mungkin disebabkan oleh tabrakan dari ruang angkasa. Pasti ada sesuatu yang terjadi di Bumi.




“Terdapat kecocokan antara sidik jari dari analisis isotop osmium dan proporsi relatif dari berbagai unsurnya, dengan yang sebelumnya dilaporkan pada gas-gas vulkanik,” kata peneliti utama, Nan Sun, dari University of Houston.

“Sidik jari ini kemungkinan merupakan hasil dari sebuah letusan besar di belahan bumi utara, termasuk beberapa gunung berapi yang berada di Aleutia, Cascades dan bahkan Eropa.” kata Kenneth Befus, dari Baylor University, menambahkan.

“Saya skeptis. Kami melakukan setiap langkah yang kami bisa lakukan untuk mendapatkan penjelasan alternatifnya, atau bahkan menghindari kesimpulan ini,” kata Brandon. “Sebuah letusan gunung berapi telah dianggap sebagai satu penjelasan yang memungkinkan, tetapi umumnya ditentang karena tidak ada sidik jari geokimia yang terkait.”

Pendinginan Younger Dryas berlangsung sekitar 1.200 tahun, jadi satu-satunya penyebab letusan gunung berapi adalah faktor awal yang penting, tetapi perubahan sistem Bumi lainnya, seperti pendinginan lautan dan diperlukan lapisan salju yang banyak untuk mempertahankan periode yang lebih dingin ini, kata Forman.