BAGIKAN
National Cancer Institute / Unsplash

Sebuah perangkat berukuran sebesar kartu kredit yang didesain agar suatu hari bisa mendiagnosa, mengobati dan mencegah wabah penyakit infeksi secara sederhana, efektif dan murah sedang dipersiapkan untuk diluncurkan dalam waktu dekat ini.

Perangkat lab portable yang didesain oleh para insinyur dari University of Cincinnati diharapkan nantinya bisa dihubungkan dengan perangkat smartphone anda melalui portal USB. Perangkat ini cukup sensitif untuk bisa mendeteksi infeksi malaria aktif. Para peneliti juga menambahkan bahwa perangkat ini “bisa dikostumisasi secara mudah untuk jenis biomarker lainnya” untuk mengidentifikasi penyakit-penyakit infeksi lainnya seperti HIV, Lyme ataupun virus corona dengan mengukur kadar hormon di tubuh yang mengindikasikan adanya stress, gelisah dan depresi. Pemakai hanya perlu menempatkan satu tetes darah atau air liur pada sebuah chip lab yang terbuat dari plastik sekali pakai kemudian dimasukkan dalam sebuah slot di dalam perangkat tersebut.

“Setiap orang pasti memiliki smartphone – lebih dari 3 milyar orang di seluruh dunia,” kata penulis artikel penelitian ini, Chong Ahn. “Jadi, bagaimana kita bisa memanfaatkan teknologi yang ada untuk mendeteksi penyakit-penyakit infeksi seperti virus corona?” “Ini adalah perangkat diagnosa cepat yang bisa anda gunakan di rumah. Sekarang ini, kita harus menghabiskan beberapa jam atau bahkan dalam hitungan hari untuk mengetahui diagnosa penyakit di lab. Bahkan pada seseorang yang sudah menunjukkan gejala-gejala penyakit. Bisa jadi pada saat hasil diagnosa keluar, penyakit sudah terlanjur menyebar.”

Smartphone anda digunakan sebagai sumber energi, sebagai display untuk membaca hasil dan menyimpan data. Informasi yang dihasilkan melalui perangkat yang diberi nama “microchannel capillary flow assay” ini diproses menggunakan dua buah kanal. Satu yang mencampurkan sampel dengan antibodi penyakit yang dibekukan dan dikeringkan untuk deteksi dan lainnya menggunakan material luminescent (menghasilkan cahaya) untuk mengaktifkan sensor agar bisa membaca hasil tes. Data kemudian diterjemahkan menggunakan aplikasi smartphone yang didesain khusus dan bisa dikirimkan langsung ke penyedia layanan kesehatan untuk dianalisis lebih lanjut.


“Hasil kerja dari perangkat ini bisa dibandingkan dengan hasil tes di lab. Dengan biaya yang jauh lebih murah. Dan juga perangkat ini sangat mudah digunakan,” kata Ahn. “Kami merancang perangkat ini agar mudah digunakan sehingga semua orang bisa menggunakannya tanpa perlu ada latihan khusus ataupun bantuan orang lain.”

Mahasiswa pasca sarjana dari UC, Sthi Todhi Ghosh yang juga penulis utama artikel ilmiah ini mengatakan yang menjadi keunggulan dari perangkat ini adalah merupakan desain terbaru dan memiliki saluran yang sangat kecil yang bisa menarik cairan sampel dengan aliran kapiler untuk melewati cahaya sensor. “Keseluruhan tes dilakukan pada sebuah chip secara otomatis. Anda tidak perlu melakukan hal lain. Perangkat ini adalah perawat kesehatan pribadi masa depan,” kata Ghosh.

Untuk saat ini perangkat baru dikhususkan untuk mendiagnosa penyakit-penyakit infeksi virus. Untuk kedepannya, Ahn melihat ada potensi untuk mengembangkannya untuk mendeteksi kesehatan mental, dimana untuk masalah ini para dokter telah melengkapi smartphone mereka dengan aplikasi dan perangkat untuk memeriksa pasien-pasien mereka. 

Tingginya persentase kematian yang disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi mayor yang muncul pada masyarakat miskin dengan keterbatasan akses ke fasilitas pelayanan kesehatan dan juga pada petugas kesehatan yang terlatih. Para peneliti berharap perangkat ini bisa menjadi jembatan yang mengatasi keterbatasan ini. Sebuah jalan keluar yang akurat, murah, dan juga mudah digunakan untuk mendiagnosa kondisi penyakit lebih dini sehingga penanganan pada pasien bisa lebih optimal.


Hasil penelitian ini telah dipublikasikan di Nature Journal Microsystems and nanoengineering.

Para insinyur dari UC berhasil mengembangkan aplikasi yang bisa menyimpan hasil tes dari perangkat lab portable yang bisa dihubungkan dengan smartphone anda. Dengan menempatkan air liur anda ke atas sebuah lembaran plastik tes dengan memasukkannya ke dalam mulut anda. Joseph Fuqua II/ UC Creative Services.