BAGIKAN
[MONTEREY BAY AQUARIUM RESEARCH INSTITUTE]

Dengan menggunakan sejenis awak yang bisa menjelejah di kedalaman laut yang dikendalikan dari jarak jauh, para ahli biologi menemukan kawanan ikan yang hidup di kedalaman laut Teluk California yang gelap di mana hampir tidak ditemui oksigen.

Semua mahluk hidup memerlukan oksigen – terkecuali ada beberapa mikroorganisme yang tinggal jauh di kedalaman tanah. Tetapi ikan-ikan ini dapat berkembang sebagaimana layaknya dalam kondisi kandungan oksigen yang sangat rendah, di mana akan menjadi tempat yang mematikan bagi sebagian besar ikan lainnya.

Penemuan ini dapat membantu para ilmuwan memahami bagaimana sebagian hewan laut dapat mengatasi perubahan kimiawi lautan yang sedang berlangsung.

Kandungan normal oksigen (O2) di dalam udara adalah sekitar 20,9 %, sementara kandungan oksigen di dalam air bisa lebih rendah lagi sebesar 1%. Namun, nilai ambang batasnya berbeda-beda di seluruh dunia. Kondisi kurangnya kandungan oksigen ini disebut sebagai hipoksia, yang bisa terjadi secara alami maupun sebagai akibat dari aktifiats manusia.

Para peneliti menggambarkan penemuan mereka dalam sebuah artikel terbaru di jurnal Ecology. Penulis utama artikel, Natalya Gallo, dari Scripps Institution of Oceanography, bekerja sama dengan para peneliti lainnya dalam tulisan mereka, serta dengan ahli biologi MBARI Jim Barry, yang memimpin pelayaran dalam penelitian.

[MONTEREY BAY AQUARIUM RESEARCH INSTITUTE]
Pada tahun2015, Barry, Gallo, dan delapan peneliti lainnya melakukan serangkaian penyelaman di beberapa cekungan laut dalam di Teluk California menggunakan kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh (ROV) MBARI, yang dijuluki Doc Ricketts. Perairan dalam Teluk California memiliki beberapa habitat rendah oksigen yang paling ekstrem di dunia.

“Saya hampir tidak bisa mempercayainya,” tulis Gallo di blog cruise MBARI setelah penyelaman ROV di Cerralvo Trough. “Kami mengamati belut, ikan grenadier, dan hiu lollipop aktif berenang di sekitar daerah di mana konsentrasi oksigennya kurang dari satu persen dari konsentrasi normal oksigen permukaan. Kami berada di habitat suboxic, yang seharusnya mengecualikan ikan, tetapi terdapat ratusan ikan. Saya segera tahu ini adalah sesuatu yang istimewa yang menantang pemahaman kami tentang batas-batas toleransi hipoksia [oksigen rendah].”

Bahkan, instrumen pada ROV memperlihatkan bahwa ikan-ikan ini hidup di lingkungan di mana konsentrasi oksigennya hanya sepersepuluh hingga seperempatpuluh, nilai terendah yang ditoleransi oleh ikan yang berada di habitat rendah oksigen lainnya.

Faktanya, dua spesies ikan — belut cusk dan hiu lollipop — tampaknya lebih menyukai daerah-daerah yang beroksigen rendah daripada daerah-daerah di mana konsentrasi oksigen lebih tinggi.

[MONTEREY BAY AQUARIUM RESEARCH INSTITUTE]
“Banyak jenis ikan lain yang dianggap toleran terhadap kondisi rendah oksigen,” komentar Barry. “Tapi ikan di bagian Teluk ini sepertinya sebagai pemenang di antara sekelompok atlet elit Olimpiade.”

Salah satu tujuan pelayaran Barry adalah menggunakan variasi alami yang besar dalam oksigen dan suhu yang ditemukan di Teluk untuk mempelajari bagaimana komunitas hewan dasar laut dapat berubah dalam menanggapi kondisi yang lebih hangat dan berkurang oksigen yang telah diprediksi oleh beberapa model iklim

Para peneliti masih belum tahu persis bagaimana ikan ini dapat bertahan hidup, dan bahkan berkembang biak di bawah kondisi yang ekstrem. Ikan-ikan yang ditemukan memiliki kepala yang besar dengan insang berwarna merah cerah, yang mungkin sangat baik dalam menyerap oksigen dari air di sekitarnya. Ikan itu juga berukuran kecil dengan panjang kurang dari 30 sentimeter. Tubuhnya lunak dan tipis serta memiliki tulang yang rapuh. Dimungkinkan semua sifat tersebut dapat membantu mereka dalam menghemat energi.

Mengapa kawanan ikan tersebut berkumpul di area khusus ini adalah misteri lainnya. Barry berspekulasi bahwa mereka mungkin menemukan makanan atau menghindari predatornya. Di beberapa daerah rendah oksigen, para peneliti menemukan siput, bintang laut, dan pena laut di dasar laut. Tetapi di daerah dengan oksigen terendah, dasar laut yang berlumpur tampak seperti lanskap bulan yang tandus, menandakan bahwa invertebrata kecil pun bahkan sulit untuk bertahan hidup.