BAGIKAN
Credit: NASA / JPL-Caltech

Pada tahun 2016, para astronom menemukan sebuah planet yang mengorbit sebuah bintang terdekat dengan tata surya kita, Proxima Centauri. Planet yang berpotensi dihuni itu, bernama Proxima b. Sekarang, para astronom telah menemukan kandidat planet ekstrasurya kedua yang mengorbit Proxima Centauri,

Sebuah makalah yang mengumumkan hasil dari temuan ini baru saja diterbitkan dalam jurnal Science Advances.

Planet ini dinamai Proxima C. Ukurannya sekitar setengahnya dari Neptunus. Orbitnya sekitar 1,5 kali dari Bumi. Jika tidak memiliki atmosfer, maka suhunya sekitar -200 ºC.

Berdasarkan posisinya yang jauh dari bintang Proxima Centauri, planet ini kemungkinannya sulit untuk memiliki air yang mencair. Meskipun demikian, dengan ditemukannya planet kedua ini, semakin meningkatkan minat pada sistem Proxima Centauri.

Di antara planet super-Bumi di sekitar bintang bermassa rendah yang terdeteksi oleh kecepatan radial, planet Proxima c akan memiliki periode terpanjang dan massa terendah. Sehingga, itu juga akan menjadi jarak terjauh dari bintang induknya.

Para penulis mengatakan bahwa kecil kemungkinan bagi Proxima c keluar dari posisi awalnya yang lebih dekat pada bintangnya, karena beberapa ketidakstabilan, “karena orbitnya konsisten dengan yang melingkar, dan karena tidak adanya planet yang lebih masif pada jarak orbit yang lebih pendek.”

Penemu planet baru ini, mengatakan bahwa pengamatan lanjutan diperlukan untuk mengukuhkannya sebagai sebuah planet. Perubahan aktivitas dari bintang Proxima Centauri bisa saja menunjukkan keberadaan planet lainnya. Para astronom juga menyadari bahwa Proxima Centauri memiliki lebih banyak planet-planet kecil daripada bintang jenis lainnya. 

Dalam sebuah artikelnya di The Conversation, Hugh Jones dari Universitas Hertfordshire, menunjukkan betapa sulitnya memisahkan data-data yang menunjukkan keberadaan suatu planet, dari data-data yang menunjukkan aktivitas dari bintangnya sendiri.

“Sama seperti matahari kita, Proxima Centauri memiliki bintik-bintik yang disebabkan oleh suatu area yang memiliki aktivitas magnet yang kuat yang bergerak keluar masuk dari pandangan, mengubah intensitas pada berbagai rentang waktu. Fitur-fitur ini perlu dipertimbangkan ketika mencari sinyal planet.”

Dalam upaya mencari planet ekstrasurya, sebagian besar pekerjaan para ahli bergantung pada data-data dari kecepatan radial. Terutama dari HARPS (High Accuracy Radial velocity Planet Searcher) milik ESO. Para astronom telah mengecualikan keberadaan planet-planet yang berada pada rentang masa tertentu dalam kisaran AU tertentu dari Proxima Centauri.

Meskipun Proxima Centauri dianggap dekat dengan tata surya, dalam hal astronomi itu masih sangat jauh. Dengan jarak 4,2 tahun cahaya dari kita, masih akan membutuhkan waktu puluhan tahun lagi agar perkembangan teknologi memungkinkannya untuk sampai ke sana. Misalnya, saat memiliki kendaraan dengan 20% dari kecepatan cahaya atau sekitar 216.000.000 kilometer per jam. Sementara, saat ini pesawat ruang angkasa tercepat adalah Parker Solar Probe milik NASA, yang akan mencapai kecepatan tertingginya hanya 692.000 km / jam.