BAGIKAN
Diagram zona laik huni (public domain)

Kelayakan huni yang dimaksud mungkin adalah, suatu kondisi yang memungkinkan serta berpeluang besar untuk memunculkan suatu kehidupan seperti di bumi, untuk waktu yang signifikan. Singkatnya, planet tersebut harus berada di suatu wilayah yang dikenal sebagai Goldilock Zone atau zona laik huni. Namun, ada beberapa batasan yang dapat ditetapkan untuk mengidentifikasinya, yang mungkin sebagai berikut:

1. Bintang induk

Planet ekstrasurya (exoplanet) tersebut harus memiliki bintang induk – seperti matahari yang menjadi sumber kehidupan bagi bumi. Karena tidak setiap planet memilki bintang induk. Beberapa planet terpisah sendiri sebagai planet pengembara, melayang bebas tanpa menjadi bagian dari suatu sistem bintang apapun.

Ilustrasi planet pengembara CFBDSIR J214947.2-040308.9.

2. Memiliki jarak yang ideal dengan bintang induknya

Tidak terlampau dekat, hingga intensitas panas yang diterima mudah untuk menguapkan air di permukaannya. Dan, tidak terlampau jauh hingga menyebabkan keberadaan air membeku menjadi lapisan es. Jarak antara planet tersebut dengan bintangnya memungkinkan keberadaan air tetap dalam fase mencair – sebagai liquid – di permukaannya. Tentu hal ini akan memungkinkan jika di planet tersebut terdapat sumber air yang diperoleh baik selama pembentukkannya, atau yang dibawa oleh berbagai asteroid yang pernah menghantamnya.

3. Berotasi pada porosnya

Dapat dibayangkan jika sebuah planet sepanjang hidupnya terkunci untuk tidak pernah berputar. Di mana secara terus menerus hanya satu sisi permukaannya saja yang mendaptakan panas dan radiasi dari bintangnya. Salah satu planet seperti itu yang pernah teramati adalah WASP-76b. Planet ekstrasurya raksasa yang sangat panas ini, permukaannya yang lebih terang (sisi siang) suhunya mencapai di atas 2.400 derajat Celcius, cukup tinggi untuk menguapkan logam. Angin kencangnya membawa uap besi menuju permuakaan planet yang gelap (sisi malam) yang lebih dingin, di mana uap besi akhirnya mengembun menjadi tetesan besi.

4. Medan magnet

PLanet tersebut harus memilki medan magnet yang dapat melindungi radiasi kosmik dan partikel bermuatan dari bintang induknya. Dengan demikian atmosfer yang melapisinya dapat tetap terjaga keberadaannya, termasuk organisme yang menempatinya.
Ilustrasi tentang efek suar bintang yang dahsyat pada atmosfer planet ekstrasurya HD 189733b. Aktivitas bintang dapat menghilangkan atmosfer sebuah planet, membuatnya tandus dan mati.

5. Memilki sumbu rotasi yang stabil

Bayangkan kemiringan sumbu Bumi bervariasi puluhan derajat selama rentang waktu satu juta tahun atau lebih. Kita tahu itulah yang terjadi pada Mars, dan perubahan besar dalam sudut kemiringan aksial ini mungkin telah berkontribusi pada hilangnya sebagian besar atmosfer dan air di Planet Merah. Tanpa kemiringan Bumi yang kurang lebih stabil, kehidupan mungkin telah punah sejak lama, atau bahkan tidak akan pernah dimulai. Jadi apa yang mencegah poros planet kita berputar ke segala arah yang memungkinkan? Ini karena pengaruh stabilisasi yang signifikan dari Bulan.

6. Orbitnya melingkar

Sebagian besar planet ekstrasurya mengorbit bintang induknya pada orbit yang memanjang (lonjong). Orbit yang seperti itu, menimbulkan iklim yang bervariasi yang dapat mencegah evolusi organisme kompleks, dan bahkan asal usul kehidupan.

7. Ukurannya satu hingga dua kali Bumi

Tanpa memiliki massa yang cukup, sebuah planet tidak akan memiliki gravitasi yang cukup untuk menahan atmosfer dan airnya, menurut sebuah studi baru. Selain itu, jika ukurannya terlampau besar, maka kemungkinan medan magnetnya jauh lebih lemah yang dapat berdampak buruk. Saat jari-jari suatu planet bertambah, ada lebih banyak energi di kedalaman namun lebih sedikit tempat untuk energi itu keluar. Pada akhirnya, akan lebih banyak terjadi letusan vulkanik. Planet yang lebih masif, memilki atmosferyang lebih masif, kemungkinan akan memiliki efek rumah kaca yang lebih kuat.

Namun, sebuah penelitian yang memanfaatkan data-data dari teleskop Kepler menunjukkan, bahwa setidaknya ada 300 juta eksoplanet yang berpotensi memiliki kehidupan di galaksi Bima Sakti. Tentu saja jumlah tersebut bukanlah angka pasti bagi suatu dunia yang layak huni di galaksi ini. Tetapi, hal tersebut bisa menjadi landasan bagi para ilmuwan dalam rangka mencari dunia baru di galaksi ini.