Sekitar 115.000 tahun yang lalu di tempat yang sekarang disebut Polandia, seekor burung berukuran besar telah memakan seorang anak-anak. Seperti yang dilaporkan LiveScience, tidak diketahui apakah burung tersebut telah memangsa anak tersebut selagi hidup atau setelah kematiannya yang disebabkan oleh hal lain.
Sisa-sisa yang telah ditemukan di Gua Ciemna (Małopolska) berupa falang (ruas jari tangan) yang bercampur dengan tulang belulang lainnya milik hewan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa tulang jari tersebut milik seorang anak Neanderthal. Identifikasi ini telah dikonfirmasi oleh dua ahli antropologi, Dr. Anita Szczepanek dari Universitas Jagiellonian di Kraków dan Prof. Erik Trinkaus dari Universitas Washington di St. Louis.
Para peneliti menyadari bahwa kedua tulang jari dipenuhi oleh lubang. “Analisis menunjukkan bahwa hal tersebut adalah sebagai akibat dari melewati sistem pencernaan burung besar,” Paweł Valde-Nowak dari Institut Arkeologi Universitas Jagiellonian di Kraków mengatakan di Science in Poland. “Ini adalah contoh pertama yang diketahui dari Zaman Es.”
Dikarenakan kondisi pengawetannya yang buruk, tulang yang memiliki panjang tidak lebih dari 1 cm tersebut tidak cocok untuk analisis DNA, Valde-Nowak dan rekan-rekannya mengatakan.
“Tapi kami tidak memiliki keraguan bahwa ini adalah sisa-sisa dari Neanderthal, karena berasal dari lapisan gua yang sangat dalam, beberapa meter di bawah permukaan sekarang,” kata Valde-Nowak. “Lapisan ini juga terdapat peralatan batu yang biasa digunakan oleh Neanderthal.”
Terlebih lagi, tampaknya Neandertal menggunakan gua secara musiman, katanya. Para peneliti telah mempelajari Gua Ciemna selama beberapa dekade, dan ketika mereka menemukan tulang anak (serta beberapa tulang hewan purba) di sana beberapa tahun yang lalu, tidak sampai tahun 2018 bahwa analisis baru mengungkapkan bahwa tulang-tulang ini milik Neanderthal.
Sebelum penemuan ini, sisa-sisa leluhur atau kerabat manusia tertua yang tertua di Polandia adalah tiga geraham Neanderthal yang berusia 52.000 hingga 42.000 tahun yang lalu. Menurut Valde-Nowak, Neanderthal kemungkinan pertama kali muncul di Polandia — dan di Eurasia secara keseluruhan — sekitar 300.000 tahun yang lalu.
Namun, pertanyaan yang tersisa adalah jenis burung apa yang bisa menyerang dan memakan anak manusia? Para peneliti tidak membahas topik ini, tetapi seperti yang dilaporkan Inverse bahwa terdapat catatan fosil yang menunjukkan contoh lain dari anak-anak hominin yang telah menjadi santapan burung. Sebuah laporan menunjukkan bahwa sisa-sisa anak Taung, Australopithecus africanus berusia 2,8 juta tahun telah ditemukan di Republik Afrika Selatan pada tahun 1924 dan setelah dianalisa kembali pada tahun 2006 menunjukkan tanda-tanda tusukan di bawah lubang matanya yang sesuai dengan cakar elang. Bahkan, elang mahkota Afrika saat ini diketahui memangsa monyet besar yang beratnya hampir sama dengan anak manusia. Biasanya, burung-burung membunuh buruan mereka di tempat, hanya mengambil potongan-potongan kecil makanan dibawa ke sarang. Jika elang yang sama membunuh anak Neanderthal, itu pasti akan menjelaskan mengapa hanya dua tulang jari kecil yang telah ditemukan.
Beberapa tahun yang lalu, para peneliti menemukan bukti bahwa legenda Maori dari Te Hokioi, seekor elang raksasa yang merenggut nyawa anak-anak, kemungkinan didasarkan pada spesies yang nyata. CT scan yang dilakukan terhadap tulang burung elang Haast besar, yang punah di Selandia Baru sekitar 500 tahun yang lalu, menunjukkan bahwa burung tersebut adalah predator, bukan pemungut sisa-sisa makanan, dan memiliki cakar yang cukup kuat untuk menembus panggul manusia.
Bahkan saat ini, ada laporan sesekali dari Alaska of Thunderbirds — elang seukuran pesawat kecil — termasuk yang dilaporkan awal tahun ini, meskipun tidak ada bukti nyata bahwa burung seperti itu pernah ada.