BAGIKAN
Credit: CC0 Public Domain

Sekelompok ilmuwan yang berasal dari negara Inggris, Swiss dan Spanyol telah menemukan bahwa simpanse menggunakan gerakan komunikasi dengan cara mengikuti aturan linguistik pada manusia.

Dalam sebuah makalah yang telah mereka terbitkan di jurnal Proceedings Royal Society B, kelompok ini menggambarkan studi mereka tentang bagaimana para simpanse saling berkomunikasi satu sama lain di alam liar, dan membandingkan pengamatan mereka terhadap aturan komunikasi yang dilakukan oleh manusia.

Selama bertahun-tahun, para peneliti bahasa telah menemukan bahwa bahasa yang digunakan oleh setiap manusia, terlepas dari bahasa yang digunakan, mengikuti semacam aturan tertentu.

Salah satu aturan itu adalah hukum Zipf – yang dipopulerkan oleh George Kingley Zipf, yang menyatakan bahwa kata-kata yang sering digunakan cenderung menjadi lebih singkat. Manusia cenderung untuk menghemat kata dalam berkomunikasi. “Kecenderungan penghematan kata ini tampak dari adanya kata yang digunakan secara berulang-ulang, namun ada juga kata yang sangat jarang digunakan bahkan banyak kata yang hanya digunakan satu kali dalam satu proses komunikasi,” menurut Mustofa B. dari IPB yang tidak ikut terlibat dalam penelitian, dalam tulisannya.

Aturan lainnya yang populer adalah hukum Menzerath, yang mengatakan bahwa struktur bahasa besar cenderung terdiri dari beberapa segmen pendek (suku kata) ketika diucapkan.

Dalam upaya baru ini, para peneliti bertanya-tanya apakah aturan-aturan seperti itu bisa berlaku juga untuk hewan lain. Untuk mengetahuinya, mereka memperoleh dan mempelajari rekaman-rekaman video simpanse liar yang hidup dan saling berkomunikasi di Budongo Forest Reserve Uganda.

Para peneliti mampu mengidentifikasi sekitar 2.000 contoh dari 58 gerakan unik yang digunakan oleh para simpanse ketika berkomunikasi satu sama lain. Karena simpanse tidak dapat berbicara, mereka berkomunikasi dengan menggunakan gerakan tangan, postur tubuh, ekspresi wajah dan berbagai suara. Dengan menggabungkan berbagai gerakan yang ada, simpanse dapat menyampaikan berbagai macam pesan satu dengan yang lainnya.

Para peneliti menemukan bahwa aturan bahasa pada manusia berlaku juga untuk penggunaan gestur pada simpanse — gestur yang paling umum digunakan cenderung cukup pendek, misalnya, dan gestur yang lebih panjang cenderung dipecah-pecah menjadi beberapa gestur yang lebih pendek.

Para peneliti memperkirakan bahwa hal tersebut menunjukkan bahwa meskipun ada perbedaan besar dalam mode komunikasi, dasar-dasar dari kedua sistem komunikasi baik yang terjadi pada simpanse maupun manusia, mengikuti sebuah prinsip matematika dasar yang sama.

Yang menarik, sebuah tim peneliti internasional tahun lalu telah menemukan bahwa balita manusia dan simpanse memiliki sistem komunikasi yang sangat mirip.

Para peneliti berencana untuk melanjutkan penelitian mereka dengan memperluas analisis mereka untuk mengikutsertakan spesies lainnya. Mereka berharap untuk lebih berfokus pada bonobo, karena dikenal menggunakan berbagai gerakan yang sama dengan simpanse.