BAGIKAN
Cong H./Unsplash

Kucing memiliki reputasi akan sifatnya yang masa bodoh, khususnya ketika dibandingkan dengan anjing. Dan ketika anda mengalami kesulitan mendekatkan diri pada kucing kesayangan anda, bisa jadi karena anda tidak berbicara dalam bahasa mereka. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa untuk bisa berkomunikasi dan memahami bahasa kucing, anda hanya harus lebih sering tersenyum pada mereka.

Bukan dengan tersenyum cara manusia, tetapi dengan memamerkan gigi anda, seperti yang biasa kucing lakukan, memicingkan mata anda dan kemudian mengedip secara perlahan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap interaksi kucing dan manusia, para ilmuwan dapat mengkonfirmasi, bahwa ekspresi ini membuat kucing-kucing – baik yang anda kenal ataupun yang tidak dikenal- mendekat dan menjadi reseptif pada manusia.

“Sebagai seorang yang telah mempelajari perilaku hewan dan juga pemilik kucing, saya sangat senang bisa menunjukkan bagaimana cara kucing dan manusia berkomunikasi,” kata psikolog Karen McComb dari University of Sussex, Inggris.

Cara ini selama sebenarnya sering kali dilakukan oleh para pemilik kucing, dan kali ini para peneliti berhasil memberikan bukti ilmiah atas perilaku ini dalam sebuah laporan hasil penelitian yang telah dipublikasikan dalam Scientific Reports

Jika anda selama ini selalu dikelilingi oleh kucing, anda mungkin pernah melihat ekspresi wajah kucing yang menutup mata mereka sebagian, kemudian diikuti dengan kedipan perlahan. Mirip dengan bagaimana manusia memicingkan mata ketika tersenyum, dan ekspresi wajah ini biasanya muncul ketika kucing merasa rileks dan senang. Ekspresi wajah ini diinterpretasikan sebagai senyuman pada kucing.

Bukti anekdotal dari para pemilik kucing menunjukkan bahwa manusia sebenarnya bisa meniru ekspresi ini untuk bisa berkomunikasi dengan kucing untuk menunjukkan sikap bersahabat dan ingin berinteraksi dengan mereka. Untuk itu, sebuah tim psikolog merancang dua buah eksperimen untuk mengetahui apakah kucing-kucing berperilaku berbeda ketika melihat manusia mengedip perlahan pada mereka.

Dalam eksperimen pertama, melibatkan para pemilik kucing dan 21 ekor kucing dari 14 rumah yang berbeda. Dan ketika kucing-kucing tersebut merasa nyaman di suatu tempat di lingkungan rumah mereka, para pemilik kucing diminta untuk duduk sekitar satu meter dari kucing mereka dan mengedipkan mata perlahan ketika kucing melihat ke arah mereka. Kamera merekam ekspresi wajah pemilik kucing dan juga wajah kucingnya, dan hasilnya dibandingkan dengan bagaimana kucing mengedipkan mata mereka ketika tidak berinteraksi dengan manusia.

Dan hasil eksperimen ini menunjukkan bahwa kucing cenderung mengedipkan matanya secara perlahan kepada pemiliknya setelah pemiliknya mengedip perlahan pada mereka, dibandingkan dengan kondisi tanpa interaksi dengan manusia.

Pada eksperimen kedua yang melibatkan 24 ekor kucing dari delapan rumah yang berbeda. Kali ini, bukanlah para pemilik kucing tersebut yang mengedipkan mata dihadapan kucing-kucing tersebut, tetapi pada peneliti yang tidak pernah melakukan kontak dengan kucing-kucing tersebut sebelumnya. Dan sebagai kontrol, dilakukan perekaman ekspresi kucing-kucing tersebut ketika tidak mengedipkan mata mereka, ketika seseorang menatap kucing tersebut tanpa mengedipkan mata mereka.

Para peneliti melakukan proses mengedip perlahan dalam eksperimen pertama, dan mengulurkan tangan mereka pada kucing-kucing tersebut. Dan mereka menemukan bahwa tidak hanya kucing-kucing tersebut membalas dengan kedipan mata, tetapi juga menyambut uluran tangan manusia setelah manusia dihadapan mereka mengedipkan mata secara perlahan.

“Penelitian ini adalah penyelidikan eksperimental pertama tentang peran ekspresi mengedipkan mata perlahan terhadap komunikasi antara manusia dan kucing,” kata McComb.

“Dan eksprimen ini bisa juga anda lakukan sendiri dengan kucing peliharaan anda di rumah ataupun pada kucing-kucing yang anda temui di jalan. Cara ini efektif dalam mempererat ikatan yang telah anda miliki dengan kucing anda. Cobalah memicingkan mata anda para kucing-kucing tersebut seperti anda akan tersenyum, diikuti dengan menutup mata anda selama beberapa detik. Dan anda akan melihat respon yang sama dari kucing dihadapan anda.”

Anjing mungkin bersifat lebih demonstratif dan bersemangat dibandingkan kucing, tetapi untuk para pecinta kucing, kabar ini bukanlah sebuah hal yang baru. Hasil penelitian beberapa tahun yang lalu menunjukkan bahwa kucing ternyata lebih bisa merespon pada manusia dari yang diperkirakan sebelumnya, dan membandingkannya dengan perilaku anjing adalah langkah yang salah.

Sebagai contoh, kucing merespon pada manusia yang dapat memahami mereka, jadi, jika anda menemukan kucing yang berperilaku masa bodoh, mungkin penyebabnya ada pada anda, bukan pada kucing tersebut. Dan juga, kucing akan mengikuti perilaku dari manusia pemiliknya, alasan ini yang menyebabkan kucing dapat merasakan apa yang dirasakan pemiliknya. Mereka juga mampu mengenali nama mereka (walaupun mereka lebih sering mengacuhkannya ketika dipanggil). Dan ikatan mereka dengan pemiliknya ternyata cukup dalam.

Sangat sulit untuk mengetahui mengapa kucing-kucing mengedipkan mata perlahan pada manusia. Selama ini diinterpretasikan sebagai tanda adanya sedikit perhatian dari mereka, karena selama ini kucing diduga menginterpretasikan tatapan tanpa kedipan sebagai ancaman. Tetapi mungkin saja kucing-kucing membuat ekspresi tersebut untuk manusia sebagai sebuah respon yang positif.