BAGIKAN
(Jan Meeus/Unsplash)
(Jan Meeus/Unsplash)

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa waktu yang dihabiskan di alam berkontribusi pada kesehatan mental manusia. Terutama jika diiringi oleh kehadiran kicauan burung. Meskipun telah diketahui secara umum bahwa wiasata alam memberikan manfaat terhadap manusia, namun hanya sedikit penelitian yang menyelidiki alasannya.

Para peneliti dari California Polytechnic State University menyelidiki seberapa besar suara alami yang didengar manusia selama berada di alam terbuka, berkontribusi pada perasaan sejahtera ini. Hasilnya telah dipublikasikan di Proceedings of the Royal Society B.

“Ada banyak bukti bahwa menghabiskan waktu di alam memiliki efek positif pada kesejahteraan manusia. Namun, beberapa penelitian telah mempertimbangkan kualitas tertentu dari alam yang memberikan manfaat ini,” kata Danielle Ferraro, yang memimpin penelitian tersebut.

“Sementara gambaran yang lebih besar dari sifat restoratif alam mungkin meliputi berbagai pengindraan, studi kami adalah yang pertama secara eksperimental memanipulasi salah satunya (suara) di lapangan dan menunjukkan pentingnya pengalaman manusia di alam.”

Ferraro dan timnya menyembunyikan speaker yang akan memainkan rekaman dari kicauan berbagai kelompok burung. Mereka menempatkannya di dua bagian jalur yang berbeda. Para peneliti secara bergantian memainkan suara kicauan burung dan mematikannya di setiap bagian jalur untuk setiap minggunya. Kemudian, mereka mewawancarai para pendaki yang berkunjung setelah mereka melewati setiap jalur perjalananan tersebut.

Para pendaki yang telah mendengarkan kicauan burung melaporkan perasaan sejahtera yang lebih besar daripada mereka yang tidak. Hasil survei menunjukkan bahwa suara tersebut dan persepsi orang tentang keanekaragaman hayati dapat meningkatkan perasaan sejahtera pada manusia.

Persepsi dari mendengarkan kicauan burung 

Pada bagian jalur pertama, para pejalan kaki yang lebih sering mendengarkan kicauan burung melaporkan bahwa mereka merasa lebih baik. Meskipun mereka tidak berkomentar tentang banyaknya burung yang tinggal di sepanjang jalur tersebut. Sementara pendaki yang mendengar lebih sering kicau burung di bagian lain mengatakan bahwa mereka mengira banyak burung yang hidup di sepanjang bagian jalur tersebut. Para peneliti menemukan bahwa persepsi tentang banyaknya burung bisa menjadi penyebab para pendaki merasa lebih baik.

“Kita adalah hewan visual sehingga kita mengabaikan modalitas suara yang kita miliki,” kata Clinton Francis, yang mengawasi penelitian. “Saya masih terperangah bahwa hanya 7-10 menit terpapar suara-suara ini dapat meningkatkan kesejahteraan orang. Ini benar-benar menggarisbawahi betapa pentingnya pendengaran bagi kita dan mungkin bagi hewan lainnya.”

Kedua temuan tersebut mendukung kebutuhan untuk meningkatkan pemandangan alam di dalam dan di luar kawasan lindung. Lebih sedikit polusi suara yang dihasilkan manusia dapat berkontribusi pada kebahagiaan manusia yang lebih besar. Misalnya dengan membuatnya lebih mudah untuk mendengarkan suara alam, termasuk kicauan burung.

“Hasil kami menggarisbawahi kebutuhan pengelola taman untuk mengurangi polusi suara antropogenik, yang tidak hanya merupakan cara yang hemat energi untuk meningkatkan pengalaman pengunjung tetapi juga dapat bermanfaat bagi satwa liar,” kata Ferraro.