Banyak orang berfikir bahwa anjing adalah hewan yang setia, kawan yang selalu menyayangi kita tanpa syarat, sedangkan kucing dianggap hewan lucu penyendiri yang mampu mentoleransi perilaku kita. Tetapi mungkin kita belum sepenuhnya memahami mereka. Menurut penelitian tahun 2019, ternyata kucing bisa juga menjadi terikat dengan pemiliknya, sama seperti anjing.
Fakta ini mungkin terdengar mengejutkan untuk mereka yang selama ini hidup berdampingan dengan hewan kucing. Fakta ini menunjukkan dua hal penting, pertama, sepertinya selama ini kita meremehkan terbentuknya ikatan yang erat antara kucing dan pemiliknya. Kemudian, terlihat bahwa anjing tidak memonopoli ikatan sosial mereka dengan Homo sapiens.
“Seperti anjing, kucing juga bisa memperlihatkan fleksibilitas sosial untuk bisa berhubungan dengan manusia,” kata ilmuwan perilaku hewan Kristyn Vitale dari Oregon State university pada bulan September 2019.
“Mayoritas dari kucing bisa terikat dengan pemiliknya dan menganggap pemiliknya sebagai sumber rasa aman ketika berada di lingkungan baru.”
Dari pengalaman mereka dalam mengamati perilaku hewan, tim peneliti mengamati bagaimana kucing merespon pada pemiliknya ketika berada di lingkungan yang asing. Penelitian sebelumnya pada hewan kera rhesus (sebuah eksperimen kontroversial ‘ibu pengganti’ yang dilaporkan pada tahun 1958) dan pada anjing (sebuah eksperimen yang dilakukan dengan lebih etikal dilaporkan tahun lalu) menunjukkan bahwa kedua spesies ini bisa membentuk ikatan yang kuat dan ikatan yang lemah.
Pada sebuah ikatan yang kuat, seekor anjing di sebuah lingkungan asing akan mendekat dengan pemiliknya, terlihat tenang dan melanjutkan eksplorasi lingkungan baru. Sedangkan pada sebuah ikatan yang lemah, anjing akan memperlihatkan perilaku stress, terlihat ketakutan, menempel pada manusia secara berlebihan atau menjauhi mereka sebisa mungkin.
Vitale dan timnya melakukan ujicoba dari kedua jenis ikatan ini pada 79 ekor anak kucing dan 38 ekor kucing dewasa.
Pertama, anak kucing dan kucing dewasa bersama dengan pemiliknya ditempatkan pada sebuah ruangan, manusia akan duduk pada tanda lingkaran di lantai. Jika kucing masuk ke dalam lingkaran, manusia diperbolehkan berinteraksi dengan mereka. Setelah dua menit, manusia akan meninggalkan kucing tersebut sendirian. Dan dua menit berikutnya, manusia akan kembali ke dalam ruangan untuk kembali duduk di dalam lingkaran tersebut.
Keseluruhan eksperimen ini direkam untuk kemudian video yang dihasilkan akan dianalisa oleh para ilmuwan untuk diklasifikasikan jenis ikatan yang terlihat.
Kucing-kucing dewasa hanya berpartisipasi sekali dalam ujicoba ini, tetapi anak-anak kucing diujicobakan dua kali. Pada awalnya hanya sekali, kemudian dilanjutkan satu bulan kemudian, setelah 39 anak-anak kucing tersebut telah melalui pelatihan sosialisasi selama enam minggu. Dan 31 ekor anak-anak kucing lainnya dimasukkan dalam grup kontrol.
Dari kelompok anak kucing, 9 ekor dinilai tidak dapat diklasifikasikan, tetapi dari sisanya, 64,3 persen dikategorikan sebagai ikatan yang kuat dan 35,7 persen sebagai ikatan yang lemah.
Pada kucing dewasa terlihat presentase yang hampir sama, 65,8 persen memperlihatkan ikatan yang kuat dan 34,2 persen adalah ikatan yang lemah.
Dan yang menarik dari hasil eksperimen ini, 64,3 persen dan 65,8 persen mirip dengan persentase 65 persen ikatan kuat yang terlihat pada bayi manusia (hasil eksperimen yang dilakukan tahun 1991). Dan pada kucing terlihat persentase ikatan yang kuat lebih tinggi dari yang dihasilkan pada uji coba terhadap 59 ekor anjing yang dipublikasikan tahun 2018; pada eksperimen tersebut dihasilkan 61 persen ikatan kuat dan 39 persen ikatan lemah.
Dan hasil penelitian Vitale sebelumnya menunjukkan bahwa kucing bukanlah hewan penyendiri seperti gambaran yang selama ini melekat pada hewan tersebut. Faktanya, hewan ini bisa juga benar-benar bersosialisasi dan menunjukkan kasih sayang pada pemiliknya, selama anda juga memperlakukan mereka dengan baik. Dan mereka seringkali lebih memilih untuk berinteraksi dengan manusia dibandingkan makanan ataupun mainan.
Hasil penelitian terbaru ini memperlihatkan bahwa kucing memiliki kemampuan dan perilaku yang bisa membentuk sebuah ikatan sosial yang erat dengan manusia. Dan mereka memang memperlihatkannya dengan cara mereka tersendiri.
“Pendapat saya, sangat penting untuk pergi keluar dan berinteraksi dengan kucing anda dan lihat apa yang terjadi,” kata Vitale tahun lalu.
Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam laporan ilmiah di Current Biology.