BAGIKAN
@mwrona/unsplash

Kegelapan seringkali menimbulkan ketakutan, terutama pada anak-anak. Tapi, kegelapan juga bisa saja sebagai warisan evolusi yang ditinggalkan oleh nenek moyang manusia. Saat manusia belum mendomestikasi api, ia lebih merasa terancam oleh para pemangsa saat malam tiba. Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa bagian otak yang disebut amigdala, mungkin telah bertanggung jawab dalam merespon kegelapan dan menimbulkan ketakutan.

Amigdala berperan untuk memproses emosi dan mengatur respons rasa takut kita. Studi terbaru ini menunjukkan bagaimana aktivitas di wilayah otak ini mengalami perubahan saat kita terpapar cahaya atau sedang berada dalam kegelapan.

Para peneliti dari Monash University dan Australian Catholic University merancang eksperimen terhadap manusia menggunakan pencitraan resonansi magnetik Fungsional (fMRI) untuk menyelidiki bagaimana cahaya terang maupun kegelapan memengaruhi aktivitas amigdala.

Mereka menemukan bahwa cahaya sedang lebih menekan aktivitas amigdala daripada cahaya redup. Oleh karena itu, ini dapat memberikan penjelasan mengapa kegelapan dapat menyebabkan kita lebih takut. Hasil temuan ini telah mereka terbitkan di jurnal akses terbuka PLOS ONE.

Terlebih lagi, kehadiran cahaya tampaknya memperkuat hubungan antara amigdala danĀ korteks prefrontal ventromedial, bagian lain dari otak yang terkait dengan pengendalian rasa takut kita.

Penelitian ini melibatkan 24 partisipan yang menjalani fMRI saat terkena cahaya sedang (100 lux), cahaya redup (10 lux), serta kegelapan (<1 lux). fMRI memungkinkan peneliti untuk melihat area otak yang diaktifkan secara real-time dengan melihat perubahan aliran darah di otak.

Melalui pemindaian yang berlangsung sekitar 30 menit, para peneliti menemukan bahwa ketika partisipan terpapar cahaya sedang, aktivitas amigdala mereka pada fMRI lebih rendah dibandingkan saat mereka terpapar cahaya redup.

Para peneliti menemukan bahwa ketika partisipan terpapar cahaya sedang, aktivitas amigdala mereka pada fMRI lebih rendah dibandingkan saat mereka terpapar cahaya redup. Ada juga konektivitas fungsional yang lebih besar antara amigdala dan korteks prefrontal ventromedial pada saat lampu menyala. Ini dapat menjelaskan bagaimana cahaya bermanfaat bagi regulasi emosi.

Korteks prefrontal Ventromedial (vmPFC), terlibat dalam pemrosesan risiko, respons emosional, dan ketakutan tingkat tinggi. Wilayah otak ini memainkan peran penting dalam pengaturan aktivitas amigdala dan sangat penting dalam penekanan respons emosional.

Dari percobaan yang telah dilakukan, mungkin cahaya telah membuat pusat manajemen ketakutan di otak manusia untuk tetap beroperasi. Sebuah penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa keterputusan antara area otak ini dikaitkan dengan kecemasan. Setidaknya, diperlukan lebih banyak lagi data untuk mengetahui yang sebenarnya.

“Efek ini dapat berkontribusi langsung terhadap efek peningkatan suasana hati dari cahaya melalui peningkatan pemrosesan emosional, dan pengurangan emosi terkait rasa takut” tulis para peneliti.