Para ilmuwan telah menemukan cara untuk mengembalikan sebagian penglihatan pada tuna netra dengan menggunakan implan yang mengubah paradigma yang menghubungkan gambar langsung ke otak.
Metode baru ini dikenal sebagai Orion, menggunakan kamera video yang terpasang pada sepasang kacamata lalu mengirimkan informasi yang diperoleh menuju elektroda yang ditanamkan langsung ke dalam korteks visual otak, tanpa melewati saraf optik yang telah mengalami kerusakan yang tidak dapat berfungsi lagi.
Sebuah tim ahli bedah saraf dari Baylor Medical College di Texas dan University of California, Los Angeles telah melakukan pembedahan terhadap enam orang dengan menggunakan metode ini dan beberapa hasil yang diperoleh cukup mengesankan.
“Sejauh ini hasilnya menjanjikan. Meskipun subjek penelitian kami sudah mampu untuk mengidentifikasi di mana objek tertentu berada, saat ini mereka tidak dapat melihat bagaimana bentuk atau setiap sisinya dengan jelas; mereka hanya melihat sejumlah kecil titik-titik cahaya yang berhubungan dengan tempat objek itu berada,” kata Dr. William Bosking, asisten profesor bedah saraf di Baylor Medical College.
Meski para pasien masih belum memiliki penglihatan yang jernih, sekarang mereka dapat menentukan pada bentuk dasar secara visual, seperti di mana trotoar dan rumput berada atau lokasi jendela. Itu cukup untuk menjadikan perubhan besar bagi kehidupan mereka sehari-hari.
“Mungkin ini belum membuat penglihatan secara utuh, tapi ini adalah sesuatu. Dan bagi seseorang yang belum pernah melihat apa pun dalam 25,5 tahun, itu merupakan pencapaian besar,” Benjamin Spencer, salah satu subjek penelitian yang menerima implan, mengatakan dalam sebuah rilis video.
Upaya sebelumnya untuk mengembalikan penglihatan sering terfokus pada mata itu sendiri, seperti satu studi pada tahun 2018 di mana para peneliti menanamkan emas kecil fotoreseptor buatan ke dalam mata tikus buta.
Keistimewaan implan baru ini terletak pada kenyataan tidak digunakannya saraf optik yang sudah rusak dalam menyampaikan informasi penglihatan menuju otak. Implan ini terdiri dari 60 elektroda yang dapat memberikan pola stimulasi ke bagian visual otak. Bagi pasien yang tidak dilahirkan dalam keadaan buta, otak masih dapat menggunakan informasi mentah ini untuk merangkai lingkungan di sekitar mereka.
Proyek ini masih dalam tahap awal, ditunjukkan hanya berhasil pada setengah lusin orang. Namun demikian, para peneliti optimis bahwa teknologi mereka dapat disesuaikan dan dikembangkan di tahun-tahun mendatang, berpotensi ke titik di mana mereka dapat mengembalikan fungsional penglihatan kepada para tuna netra.
“Ketika Anda memikirkan penglihatan, Anda langsung tertuju pada mata, tetapi sebagian besar pekerjaan sedang berlangsung di otak. Impuls cahaya yang diproyeksikan ke retina diubah menjadi sinyal saraf yang ditransmisikan di sepanjang saraf optik menuju salah satu bagian dari otak,” jelas Dr Daniel Yoshor , ketua dan profesor bedah saraf dari Baylor Medical College
“Secara teoretis, jika kita memiliki ratusan ribu elektroda di otak kita dapat menghasilkan gambar visual yang kaya. Bayangkan sebuah lukisan yang menggunakan pointillisme, di mana ribuan titik-titik kecil bersatu untuk menciptakan gambar secara utuh,” lanjut Yoshor. “Kami berpotensi melakukan hal yang sama dengan menstimulasi ribuan tempat di bagian oksipital otak.”