BAGIKAN
Photo by Rene Böhmer on Unsplash

Bayangkan jika orang yang buta total ternyata memiliki kemampuan untuk melihat. Henry Taylor dari University of Birmingham melakukan penelitian untuk membuktikan bahwa ternyata hal tersebut adalah nyata dan bukanlah sebuah khayalan.

Beberapa tahun yang lalu, seorang pria (panggil dia Barry) mengalami dua kali serangan stroke dalam selang waktu yang pendek. Dan serangan tersebut menyebabkan kedua mata Barry buta total, yang mengharuskan ia berjalan dengan bantuan sebuah tongkat.

Pada suatu hari, beberapa psikolog menempatkan Barry pada sebuah koridor yang dipenuhi rintangan seperti kotak dan kursi. Kemudian mereka mengambil tongkat berjalannya dan meminta Barry untuk berjalan di sepanjang koridor.



Hasil dari eksperimen sederhana ini membuka pemahaman baru bagi kita tentang kesadaran. Barry ternyata mampu menavigasi dirinya ketika berjalan melalui koridor tanpa menabrak satupun rintangan.

Barry mengalami “kebutaan penglihatan” atau blindsight, sebuah kondisi dimana seseorang tidak dapat melihat tetapi pikiran bawah sadarnya dapat merasakan apa yang ada disekelilingnya.

Pada kasus lainnya, seorang pria yang juga menderita blindsight (panggil saja dia Rick) ditempatkan di depan sebuah layar dan diminta untuk menebak (dengan beberapa pilihan) apa saja objek yang muncul di layar. Rick bersikeras mengatakan bahwa ia tidak mengetahui apa yang ada pada layar dan ia hanya sekedar menebak saja, dan ternyata ia berhasil menebak dengan tingkat akurasi 90 persen.

Blindsight disebabkan oleh kerusakan pada sebuah area di otak bernama korteks visual primer. Area ini adalah bagian otak yang bertanggung jawab pada kemampuan penglihatan seseorang. Kerusakan pada area korteks visual primer membuat seseorang mengalami kebutaan, terkadang kebutaan total, terkadang parsial.

Dan apa yang terjadi ketika seseorang mengalami blindsight? Mata menerima cahaya dan merubahnya menjadi informasi yang kemudian dikirimkan ke otak. Informasi ini dikirimkan melalui serangkaian jalur menuju otak hingga akhirnya sampai pada area korteks visual primer.

Pada orang-orang yang mengalami blindsight, area ini mengalami kerusakan dan tidak dapat memproses informasi dengan baik, sehingga informasi yang terkirim tidak pernah sampai pada kesadaran seseorang. Tetapi informasi tersebut masih diproses pada area lainnya pada sistem visual di otak yang tidak mengalami kerusakan, yang memungkinkan seseorang dengan blindsight melakukan berbagai macam pekerjaan seperti yang dilakukan oleh Barry dan Rick.

Blindsight atau kebutaan penglihatan adalah contoh dari sebuah fenomena umum, tentang apa yang terjadi pada otak di luar kesadaran kita. Kondisi ini terjadi pada orang-orang dengan blindsight ataupun dengan penglihatan normal.



Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambar-gambar erotis dapat menarik perhatian kita, bahkan ketika kita sama sekali tidak menyadarinya. Penelitian lainnya mengungkapkan bahwa kita dapat dengan akurat menilai warna dari sebuah objek tanpa melibatkan kesadaran. 

Kondisi blindsight masih menjadi kontroversi di kalangan ilmuwan. Beberapa filsuf dan psikolog masih memperdebatkan apakah orang-orang dengan blindsight memiliki kesadaran atas apa yang ada di depan mereka, walaupun hal ini masih sulit untuk dimengerti. 

Dan pemikiran ini juga sulit untuk diungkapkan, karena untuk memastikan apakah seseorang memiliki “kesadaran” pada hal tertentu adalah pekerjaan yang rumit dan sangat sulit. Tidak ada “tes” untuk menguji kesadaran seseorang. Kita tidak bisa menggunakan instrumen atau monitor untuk menguji apakah seseorang memiliki kesadaran akan sesuatu – semua ini ada dalam lingkup pengalaman pribadi.

Yang bisa kita lakukan adalah melakukan wawancara pada para relawan. Tetapi menginterpretasikan apa yang seseorang ceritakan tentang pengalaman mereka adalah pekerjaan yang tidak mudah.

Dari laporan hasil penelitian tentang kesadaran seringkali mengindikasikan bahwa individu tidak memiliki kesadaran sama sekali atas objek yang ada di depannya (Rick sesekali bersikeras bahwa dia tidak meyakini bahwa ada objek di depannya). Dan individu lainnya dengan blindsight dilaporkan merasakan adanya “bayangan gelap” atau merasakan sesuatu secara visual yang mengindikasikan kemungkinan bahwa masih ada sisa kesadaran dalam diri mereka.

Jadi, apakah bentuk kesadaran yang dimiliki oleh penderita blindsight? Apakah berbeda dengan bentuk kesadaran yang dimiliki oleh setiap orang pada umumnya? Dan pada wilayah mana di otak yang bertanggung jawab pada bentuk kesadaran tersebut? Dan jika mereka memiliki kesadaran, selain pada bagian korteks visual mereka yang rusak, apa yang bisa kita ketahui dari peran bagian lainnya pada otak dalam menghasilkan kesadaran?

Taylor tertarik melakukan penelitian tentang bagaimana para penderita blindsight mengungkap batasan antara penglihatan dan kesadaran. Pada mereka, masih belum jelas apakah konsep kita atas persepsi, kesadaran dan melihat bergantung pada sebuah penjelasan tentang apa yang sedang terjadi apa yang dirasakan.

Dan untuk lebih memahami masalah ini, kita harus menggunakan refleksi filosofis pada konsep yang kita gunakan dan asumsi yang kita buat, dan juga dibutuhkan penelitian ilmiah yang mendalam untuk memahami mekanisme dari pemikiran dan kesadaran.


, Birmingham Fellow in Philosophy, University of Birmingham

The Conversation