BAGIKAN
Credit: Tina Bosse/ Unsplash

Tentunya belum pernah terpikir oleh kita semua bahwa hanya dengan melapisi permukaan toilet, anda bisa menyelamatkan bumi kita dengan menghemat pemakaian air bersih. Semua itu akan terwujud berkat hasil riset para ilmuwan yang tergabung dalam satu tim peneliti menanggapi serius masalah ini. Mereka berhasil menciptakan material pelapis permukaan toilet yang memungkinkannya untuk mengurangi jumlah air yang digunakan untuk menyiram sebanyak 60 persen dari yang biasa digunakan saat ini dan mampu membersihkan dengan hanya 10 persen.

Dengan mempertimbangkan ada lebih dari 141 miliar liter (37 juta gallon) air bersih yang digunakan secara global setiap hari hanya untuk menyiram toilet, penemuan ini berpotensi untuk menghemat banyak sekali air bersih.

“Tim kami telah berhasil mengembangkan material pelapis yang kuat dan mirip dengan material alami, yang mampu menyingkirkan cairan, kotoran dan bakteri, sehingga memungkinan sebuah toilet membersihkan diri sendiri tanpa memerlukan banyak air,” kata Tak-Sing wong, insinyur bidang ilmu teknik biomedis dari Pennsylvania State University.




Material pelapis ini bisa diaplikasikan pada permukaan yang telah ada dengan menggunakan bantuan dua macam cairan dalam satu botol spray. Yang pertama akan menumbuhkan rambut mikroskopis pada permukaan bagian mangkuk toilet, dan yang kedua akan menambahkan lapisan pelumas di atasnya.  

Produk pelapis ini akan memecahkan masalah sering yang timbul oleh feses di dalam toilet, dari perspektif cara membersihkannya, karena feses cenderung akan lengket,sehingga sulit dibersihkan. Ketika menguji coba lapisan ini dengan materi faeces sintesis yang dibuat di laboratorium, para peneliti menemukan bahwa 90 persen dari feses palsu ini langsung tergelincir turun dari permukaan toilet.

Para peneliti juga mengujicobakan material pelapis ini dengan faeces asli, -yang didonasikan secara anonim- dan mendapatkan hasil yang sama bagusnya. Bahkan lebih baik, lapisan pelumasnya mampu secara efektif membasmi bakteri dalam waktu yang bersamaan, dimana artinya diperlukan lebih sedikit bahan kimia untuk membersihkannya.

Material pelapis ini, yang diberi nama oleh tim sebagai pelapis liquid-entrenched smooth surface (LESS), bisa diaplikasikan dalam hitungan menit dan bisa bertahan hingga 500 kali penyiraman toilet. Bisa bermanfaat untuk mengurangi pemakaian air di rumah, dan juga bagi toilet-toilet umum.




Dan untuk negara-negara berkembang, dimana banyak toilet-toilet tanpa sanitasi yang memadai karena tidak tersedianya air bersih, dengan menggunakan pelapis LESS maka toilet-toilet akan lebih nyaman dan bersih tanpa perlu proses pembersihan dan juga perawatan yang rutin.

Kini, dengan kondisi hampir 25 persen negara-negara di dunia mengalami krisis air bersih, inovasi ini tentunya akan banyak membantu dunia ketiga dalam hal mengurangi pemakaian air untuk higiene, membuat lingkungan menjadi lebih bersih, sehingga kesehatan masyarakat juga akan meningkat. Alasan inilah yang membuat penemuan ini dianggap semakin penting.

Masih ada beberapa tantangan yang masih perlu diatasi. Salah satu contoh, ketika pelapis ini secara langsung mengenai air atau faeces, akan mempercepat proses penipisan pelapis tersebut sehingga pelapisan ulang harus dilakukan setiap 10-50 kali penyiraman.

Sementara itu, ahli material Mark Miodownik dari University College London, yang tidak terlibat langsung dalam penelitian ini mengatakan sangat mendukung riset ini, dan juga menambahkan bahwa masih banyak pertanyaan tentang hasil penelitian ini yang harus diberikan jawaban.

“Seperti yang dituliskan pada laporan penelitian ini, toilet yang telah dilapisi material ini, membutuhkan lebih sedikit air pada setiap penyiraman untuk pembersihannya, dan tingkat kebersihan toilet menjadi lebih baik,” Miodownik mengatakan pada Guardian.

Hanya satu kekhawatiran saya, tetapi saya yakin para ilmuwan nantinya akan bisa mengatasinya, adalah apa yang terjadi pada lapisan ini, ketika terbawa oleh air dalam pemakaiannya, apakah zat kimia yang ada di dalamnya akan merusak lingkungan jika nantinya diaplikasikan secara global?


Para peneliti kini dengan membentuk sebuah perusahaan startup untuk memasarkan produk ini secara komersial di seluruh dunia. Dan mungkin tidak lama lagi, pelapis ini bisa digunakan secara luas.

“Tujuan utama kami adalah membawa teknologi yang bermanfaat ke pasar dunia, sehingga setiap orang bisa merasakan manfaatnya,” kata Wong. “Untuk memaksimalkan manfaat dari teknologi pelapis kami ini, sepertinya kami harus keluar dari laboratorium kami.”

Hasil riset ini telah dipublikasikan dalam Nature Sustainability.