Para peneliti dari University of Central Florida telah mengembangkan sebuah cara untuk mengontrol kecepatan cahaya. Mereka tidak hanya saja dapat mempercepat sebuah pulsa cahaya namun juga mampu memperlambatnya, bahkan dapat membuatnya bergerak mundur.
Hasilnya dipublikasikan di jurnal Nature Communications .
Pencapaian ini merupakan langkah besar dalam penelitian yang suatu hari nanti dapat mengarah pada komunikasi serat optik yang lebih efisien, karena teknik ini dapat digunakan untuk mengurangi kelambatan dalam pengiriman data dan mencegah kehilangan informasi. Dan dengan semakin banyaknya peralatan yang digunakan secara online sehingga kecepatan dalam mentransfer data menjadi lebih tinggi, pengaturan yang dapat dilakukan terhadap cahaya semacam ini akan diperlukan.
Upaya-upaya sebelumnya untuk mengendalikan kecepatan cahaya termasuk memasukkan cahaya melalui berbagai bahan untuk menyesuaikan kecepatannya. Namun, teknik baru ini memungkinkan menyesuaikan kecepatan cahaya untuk pertama kalinya di tempat terbuka, tanpa menggunakan bahan jalan pintas untuk mempercepat atau memperlambatnya.
“Ini adalah demonstrasi pertama yang jelas untuk mengendalikan kecepatan pulsa cahaya di ruang terbuka,” kata rekan penulis studi Ayman Abouraddy, seorang profesor di UCF’s College of Optics and Photonics. “Dan itu membuka pintu untuk banyak aplikasi, salah satunya menjadi buffer optik, tetapi yang paling penting dilakukan dengan cara sederhana, dapat diulang dan dapat diandalkan.”
Abouraddy dan rekan penulis studi Esat Kondakci menunjukkan bahwa mereka dapat mempercepat pulsa cahaya hingga 30 kali kecepatan awal cahaya, memperlambatnya hingga setengah kecepatan cahaya, dan juga membuat pulsa cahaya bergerak mundur.
Para peneliti dapat mengembangkan teknik dengan menggunakan perangkat khusus yang dikenal sebagai modulator cahaya spasial untuk mencampur sifat ruang dan waktu cahaya, sehingga memungkinkan mereka untuk mengontrol kecepatan pulsa cahaya. Pencampuran dari dua sifat adalah kunci dari keberhasilan teknik.
“Kami dapat mengontrol kecepatan pulsa cahaya dengan masuk ke dalam pulsa itu sendiri dan mengatur ulang energinya sedemikian rupa sehingga ruang dan tingkat kebebasannya tercampur satu sama lain,” kata Abouraddy.
“Kami sangat senang dengan hasil ini, dan kami sangat berharap itu hanya titik awal penelitian masa depan,” katanya.