BAGIKAN
Fusion Medical Animation / Unsplash

Penelitian yang dipimpin oleh University of Southampton telah mengungkap fitur mendasar dari coronavirus SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID19. Para peneliti telah menghasilkan model pertama dari lonjakan virus yang menunjukkan bagaimana virus tersebut menyamarkan dirinya untuk masuk ke dalam sel manusia tanpa terdeteksi oleh kekebalan tubuh. Selain itu, protein yang dimiliki virus juga menjadi target dalam penelitian ini untuk menemukan antibodi dan vaksin yang tepat. Temuan penelitian ini dapat memberikan informasi penting untuk membantu para ilmuwan saat ini dalam menemukan vaksin.

Virus SARS-CoV-2 memiliki sejumlah besar objek berbentuk paku (spike) yang mencuat dari permukaannya. Biasanya, digunakan untuk menempel dan memasuki sel-sel dalam tubuh manusia. Paku-paku ini dilapisi oleh sejenis zat gula yang dikenal sebagai glikan. Sehingga, dapat membantu virus dalam menyamarkan proteinnya yang pada akhirnya terhindar dari kekebalan tubuh kita.

Wikpedia

Tim peneliti, yang dipimpin oleh Profesor Max Crispin, mempelajari struktur glikan (polisakarida yang tersusun dari glukosa) yang menutupi permukaan yang menyebabkan suatu mimesis (penyamaran) dari lonjakan virus, menggunakan peralatan yang sebelumnya dibeli melalui hibah dari Bill dan Melinda Gates Foundation melalui Collaboration for AIDS Vaccine Discovery.

Mereka kemudian dapat memetakan struktur glikan yang memberikan informasi penting tentang bagaimana permukaan protein virus dapat terhindar dari antibodi, ini merupakan langkah penting dalam merancang suatu vaksin.

“Dengan melapisi diri mereka menggunakan zat gula, virus seperti serigala berbulu domba,” jelas Profesor Crispin. “Tetapi salah satu temuan kunci dari penelitian kami adalah bahwa terlepas dari seberapa banyak zat gula yang ada, virus corona ini tidak sangat terlindung seperti beberapa virus lainnya.”

“Seperti virus HIV, yang berkeliaran pada seseorang, harus menghindari sistem kekebalan tubuh terus-menerus dan mereka memiliki lapisan glikan yang sangat padat sebagai perisai untuk sistem kekebalan tubuh; tetapi dalam kasus virus corona, perisai yang lebih rendah oleh gula yang melekat mungkin mencerminkan bahwa ia adalah sejenis virus ‘hit and run“, bergerak dari satu orang ke orang lain, namun kepadatan glikalnya yang lebih rendah menandakan sedikit hambatan bagi sistem kekebalan untuk menetralkan virus dengan antibodi. Jadi ini berupa pesan yang sangat menggembirakan terhadap pengembangan vaksin. “

Di Southampton, tim Profesor Crispin bekerja sama dengan tim Jason McLellan dari University of Texas yang merupakan orang pertama yang telah menentukan struktur SARS-CoV-2. Mereka telah merilis temuan mereka sebelum peer-review di server preprint BioRxiv.