BAGIKAN
(Milojevic et al., Scientific Reports 2019)

Penelitian ini dilakukan terhadap batuan meteorit seberat 120 kilogram yang ditemukan pada tahun 2000. Menunjukkan jejak-jejak dari mikroba yang telah mengonsumsi kandungan mineral yang terdapat di dalamnya.

Dikenal sebagai Northwest Africa 1172 (NWA 1172). Potongan meteorit ini telah dikolonisasi oleh mikroorganisma bersel satu Metallosphaera sedula. Prosesnya, bahkan lebih cepat dibandingkan pada bahan-bahan yang berasal dari Bumi, para peneliti menyimpulkan.

Berbagai jenis mikroba dapat hidup dalam keadaan lingkungan yang ekstrem. Sebuah kondisi di mana tidak ditemui cahaya atau oksigen sama sekali. Misalnya, sebuah lokasi yang letaknya jauh di kedalaman Bumi. Juga di ruang angakasa, sebagaimana jejaknya yang telah ditemukan pada batuan planet Mars.




Dengan demikian, setidaknya ini bisa menjadi bekal petunjuk dan wawasan baru bagi kita. Terutama dalam memperkirakan bagaimana kehidupan untuk pertama kalinya muncul. Bumi purba yang kondisinya saat itu sangat minim akan sumber nutrisi untuk kehidupan. Namun seringnya kedatangan meteorit yang menghantam Bumi, bisa membawa serta mineral yang dapat memicu berawalnya kehidupan di Bumi purba. Meski pada taraf yang paling sederhana sekalipun.

Batuan meteorit yang berlimpah saat itu, dianggap sebagai sumber bagi unsur langka seperti fosfor, misalnya. Belum lagi beberapa senyawa organik yang jauh lebih kompleks. Pada akhirnya bahan-bahan dari luar angkasa ini berpotensi sebagai sumber nutrisi dan energi yang dapat diakses oleh mikroorganisme di Bumi purba.

Tim internasional yang dipimpin oleh astrobiologis Tetyana Milojevic dari University of Vienna, yang memeriksa sidik jari mikroba pada bahan meteorit menunjukkan bahwa Sedula M. dapat menyerap dan memproses material dari luar angkasa. Hasil dari penelitiannya dipublikasikan di jurnal Scientific Reports.

Mikroorganisme kemolitotrop adalah jenis bakteri yang menggunakan oksidasi zat anorganik sebagai sumber energinya.  Meteorit mungkin telah menghasilkan berbagai senyawa penting yang memfasilitasi evolusi kehidupan, seperti yang kita kenal di Bumi.




“Kebugaran meteorit tampaknya lebih bermanfaat bagi mikroorganisme purba tersebut daripada pola makan pada sumber mineral terestrial. NWA 1172 adalah material multilogam yang mungkin menyediakan lebih banyak logam jejak untuk memfasilitasi aktivitas metabolisme dan pertumbuhan mikroba. Selain itu, porositas NWA 1172 mungkin juga mencerminkan tingkat pertumbuhan superior dari M. sedula “, kata Tetyana Milojevic.

(Milojevic et al., Scientific Reports 2019)

Dengan menganalis pada skala nanometer, para peneliti dapat menemukan pertukaran unsur-unsur anorganik dari meteorit menuju sel mikroba dan menyelidiki bagaiman perilaku reduksi oksidasi besi.



Dengan menggabungkan beberapa teknik analisa spektroskopi dan mikroskop elektron, para peneliti mengungkapkan serangkaian sidik jari biogeokimia yang tersisa pada pertumbuhan M. sedula pada meteorit NWA 1172.

“Investigasi kami memvalidasi kemampuan M. sedula untuk melakukan biotransformasi mineral meteorit, mengurai sidik jari mikroba yang tertinggal pada bahan meteorit, dan memberikan langkah selanjutnya menuju pemahaman tentang biogeokimia meteorit”, simpul Milojevic.