BAGIKAN
Nancy Roman dengan model Orbiting Solar observatory (OSO), 1962. (NASA.gov)

NASA baru-baru ini mengumumkan Teleskop angkasa terbaru miliknya dengan nama Grace Roman Space Telescope. 

Dr. Nancy Grace Roman adalah seorang astronom wanita yang menjadi otak dari banyak misi observasi yang telah dilakukan NASA selama beberapa dekade. Selama 21 tahun ia berkarir di NASA, Roman telah berhasil mengembangkan dan meluncurkan beberapa teleskop angkasa untuk meneliti matahari, angkasa luar dan atmosfer bumi. Dia dikenal atas hasil karyanya dalam mengembangkan konsep teleskop angkasa Hubble, yang hingga kini telah 30 tahun berada di orbit.

Roman mendapat julukan “ibu dari Hubble” atas perannya dalam pengembangan konsep dan pembangunan teleskop tersebut. Ketika pertama kali diluncurkan pada tahun 1990, Hubble adalah teleskop observasi terbesar milik NASA yang didesain untuk bisa melampaui batas pengetahuan manusia tentang dunia kosmos.



Roman juga pernah menjabat sebagai kepala departemen astronomi pertama NASA, dan juga wanita pertama yang memegang posisi eksekutif pada badan antariksa tersebut. Dia meninggal dunia pada tahun 2018.

“Sumbangsih Roman pada dunia antariksa dan astronomi sangat besar,” kata Thomas Zurbuchen, associate administrator NASA bidang sains, ketika NASA mengumumkan nama satelit angkasa terbarunya.

Nancy Roman di Goddard Space Flight Centre milik NASA pada tahun 1970-an (NASA).

Zurbudchen berkata bahwa berkat jasa Roman, maka dunia astromoni angkasa bisa berkembang seperti sekarang ini.

Zurbudchen manambahkan bahwaats dasar visi, pemikiran, dan kepemimpinan Roman di badan angkasa tersebut, mereka memutuskan untuk mendedikasikan namanya sebagai nama teleskop angkasa terbaru yang sedang dibangun oleh NASA.

NASA berencana untuk meluncurkan sebuah teleskop angkasa baru, yang semula bernama Wide InfraRed Survey Teleskop (WFIRST) menuju orbit Bumi pada pertengahan tahun 2020.

Dalam misi selama lima tahun, teleskop angkasa Roman akan melakukan pengukuran intensitas cahaya dari berbagai galaksi dan melakukan survey pada inti dari galaksi Bima Sakti dan diharapkan akan menemukan sekitar 2.600 planet baru serta mengambil gambar planet-planet tersebut.

Cakupan pengamatan dari teleskop angkasa terbaru ini terbaru ini akan mencapai 100 kali lebih luas dari Hubble. Setiap gambar yang diambil akan berukuran 100 kali ukuran piksel dari gambar yang pernah diambil Hubble.

Cakupan observasi yang luas ini akan membantu ilmuwan untuk menguji teori relativitas umum Albert Einstein dan juga mencari jejak “energi gelap”, energi misterius yang diperkirakan mengisi hampir 68 persen semesta dan juga memicu semesta untuk terus mengembang.



Roman dilahirkan di Nashville, 16 Mei 1925. Ketika kecil, dia gemar menggambar bulan. ketika malam tiba, ibunya, seorang guru musik, akan mengajaknya keluar untuk mengamati konstelasi bintang dan aurora borealis di atas langit. Ayahnya, seorang geofisikawan, selalu ada untuk menjawab setiap “pertanyaan sains” yang diajukannya.

Selama masa kanak-kanak, ketertarikannya pada dunia kosmos terus bertumbuh. Ketika berada di kelas 5 dan 6 sekolah dasar, Roman membentuk sebuah klub astronomi bersama teman-temannya untuk mempelajari konstelasi bintang. Dan ketika duduk di kelas 7, dia memutuskan akan menjadi seorang astronom jika dewasa nanti.

“Saya tahu harus menempuh dua belas tahun lagi untuk menyelesaikan pendidikan, dan pada saat itu saya membayangkan, jika saya tidak berhasil menjadi astronom, saya bisa mengajar ilmu fisika atau matematika di sekolah menengah atas,” kata Roman pada NASA.

Dia lulus dari University of Chicago pada tahun 1949 dengan gelar Ph.D bidang astronomi- satu dari sedikit wanita di dunia yang mampu meraih gelar tersebut pada saat itu.

Pada saat itu, roman sama sekali tidak mendapat dukungan atas pilihannya. Sejak awal, dia selalu diberitahu, bahwa wanita tidak akan bisa menjadi seorang ilmuwan. 

Nancy berkarir di NASA pada tahun 1959 hingga 1979 sebagai kepala departemen astronomi dan mulai mengembangkan konsep teleskop Hubble. Hingga masa pensiun, Roman masih berperan sebagai konsultan bagi NASA dan ikut mengadvokasi proyek pengembangan teleskop angkasa Hubble dan program observatorium raksasa. 

Hubble akhirnya diluncurkan pada tahun 1990 dengan menumpang pesawat angkasa Discovery. Menurut NASA, dalam tiga dekade sejak diluncurkan, teleskop angkasa ini telah melakukan lebih dari 1,4 juta observasi, dan para astronom telah menggunakan data Hubble hingga dihasilkan lebih dari 17.000 publikasi ilmiah peer-reviewed.

Roman berdiri di sebelah model teleskop angkasa Hubble skala 1/6 di pusat pengendalian operasi teleskop angkasa NASA, Goddard Space Flight Center, Greenbelt, Maryland, pada 31 Maret 2017. (NASA/GSFC/Jim Jeletic)

Lensa teleskop Hubble telah berhasil menangkap banyak gambar-gambar menakjubkan dari planet-planet yang berjarak sangat jauh dari bumi, peristiwa tabrakan objek-objek angkasa, kelahiran dan kematian galaksi dan bintang-bintang. Hubble juga membantu para ilmuwan untuk bisa mengungkap misteri materi gelap, mengukur pengembangan semesta, dan menemukan lubang hitam supermasif di pusat banyak galaksi di semesta ini.

NASA mengabadikan nama Roman pada sebuah teleskop angkasa miliknya, agar kita semua bisa mengingat semua kontribusi yang telah ia berikan pada dunia astronomi dan juga dunia kosmos.