BAGIKAN

Dengan menggunakan pemelajaran mesin, kolaborasi antara ilmuwan komputer dan ahli biologi dari University of Western Ontario telah mengidentifikasi suatu acuan yang mendasari  karakteristik khas genom untuk 29 urutan DNA COVID-19 yang berbeda-beda.

Melalui alat baru ini akan memungkinkan para peneliti untuk lebih mudah dan lebih cepat lagi dalam mengklasifikasikan virus mematikan seperti COVID-19 hanya dalam hitungan menit saja — suatu proses dan langkah yang sangat penting untuk perencanaan yang strategis dan memobilisasi kebutuhan medis selama pandemi.

Studi ini juga mendukung hipotesis ilmiah bahwa COVID-19 (SARS-CoV-2) berawal pada kelelawar sebagai Sarbecovirus, subkelompok Betacoronavirus.

Temuan dan hasil dari penelitian ini telah diterbitkan di jurnal PLOS ONE.

Sistem pengklasifikasian ini dianggap sangat cepat, skalabel, dan sangat akurat. Dengan menggunakan sebuah perangkat lunak khusus berbasis grafis, dan juga pendekatan pohon keputusan terbaru untuk menggambarkan klasifikasinya. Dengan demikian  dicapai pilihan terbaik dari semua hasil yang memungkinkan.

Metode pemelajaran mesin ini pengklasifikasiannya mencapai keakuratan hingga 100 persen dari urutan COVID-19. Dan yang paling penting, menemukan hubungan yang paling relevan di antara lebih dari 5.000 genom virus yang lainnya, hanya dalam beberapa menit saja.

“Yang kami butuhkan adalah urutan DNA COVID-19 untuk menemukan pola urutan intrinsiknya sendiri. Kami menggunakan pola karakter khas dan pendekatan logis untuk mencocokkan pola itu semirip mungkin dengan virus lainnya dan mencapai tingkat klasifikasi yang baik dalam hitungan menit — bukan hari, bukan jam, tapi menit,” kata Hill.

Alat pengklasifikasian ini telah digunakan untuk menganalisis lebih dari 5.000 urutan genom virus yang unik, termasuk 29 urutan COVID-19 yang telah tersedia.

Hill percaya bahwa alat tersebut dapat mengklasifikasikan urutan virus yang baru ditemukan dari COVID-19 atau yang lainnya. Dengan demikian, akan menjadi suatu komponen penting sebagai sarana untuk pengembangan berbagai vaksin dan obat-obatan. Juga akan membantu para pekerja kesehatan di garis depan, para peneliti dan ilmuwan selama pandemi global ini dan di masa yang akan datang.