Teorema Area Hawking memperkirakan bahwa area dari horizon peristiwa lubang hitam tidak akan pernah menyusut. Stephen Hawking telah mengemukakan teorinya tersebut di tahun 1971, dan dikenal sebagai teorema area Hawking. Untuk pertama kalinya, para ilmuwan telah mengonfirmasi atas teori Hawking tersebut. Hasil temuan ini telah diterbitkan di Physical Review Letters.
Horizon peristiwa adalah suatu area disekitar lubang hitam, yang di dalamnya peristiwa-peristiwa tidak dapat memengaruhi pengamat yang berada di luar. Ini adalah suatu batas di mana tidak ada yang bisa lolos, termasuk cahaya. Berdasarkan teorema Area Hawking Horizon peristiwa hanya bisa berkembang lebih besar namun tidak boleh lebih kecil dari total luas horizon lubang hitam induknya. Karena lubang hitam hanya dapat memperoleh massa, di bawah relativitas umum, horizon peristiwa seharusnya hanya dapat bertambah besar.
Pada tahun 2015, para ilmuwan untuk pertama kalinya berhasil mendeteksi gelombang gravitasi melalui observatorium LIGO. Sinyal dari gelombang gravitasi ini dikenal sebagai GW150914. Sinyal tersebut berasal dari penggabungan dua buah lubang hitam yang menjadi sebuah lubang hitam baru. Peristiwa ini diiringi oleh sejumlah besar riak energi yang melintasi ruang-waktu sebagai gelombang gravitasi.
Sekarang, para fisikawan dari MIT kembali menganalisis lebih dalam hasil dari pendeteksian tersebut. Mengobservasi bagaimana sinyal dari GW150914 sebelum dan sesudah tumbukan kosmik. Mereka menemukan sebagaimana yang diprediksi oleh Hawking, bahwa total area horizon peristiwa tidak berkurang setelah terjadinya penggabungan dari dua buah lubang hitam yang bertabrakan.
Bagaimanapun teorema area Hawking sepertinya sejalan dengan hukum kedua termodinamika. Di mana menyatakan bahwa entropi, atau tingkat ketidakteraturan dalam suatu objek, juga tidak boleh berkurang. Entropi akan selalu meningkat dalam suatu sistem yang terisolasi. Dan faktanya, entropi lubang hitam bergantung pada luasnya.
Kesamaan antara kedua teori tersebut menunjukkan bahwa lubang hitam dapat berperilaku sebagai objek termal yang memancarkan panas — proposisi yang membingungkan, karena lubang hitam pada dasarnya dianggap tidak pernah melepaskan energi, atau memancar.
Hawking akhirnya menggabungkan dua ide tersebut pada tahun 1974, menunjukkan bahwa lubang hitam dapat memiliki entropi dan memancarkan radiasi dalam rentang waktu yang sangat lama jika efek kuantumnya diperhitungkan. Dalam rentang waktu yang sangat lama, lubang hitam akan kehilangan massanya dalam bentuk sejenis radiasi dari benda hitam yang dikenal sebagai radiasi Hawking. Jadi masih mungkin bahwa horizon peristiwa dari lubang hitam pada akhirnya bisa berkurang.
“Data menunjukkan dengan keyakinan luar biasa bahwa area cakrawala meningkat setelah penggabungan, dan bahwa hukum area dipenuhi dengan probabilitas yang sangat tinggi,” kata penulis utama Maximiliano Isi, seorang Anggota Postdoctoral NASA Einstein di Kavli Institute for Astrophysics and Space Research MIT, dalam sebuah pernyataan.
“Sangat melegakan bahwa hasil kami sesuai dengan paradigma yang kami perkirakan, dan mengkonfirmasi pemahaman kami tentang penggabungan lubang hitam yang rumit ini.”
“Kita dapat terus menguak potongan informasi yang berbicara langsung dengan pilar dari apa yang kita pikir kita pahami. Suatu hari, data ini mungkin mengungkapkan sesuatu yang tidak kita duga.”