BAGIKAN

Sebuah perusahaan desain di Kanada bernama Hyperstealth telah mengembangkan teknologi kamuflase yang dikenal dengan Quantum Stealth, yang dapat menciptakan sebuah lembaran unik yang dapat menyembunyikan objek menjadi tak kasat mata seperti jubah ajaib Harry Potter.

Lembaran ini seperti sebuah tabir setipis kertas, tidak mahal, dan tidak membutuhkan sumber listrik. Meskipun belum sempurna dalam menghilangkan berbagai benda yang berada di belakangnya, lembaran tersebut dapat melakukan pekerjaan penyembunyian yang cukup baik.

Teknil ini hampir sama dengan yang terjadi pada apa yang dikenal lensa lenticular. Misalnya, ketika kita melihat sebuah objek yang sebenarnya digambar secara 2 dimensi pada sebuah bidang datar, namun tampak menjadi benar-benar nyata dalam 3 dimensi, tergantung dari sudut mana Anda melihatnya. 



Dengan cara yang sama, bahan ini dapat membelokkan cahaya sedemikian hingga hanya benda-benda yang sangat dekat atau sangat jauh yang dapat dilihat, sementara objek yang tepat berada di belakangnya pada jarak tertentu menjadi tidak akan terlihat.

Materi ini memiliki kemampuan broadband dan mampu membelokkan cahaya dari pertengahan dan hampir ultraviolet hingga ke cahaya inframerah. Mengingat kemampuan kamera menjadi buruk saat bekerja di luar spektrum cahaya tampak, efeknya menjadi jauh lebih jelas dan luar biasa ketika materi dilihat melaluinya.



Bahannya tidak terpengaruh oleh warna-warna dari apa yang akan disembunyikannya tetapi hal itu mengubah latar belakangnya. Orang hanya tidak akan bisa melihat dan membedakan secara jelas, apa yang berada di belakang bahan ini.

Teknologi ini mulai dikembangkan oleh Guy Cramer dari Hyperstealth pada tahun 2010, dan sejak itu ia telah bekerja dengan organisasi militer untuk mengembangkannya. Dia baru-baru ini mengajukan empat paten terkait teknologi ini dan  menerbitkan serangkaian video tentang cara kerjanya.

Secara fisika, benda-benda yang nampak hilang bekerja sesuai prinsip yang dikenal sebagai hukum Snellius. Setiap bahan memiliki indeks bias tertentu, jumlahnya tergantung pada kecepatan cahaya dalam materi itu dibandingkan dengan kecepatan cahaya dalam ruang hampa.

Efek yang sama seperti saat Anda memasukkan sebuah sendok ke dalam segelas air yang akan tampak menjadi aneh. Begitupun yang membuat sebuah kolam tampak lebih dangkal dari yang sebenarnya. Ketika cahaya bergerak di antara dua bahan yang berbeda kerapatannya, sudut di mana ia bergerak akan berubah tergantung pada indeks biasnya. Jadi dengan cerdik bahan-bahan itu mungkin berhasil membangun sesuatu yang memiliki blindspot. Dan di situlah tembus pandang terjadi.