BAGIKAN
KeYang

Menurut sebuah makalah yang baru-baru ini diterbitkan di jurnal Geology, Grand Canyon yang berada di Arizona AS memiliki kembarannya yang terpisah oleh benua dan lautan, di Tasmania.

Para ahli geologi dari Monash University di Melbourne ingin mengetahui tentang serangkaian formasi bebatuan di Tasmania, Australia, yang tampak mencurigakan karena mirip dengan yang berada di Grand Canyon. Menurut penulis penelitian, Jack Mulder, bebatuan tersebut seharusnya tidak pada tempatnya.

Namun setelah melewati pengujian secara kimia, para peneliti telah memastikan bahwa batuan yang berada di Tasmania terdapat kecocokkan dengan yang berada di Grand Canyon. Keduanya mengandung mineral dengan sidik jari geokimia yang identik.

Tim tersebut mendasarkan kesimpulan mereka pada stratigrafi [studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta distribusi perlapisan tanah dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan sejarah Bumi] serupa, usia pengendapan, dan detrital [adalah istilah yang digunakan dalam referensi untuk sedimen atau batuan sedimen yang terdiri atas partikel yang diangkut dan disimpan oleh angin, air atau es] distribusi usia zirkon U-Pb dan distribusi Hf isotop. Hasilnya menunjukkan formasi batuan kuno ini dulunya sama – dan itu bisa memiliki implikasi geologi yang besar.

“Kami menyimpulkan bahwa meskipun sekarang berada di sisi berlawanan dari planet ini, Tasmania pasti pernah menyatu dengan Amerika Serikat bagian barat,” kata Mulder kepada New Scientist.

Batuan tak biasa di Taman Nasional Rocky Cape, Tasmania. [Credit: Rob D – Stock] Photos/Shutterstock
Hari ini, Bumi terbagi menjadi tujuh benua tetapi ini tidak selalu demikian kenyataanya dan tidak akan tetap seperti itu selamanya. Para ilmuwan berpikir di waktu berikutnya ke semua tujuh benua akan bergabung kembali di 50 juta hingga 200 juta tahun mendatang dan mereka telah menamai superbenua ini: Amasia.

Selama beberapa ratus juta tahun ke depan, Lautan Arktik dan Laut Karibia akan lenyap, dan Asia akan menabrak Amerika membentuk hamparan super yang akan membentang di sebagian besar belahan Bumi Utara. Itu adalah kesimpulan dari analisis baru dari pergerakan daratan raksasa ini, menurut Sid Perkins di Science.

Menurut model ini, superbenua berikutnya – sebuah daratan luas yang dijuluki Amasia, yang pada tahap paling awal akan menggabungkan Asia dengan Amerika – akan membentang di sebagian besar belahan Bumi Utara, para peneliti menyarankan

Ada beberapa superbenua dalam sejarah Bumi, Pangea yang paling terkenal (dan terbaru). Namun sebelum itu, 1,3 miliar hingga 750 juta tahun lalu ada Rodinia, yang dalam bahasa Rusia berarti ‘ibu pertiwi, tempat kelahiran’.

Rodinia pecah menjadi benua yang lebih kecil ratusan juta tahun yang lalu, bertepatan dengan periode pendinginan global yang ekstrim yang mungkin tidak sepenuhnya kebetulan. Tapi mencari tahu bagaimana benua-benua saat ini bisa saling cocok untuk membentuk daratan seperti Rodinia telah terbukti menjadi tantangan.

Si kembar Grand Canyon dapat membantu memecahkan sepotong kecil teka-teki itu, memberikan bukti bahwa 1,1 miliar tahun yang lalu, Australia modern dan pantai barat Amerika Utara melekat.

Alan Collins, seorang profesor ilmu bumi di University of Adelaide, Australia, telah mengatakan sejauh ini kepada New Scientist, tentang makalah yang menunjukkan Tasmania “memegang kunci” untuk menggabungkan geografi tektonik saat itu, sehingga bisa membantu para ahli geologi di masa depan dalam membangun model lempeng Bumi purba secara utuh.