BAGIKAN
(ESA)

Misi BepiColombo, hasil kolaborasi Eropa dan Jepang, baru saja menyelesaikan tahap awal misi, terbang melintas di atas Bumi dalam perjalanan menuju planet target, Merkurius. Misi ini berhasil terbang melintasi Bumi pada tanggal 10 April, yang merupakan bentuk manuver yang memanfaatkan gravitasi bumi untuk “mengayunkan” pesawat angkasa ini menuju pusat tata surya.

Mungkin banyak yang tidak mengerti, mengapa manuver ini perlu dilakukan, tidakkah lebih mudah dengan menerbangkan pesawat angkasa langsung menuju matahari? Jawabnya tidak bisa: semua yang diluncurkan dari bumi harus berkecepatan sama dengan kecepatan yang menahan bumi untuk tidak jatuh menuju matahari. Untuk terbang menuju pusat tata surya, pesawat angkasa harus mengurangi kecepatannya, dan para ilmuwan telah memperhitungkannya dengan cermat bahwa gravitasi Bumi akan menahan pesawat ketika terbang melintas di dekatnya. Jadi, misi ini memanfaatkan gaya gravitasi bumi sebagai ‘penahan’ atau rem pesawat, untuk selanjutnya pesawat akan membelokkan arah menuju pusat dari tata surya. Dan tahapan awal ini berjalan dengan mulus, dan pesawat terbang menuju Merkurius sesuai jadwal.

Pesawat ini sempat mengambil beberapa gambaran indah dari planet kita Ketika berada pada posisi paling dekat dengan Bumi, sekitar 12.700 kilometer (7.890 mil) dari permukaan bumi pada pukul 04.25 UTC, sebelum akhirnya bergerak menjauhi Bumi.


Manuver ini dilakukan tanpa ada intervensi dari tim yang memonitor misi ini dari bumi, walaupun mereka harus terus memantau dengan seksama pergerakan pesawat ketika melewati bayangan Bumi selama 34 menit, karena dalam kurun waktu tersebut, pesawat tidak mendapatkan energi dari sinar matahari.

“Fase gerhana adalah tahap yang paling sulit ketika terbang melintasi bumi, Ketika pesawat angkasa melewati bayangan dari planet kita dan tidak mendapatkan cahaya matahari langsung untuk pertama kalinya sejak diluncurkan,” kata Elsa Montagnon, Manajer operasi pesawat angkasa Bepicolombo untuk ESA.

“Saat-saat ketika kita tahu bahwa panel surya pesawat angkasa mulai menerima cahaya matahari sangat menegangkan. Ketika kami mengetahui sel surya pada pada pesawat angkasa mulai menggantikan sumber daya dengan listrik, kami bisa tahu bahwa BepiColombo akhirnya bisa melewati bayangan Bumi dan siap melanjutkan perjalanan menuju pusat tata surya.”

Ketika terbang melintasi bumi, pesawat terbang perlahan, dan mulai melakukan menyalakan 16 instrumen dan mulai mengumpulkan data dari bumi dan bulan ketika terbang melintasinya, juga mengkalibrasi beberapa sensor pada pesawat yang akan dipergunakan ketika nanti mencapai Merkurius di tahun 2025. Kamera kecil yang ditempatkan di bagian luar pesawat angkasa juga sempat mengambil gambaran planet bumi ketika BepiColombo terbang melintas di dekatnya. Dilengkapi dengan dua buah satelit, misi ini nantinya akan mempelajari medan magnet dari planet Merkurius, juga struktur dalam permukaan planet untuk memahami bagaimana planet terkecil di sistem tata surya ini terbentuk.


“Apa yang telah dicapai hari ini sangatlah berbeda dengan apa yang kami bayangkan beberapa bulan yang lalu,” kata Johannes Benkhoff, ilmuwan proyek BepiColombo ESA, yang memantau misi ini dari rumahnya karena karantina wilayah. “Kami merasa puas ketika tahapan terbang melewati bumi bisa berjalan dengan baik dan kami bisa mengoperasikan beberapa instrumen, dan kini yang kami lakukan adalah menerima dan menganalisa data yang dikirimkan. Data ini sangat penting untuk persiapan BepiColombo ketika nanti melintasi planet Venus pada bulan Oktober.”

Penampakan planet Bumi yang diambil oleh BepiColombo pada tanggal 10 Aril 2020, sebelum mencapai titik terdekat dari bumi. (ESA.BepiColombo/MTM).