BAGIKAN

Sekitar 7000 tahun yang lalu, kenaikan permukaan laut telah merepotkan penduduk kuno di pantai Israel. Mereka membangun sebuah pertahanan berupa dinding penghalang di sepanjang pantai agar tetap selamat.

Namun, dinding yang panjangnya 100 meter, hanya menangguhkan petaka sementara waktu saja. Desa kuno itu akhirnya ditinggalkan warganya lalu tenggelam digenangi oleh air.

“Selama masa Neolitik, masyarakat Mediterania mengalami kenaikan permukaan laut dari 4 hingga 7 mm per tahun. Mungkin sekitar 12-21 cm selama itu (70 cm dalam 100 tahun).” kata Dr Ehud Galili dari Institut Arkeologi Zinman, Universitas Haifa.




“Tingkat kenaikan permukaan laut ini menyebabkan frekuensi  badai ganas yang merusak desa meningkat secara signifikan”

Temuan ini, yang diterbitkan di PLOS ONE, memberikan wawasan baru tentang respon masayarakt kuno terhadap ancaman kenaikan permukaan laut.

Rekonstruksi desa kuno dan tembok laut di Tel Hreiz, Israel. Credit: John McCarthy dan Ehud Galili.

Pemukiman kuno ini adalah Tel Hreiz. Berada pada ketinggian 3 meter di atas permukaan laut yang relatif aman. Tetapi kenaikan permukaan laut pasca gletser mencapai hingga 7 mm setahun. Merupakan suatu ancaman bagi para pendudk dan tempat tinggal mereka.

Situs arkeologis ini pertama kali ditemukan tahun 1960-an. Tapi setelah melewati proses alami, di tahun 2012 mengungkapkan berbagai objek arkeologis yang sebelumnya tidak diketahui. Tepatnya, ketika badai musim dingin yang kuat menyingkap pasir yang menyelimuti sebaris batuan besar. Sebuah badai di tahun 2015 memperlihatkan batu-batuan lainnya.




Di sisi lain, air dan lapisan pasir setebal satu meter menjaga berbagai benda yang tersisa. Biji zaitun, mangkuk, tulang hewan, dan kuburan dari era Neolitikum. Temboknya masih bertahan. Deretan batu besar tersisa, sejajar dengan garis pantai kuno.

“Ini adalah dinding laut tertua di dunia,” kata Jonathan Benjamin, seorang arkeolog kelautan di Flinders University di Australia.

“Ini merupakan bukti pertama dari permasalahan yang sangat nyata yang kita hadapi hari ini”

Namun, ia cepat menekankan perbedaan antara kedua sumber kenaikan permukaan laut. Pada era Neolitikum diakibatkan secara alami oleh zaman es. Sekarang, akibat pemanasan global yang disebabkan oleh kegiatan manusia.

Dikenal dengan Glasial Maksimum Terakhir, adalah periode terakhir dalam sejarah Bumi ketika lapisan es mencapai jangkauan terluasnya. Kemungkinan peristiwa deglasiasi ini memicu kenaikan permukaan laut sekitar 14.500 tahun yang lalu.

Perapian dan rumah-rumah di Tel Hreiz, yang dibangun dari batu sederhana tanpa mortar, akan rentan terhadap air. “Aktivitas gelombang dapat merusak struktur seperti itu,” kata Galili. “Sedikit demi sedikit, kerusakannya menjadi lebih cepat dan lebih sering.”

Tanda-tanda peringatan ini mungkin telah memicu perdebatan serupa dengan yang terjadi pada masyarakat pesisir sekarang, kata Benjamin. “Mereka berusaha keras untuk melindungi rumah mereka.”


“Orang-orang ini mengerti bahwa mereka harus meletakkan batu-batu besar di sana, bukan batuan kecil.” kata Marie Jackson dari Universitas Utah yang bukan anggota tim peneliti, kepada Washington Post.

“Mereka jelas berpikir ke depan, bahwa mereka berharap tembok ini bisa bertahan lama,”

“Tidak ada struktur bangunan lainnya atau yang serupa diketahui  di salah satu desa terendam di kawasan ini. Menjadikan situs Tel Hreiz sebagai contoh unik dari bukti nyata untuk tanggapan manusia terhadap kenaikan permukaan laut di era Neolitik” kata Benyamin.

“Banyak pertanyaan mendasar manusia dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan ketahanan manusia, pertahanan pantai, inovasi teknologi, dan keputusan untuk akhirnya meninggalkan permukiman lama tetap relevan,” kata  Galili.