BAGIKAN

Kenapa harus menangis? sebab apa fenomena ini muncul? Ada orang yang cepat sekali untuk menangis meluapkan emosinya. Sebaliknya, beberapa orang bijaksana, orang yang cukup tangguh terhadap segala cobaan dan kegetiran mampu menahan tangisan. Tapi, seberapa kuat ia menghadapi bawang merah -satu kilo- yang diiris-iris di depannya?

Secara sederhana, air mata dibagi menjadi tiga bagian :

1. Air mata basal

Secara alami mata selalu dalam keadaan basah -yang terdiri dari tiga buah lapisan. Lacrimal glands mempoduksi air mata, dan lacrimal puncta sebagai nampan penampungnya. Setiap saat tanpa terasa air mata mengucur dari keran lacrimal puncta untuk membasahi mata. Dalam sehari saja air mata yang diproduksi bisa mencapai 284.4 gram dan 132 kg dalam setahun. Air mata yang mengalir setiap saat ini terdiri dari tiga buah lapisan:

  • Lapisan mucus yang terdekat dengan iris yang menjaga semuanya tetap terikat
  • Lapisan aqueous, yang menjaga iris dari hidrasi, melindungi dari bakteri, dan menjaga kornea dari Kerusakan
  • Lapisan lipid, ibarat oli, lapisan ini sebagai pelicin, menjaga permukaan iris tetap lembut dan menjaga lapisan – lapisan sebelumnya dari penguapan
aao.org

2. Air mata emosional

Air mata yang dihasilkan sebagai reaksi emosi kejiwaan. Jumlahnya akan lebih banyak dari sebab lainnya. Baik itu kesedihan , kegalauan, sakit hati maupun kebahagiaan, rasa haru, atau sesuatu yang mengalir begitu saja tanpa terasa. Sebabnya karena terlampau sedih atau terlampau bahagia, namun ini bisa membahayakan, dapat menyebabkan timbulnya kehilangan kendali, sehingga air mata emosional diutus untuk membanjir atas dasar untuk menstabilsasi mood seseorang secepat mungkin, lalu diikuti dengan reaksi fisik lainnya seperti detak jantung yang menjadi lebih cepat atau memperlambat.

 

Air mata emosional terjadi sebagai sebab mekanisme sosial untuk meraih simpati atau semacam unjuk rasa. Para peneliti pun sempat kebingungan memecahkan hubungan dan manfaat air mata dengan kondisi emosi tersebut. Namun beberapa studi mendapatkan fakta yang ditemukan, seperti saat air mata emosional tercurah ternyata di dalamnya mengandung lebih banyak hormon stress seperti ACTH (Adrenocorticotropic hormone) atau enkephalin, endorphin, dan zat penghilang sakit –pain killer- alami. Pada saat ini terjadi, air mata emosi berangsur mereda serta mengisyaratkan kondisi emosionalnya kepada orang sekitar.

3. Air mata reflex

Air mata ini terjadi sebagai mekanisme pertahanan. Misalnya ketika ada debu atau serpihan yang masuk, maka keran lacrimal puncta akan terbuka membersihkan permukaan dari kotoran tersebut. Dan begitu juga dengan fenomena menangis ketika disekitar kita terdapat proses pengirisan bawang. Bagaimana hal ini terjadi?

Bawang menyerap sulfur dari tanah yang kemudian dikonversi menjadi asam amino Sulpoxide yang sangat mudah menguap. Ketika bawang diiris, ia melepaskan enzim sintesa lachrymatory factor atau LF. Enzim ini bereaksi dengan sulpoxide yang terdapat dalam bawang dan menghasilkan asam sulfenic, dimana zat yang baru dihasilkan ini sangat tidak stabil, sedemikian hingga ia berubah menjadi zat yang mudah menguap dan sangat sulit untuk diucapkan : syn-propanenthial-s-oxide. Senyawa ini sebenarnya terdiri dari asam sulfat , sulfur oksida dan asam sulifida. Itu sebab ketika uapnya terdeteksi oleh lapisan iris, ia dianggap sebagai intruder sehingga mata membentuk mekanisme pertahanan secara reflex dengan membanjiri mata. Dan kitapun menangis. Ini mungkin etimologi  ‘nangis Bombay’ sebagai kesedihan yang tiada berkesudahan sampai gas – gas pembuat galau tadi sirna.

Keberadaannya pada bawang memungkinkan lachrymatory factor berkembang sebagai mekanisme pertahanan, melindungi bawang merah terhadap mikroba dan hewan, atau bahkan manusia. Merusak bawang pada dasarnya menyebabkannya meningkatkan pertahanan dari bawang sendiri: sel-sel pecah, reaksi kimia pun terjadi. Hanya dua tanaman lain yang diketahui mengandung LF: gulma guinea hen (Petriveria alliacea) dan bawang putih Sisilia (Allium siculum).

Tapi apakah mungkin untuk menghindari ‘siksa bawang’?

Hal ini pernah dilakukan risetnya di Jepang, para ilmuwan di sana merancang bawang tanpa rasa ‘kesedihan’. Alih – alih , malah bawang yang dihasilkan tidak memiliki rasa bawang merah yang sangat khas. Rasanya sangat berbeda.

Lalu bagaimana cara penanganannya?

Untuk bawang merah biasa, ada pilihannya: simpan bawang merah yang telah dikupas kulitnya di lemari es sebelum memotongnya, atau merendamnya dalam air selama proses pengirisan. Dengan cara tersebut dapat menurunkan suhu bawang sehingga memperlambat reaksi, dan LF yang dipanen akan berkurang. Dan saat berada di dalam air, gas LF akan mengencer, menjadikannya kurang manjur. Namun, sebenarnya taktik ini juga dapat mengubah kemurnian rasa, dengan mengganggu proses yang menghasilkannya – mirip dengan apa yang terjadi dengan tomat dingin. Untuk penanganan lainnya, bisa juga dengan menghadirkan garam yang disimpan dalam piring kecil sebagai sesaji sehingga uap bawang yang dihasilkan akan terhisap oleh garam sebelum sampai menyerang mata. Ini hanya sedikit cara diantara sekian banyak metoda yang ada.

Lalu bagaimana halnya dengan fenomena menangis? Dan air mata yang selalu membanjir membasahi bantal tempat tidur.

Tak perlu khawatir, selama kita memiliki ketiga jenis air mata tadi, mereka akan menjaga keseimbangan dan kesehatan, menjadikannya lebih baik lagi. Dan akan baik – baik saja.


sumber : nytimes TED cookingstoned