BAGIKAN
paus biru (public domain pictures)
(public domain pictures)

Para ilmuwan belum lama ini berhasil menangkap suara “nyanyian ikan paus” yang diperkirakan merupakan milik dari populasi paus biru di samudera hindia yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Hasil penemuan ini telah dipublikasikan dalam Endangered Species Research.

Nyanyian paus yang tidak biasa ini tertangkap pada tiga lokasi berbeda di lautan yang terpisah jarak hingga 3.500 kilometer. Suara nyanyian pertama tertangkap pada tahun 2018 di lepas pantai Madagaskar, suara panggilan paus yang unik ini kemudian teridentifikasi di lautan Arabian barat, lepas pantai Oman dan juga di kepulauan Chagis di samudera Hindia.

Sebelumnya, diasumsikan pada area tersebut hanya ada satu populasi paus biru (Balaenoptera musculus), yang memilikI nyanyian panggilan yang berbeda dan unik. Setiap paus yang ditemukan di area ini selama ini diasumsikan sebagai bagiaN dari populasi tersebut. Tetapi nyanyian terbaru ini berbeda dari biasanya.

Dari nyanyian ini, terindikasi setidaknya ada dua populasi paus biru di lautan tersebut. Nyanyian paus telah dipelajari secara mendalam oleh ilmuwan dalam skala global. Dan ketika ditemukan jenis nyanyian baru yang berbeda dari lainnya, membuat para ilmuwan bersemangat untuk mempelajarinya.

“Adalah hal yang luar biasa bagi kami untuk menemukan nyanyian paus dalam data yang kita miliki yang sama sekali berbeda dari yang pernah ada, belum pernah dilaporkan sebelumnya dan dikenali sebagai nyanyi paus biru,” kata Salvatore Cerchio, Director of the African Aquatic Conservation Fund’s Cetacean Program. 

“Dengan semua hasil kerja kami atas nyanyian paus ini, kami meyakini adanya sebuah populasi di lautan yang belum pernah diketahui hingga 2017, dan ini sangat mempesona.”

Dengan melakukan perekaman nyanyian paus di lautan dan melakukan pencocokan dengan spesies paus yang ada, dan menemukan sebuah populasi spesies tertentu, bukanlah hal yang mudah dilakukan. Walaupun tanpa melihat langsung ataupun dengan data genetik, para peneliti sangat yakin akan penemuan baru ini. Mereka meyakini bahwa hasil perekaman terbaru ini berasal dari populasi paus biru yang belum pernah teridentifikasi sebelumnya.

Melalui proses perbandingan yang dilakukan dengan sangat hati-hati, tim peneliti mengambil kesimpulan bahwa suara tersebut tidak sama dengan kandidat paus lokal lainnya. Selain itu, beberapa jam setelah nyanyain paus tersebut mencapai mikrofon yang ditempatkan di lepas pantai Oman, penduduk setempat melihat penampakan dari paus biru.

Dan jika struktur dari nyanyian ini mirip dengan nyanyian paus biru lainnya, yang dihasilkan pada frekuensi rendah, dengan jarak repetisi yang beraturan dalam satu frase, namun tetap saja nyanyian ini berbeda dengan lainnya.

‘Paus biru dianggap sebagai salah satu hewan terbesar yang pernah hidup di Bumi. Dan faktanya kita masih menemukan populasi baru hewan ini di lautan luas setelah terjadi pembunuhan besar-besaran hewan ini oleh manusia.

Paus biru terus diburu hingga hampir punah di abad ke-20, hingga akhirnya International Whaling Commission melarang praktek perburuan ini di tahun 1967.

Dan faktanya lagi, populasi baru paus biru di lepas pantai Oman mungkin saja masih membutuhkan waktu untuk berkembang setelah populasi mereka terus berkurang akibat perburuan tersebut. Pada tahun 1960an, Uni Soviet pernah mengambil bagian pada praktek perburuan ilegal paus di wilayah ini dan telah membunuh total 1.284 paus biru, menurut makalah penelitian ini.

Jika perkiraan itu tepat, maka paus-paus ini memerlukan perhatian dan perlindungan dari kita. Jarang terlihatnya kelompok paus ini di lepas pantai Oman kemungkinan karena mereka merasa terancam. Seperti kelompok paus biru lainnya, mereka mungkin merasa terancam oleh aktivitas penangkapan ikan, perkapalan, eksplorasi dan produksi bahan bakar fossil serta pengembangan wilayah pesisir.

“Selama 20 tahun kami berfokus pada pelestarian paus bungkuk di laut Arab yang terancam punah. Kami meyakini bahwa hanya tersisa sekitar 100 ekor hewan tersebut di laut lepas pantai Oman,” kata Saad Al Harthi, Executive Director of Environment Society of Oman.

“Kini, kami baru saja mulai mempelajari lebih jauh tentang spesies paus lainnya, yang kemungkinan juga terancam punah, yaitu populasi paus biru.”

Jika memang ini adalah sebuah populasi paus biru baru, sangat penting bagi kami untuk bisa memahami bagaimana kondisi hewan mamalia ini sehingga kami bisa memastikan kelangsungan hidup mereka.