Cerita tentang manusia raksasa, seringkali dijumpai di internet. Meskipun telah beberapa kali dijelaskan kebohongannya, tapi sepertinya akan selalu saja ada orang yang menggantikan kursi kosong yang ditinggalkan. Menyimak dengan penuh kagum bahwa dulu ada sosok manusia berukuran raksasa pernah berkeliaran di planet ini. Tapi menurut sains, itu sama sekali tidak akan pernah terjadi.
Ada anggapan bahwa Vatikan telah dengan sengaja menyembunyikan sebuah kebenaran. Bersama Smithsonian, mereka dituduh telah menghancurkan ribuan kerangka raksasa dan membuangnya ke lautan. Semua itu sengaja dilakukan karena bukti keberadaan raksasa bisa mengancam teori evolusi, pikir mereka. Sayangnya, semua gambar yang mereka tampilkan hanyalah sebuah usaha rekayasa melalui photoshop.
Foto-foto kerangka raksasa, bukanlah sesuatu yang sulit ditemukan dengan mesin pencarian google. Dan ternyata, di tahun 2002 sebuah kompetisi meminta para kontestannya untuk membuat penemuan arkeologi palsu menggunakan photoshop.
Giant skeletons found by the thousands. The Vatican and The Smithsonian destroyed most and threw some into the bottom of the ocean. Because having to explain how they existed contradicted the evolution of mankind from apes. What we’ve been led to believe. What do you believe? pic.twitter.com/DhiHcxn0kA
— Reality is the only check I get (@Mirkked) 7 Juli 2020
Secara ilmiah, manusia setinggi 24 meter saja tidak akan memungkinkan, karena bertentangan dengan hukum kubus-kuadrat. Hukum kuadrat–kubus (atau hukum kubus–kuadrat ) adalah sebuah dalam prinsip matematika, yang menjelaskan hubungan antara volume dan luas permukaan, saat ukuran suatu bentuk bertambah atau berkurang.
Prinsip ini menyatakan bahwa, seiring bertambahnya ukuran suatu bentuk, volumenya tumbuh lebih cepat daripada luas permukaannya. Ketika diterapkan pada dunia nyata, prinsip ini memiliki banyak implikasi yang penting dalam berbagai bidang. Mulai dari teknik mesin hingga biomekanik.
Ini membantu menjelaskan fenomena termasuk mengapa mamalia besar seperti gajah lebih sulit mendinginkan suhu tubuhnya daripada mamalia kecil seperti tikus. Dan mengapa membangun sebuah gedung pencakar langit, semakin tinggi maka akan semakin sulit.
Tinggi tubuh akan diikuti oleh berat tubuh di mana secara biologis ada angka maksimal bagi tubuh manusia agar dapat masih tegak berdiri. Ketika tinggi tubuh secara proposional tidak dapt ditopang oleh tulang kerangka, maka bentuk tubuh pun seharusnya berubah.
Saat ukuran manusia bertambah tinggi maka volumenya akan meningkat secara dramatis sebanding dengan ukurannya, meskipun penampang otot dan tulang kita berupa persegi. Anggaplah kita memiliki tubuh setinggi 18 meter, maka tubuh kita harus mampu menopang 100 kali volumenya.
Satu inci kubik dari tulang dapat menopang beban seberat 8.600 kilogram. Tetapi dengan tinggi badan 18 meter, tulang tersebut harus menopang beban seberat lebih dari 250.047 kilogram (dengan asumsi berat badan rata-rata manusia). Apakah akan sanggup bagi tulang untuk menahan beban seberat itu?