BAGIKAN
[Philippe Goulet/Unsplash]

Mulai dari menggosok gigi setiap hari hingga minum kopi setiap jam 11 siang, kita semua mempunyai banyak kebiasaan yang biasa kita lakukan sepanjang hari.

Ada kebiasaan yang baik yang sering dianjurkan, seperti berolahraga setiap seminggu sekali, ada pula kebiasaan yang tidak bermanfaat atau malah merugikan kesehatan, seperti merokok hingga satu bungkus sehari, atau terlalu sering makan junk food.

Karena kita sendiri yang mengenali kebiasaan yang merusak atau detrimental behavior sebagai kegiatan baik bagi anda, kita sendiri-lah yang membentuk kebiasaan itu.

Dan ada banyak sekali aplikasi yang dirancang untuk membantu anda membentuk kebiasaan baru, dan dari semua aplikasi yang ada dibuat dengan asumsi bahwa waktu yang dibutuhkan untuk membentu kebiasaan baru adalah 21 hari.

Jumlah waktu tersebut didapatkan dari sebuah buku yang sangat terkenal di tahun 1960 berjudul Psycho-Cybernetics yang ditulis oleh Maxwell Maltz, seorang ahli bedah plastik yang melihat pasien-pasiennya memerlukan waktu sekitar 21 hari untuk terbiasa dengan wajah barunya.

Tetapi, berdasarkan hasil penelitian di tahun 2009, waktu yang dibutuhkan untuk membentuk kebisaan baru ternyata tidak persis sama seperti yang pernah diasumsikan sebelumnya.




Para peneliti dari University College London meneliti kebiasaan-kebiasaan baru dari 96 orang dalam jangka waktu 12 minggu, dan menemukan bahwa waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk membentuk kebiasaan baru adalah 66 hari; selain itu, dari setiap individual, waktu yang dibutuhkan sangat bervariasi dari 18 hari hingga 254 hari.

Kesimpulan yang bisa kita ambil disini adalah jika anda ingin membangun sebuah kebiasaan baru, akan dibutuhkan waktu setidaknya dua bulan, dan anda tidak perlu cemas jika setelah tiga minggu ternyata tidak juga berhasil- pada kebanyakan orang tidak semudah itu merubah kebiasaan.

Tetap disiplin pada kebiasaan baru untuk waktu yang lebih lama, dan anda akan terbiasa dengannya, dan nantinya anda akan melakukannya tanpa perlu berpikir lagi.

Tetapi bagaimana dengan usaha untuk merubah kebiasaan yang tidak diinginkan?

Dan ternyata ada dua versi yang berbeda, membentuk kebiasaan baru dan merubah sebuah kebiasaan, dan keduanya saling berhubungan.

Sebagai seorang ahli ilmu psikologi, Timothy Phychyl menjelaskan kepada Alison Nastasi di Hopes and Fears, bahwa ada dua sisi dari satu buah koin: “merubah sebuah kebiasaan sama dengan membentuk sebuah kebiasaan baru. Pola kebiasaan yang lama masih ada pada diri anda (sebuah pola dari respon neuron di dalam otak), tetapi kurang dominan.

“Lebih mudah untuk memulai melakukan kebiasaan baru daripada menghentikan kebiasaan tanpa ada kegiatan penggantinya,” kata neuroscientist Elliot Berkman.



“Hal ini menjadi alasan mengapa pengganti rokok seperti permen nikotin atau inhaler lebih efektif dalam merubah kebiasaan merokok dibandingkan dengan plester nikotin.”

Para ahli juga sependapat bahwa tidak ada jangka waktu yang pasti untuk merubah sebuah kebiasaan, dan kombinasi yang paling tepat dari program ini adalah kebiasaan, motivasi, kondisi sekitar dan kebiasaan yang akan dirubah.

“Seseorang yang ingin menyingkirkan kebiasaan buruknya dan memiliki kepribadian yang baik dan keinginan kuat akan mampu perubah kebiasaannya lebih cepat dari orang lain yang melakukannya karena alasan-alasan diluar keinginannya, seperti tekanan dari orang lain,” kata Berkman.

Menurut professor bidang ilmu psikologi, Susan Krauss Whitbourne, kadangkala sebuah kebiasaan bisa berubah dengan sangat cepat: “Dalam kasus ekstrim, kebiasaan bisa berubah saat itu juga, seperti jika anda dalam kondisi sakit parah karena kebiasaan merokok atau hampir mengalami kecelakaan tertabrak bus ketika menggunakan handphone sambil berjalan.”

Tetapi pada sebagian besar kasus dibutuhkan waktu lebih lama dari itu, waktu yang dibutuhkan setidaknya dua bulan.

Untuk keberhasilan program anda dalam merubah kebiasaan ini, anda harus mempunyai motivasi kuat yang akan menjadi pegangan anda selama program berjalan.

Pikirkan untuk membentuk kebiasaan baru sebagai pengganti, dan pastikan bahwa itu adalah kebiasaan yang baik, misalnya mengganti kebiasaan merokok dengan kebiasaan mengudap (ngemil) adalah sebuah jebakan yang umum terjadi.

Dan berusaha untuk sabar. Semakin lama kebiasaan lama ada pada diri anda, semakin lama pula waktu yang diperlukan untuk merubahnya.



“Kebiasaan-kebiasaan yang telah dilakukan dalam waktu lama biasanya telah melekat pada level neural, bisa dibilang sebagai kebiasaan yang sangat kuat,” Berkman menjelaskan.

“Berita baiknya adalah setiap orang hampir selalu mampu untuk melakukan hal lain ketika mereka sadar akan kebiasaan mereka dan termotivasi untuk berubah.”