BAGIKAN
Credit : Mag pole/Unsplash

Untuk anda yang telah melakukan kontak dengan mereka yang terinfeksi virus corona baru, dianjurkan untuk melakukan isolasi mandiri (tinggal di rumah) selama 14 hari. Untuk sebagian orang, melakukan isolasi mandiri seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Tetapi untuk sebagian orang yang terbiasa berinteraksi dengan banyak orang, terisolasi dari dunia luar, berada di rumah seorang diri atau hanya ditemani oleh anggota keluarga di rumah bukanlah hal yang menyenangkan.

Ketika orang-orang terkurung di dalam rumah dalam jangka waktu yang lama, mereka dilaporkan mengalami “cabin fever” atau gangguan psikologis akibat terkurung dalam suatu tempat dalam jangka waktu lama. Hasil observasi pada misi ruang angkasa, baik yang aktual maupun simulasi, atau pada orang-orang yang terkurung dalam ruang tertutup, seperti pada mereka yang menghabiskan musim dingin pada stasiun penelitian di kutub, juga menunjukkan bahwa pada sebagian orang akan timbul beberapa masalah psikologis. Tetapi ada beberapa cara untuk membantu anda beradaptasi pada kondisi ini.

Tingkatkan sistem imun anda

Hasil riset tentang dampak dari kesendirian menunjukkan bahwa ketika seseorang kurang melakukan interaksi sosial, berkemungkinan mengalami masalah pada kesehatan fisik mereka. Sebagai contoh, pada orang dewasa yang berusia lebih tua yang tidak bisa meninggalkan rumah mereka karena kekurangan mobilitas fisik mereka, cenderung mudah terkena penyakit, seperti gangguan jantung. Dan hasil penelitian juga ditemukan pada tim peneliti di stasiun riset di kutub, sistem imun mereka ternyata mengalami penurunan.

Dan berita baiknya adalah waktu isolasi mandiri yang diperlukan untuk virus corona tidaklah secara signifikan mempengaruhi kerja sistem imun kita. Tetapi selama masa isolasi mandiri tersebut, dianjurkan untuk melakukan kegiatan yang bisa memperkuat sistem pertahanan tubuh kita. Berolahraga dan meminum cukup vitamin mungkin bisa membantu. Walaupun anjuran berlawanan dengan beberapa artikel di internet, karena dianggap tidak bisa menyembuhkan infeksi yang telah terjadi. Para psikolog meyakini, kegiatan mendengarkan musik dan menonton film juga bisa meningkatkan fungsi sistem imun kita.                                

Atur kegiatan harian anda

(Glenn Carstens-Peters/Unsplash)

Untuk sebagian orang, isolasi mandiri mungkin bisa menyebabkan gangguan kesehatan mental ringan. Diketahui dari pengamatan pada orang-orang yang menjalani musim dingin panjang, terkurung pada pusat riset di kutub, menjalani isolasi dari dunia luar dalam jangka waktu yang panjang, mengalami beberapa masalah psikologis. Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa pada para kru peneliti di kutub, lebih dari 60 persen dari mereka dilaporkan mengalami depresi dan rasa cemas, dan hampir 50 persen menjadi mudah marah, memiliki masalah  dengan daya ingat, tidur dan konsentrasi.

Dan pada kenyataannya, masa isolasi mandiri coronavirus tidaklah seekstrim seperti yang dialami para peneliti yang menjalani musim dingin panjang di kutub. Sehingga, dampak psikologis yang timbul juga lebih sedikit. Tetapi pada sebagian orang yang menjalani masa isolasi mandiri mungkin akan mengalami kesulitan untuk tidur (insomnia), merasa lelah dan merasa sedih tanpa alasan, atau timbul rasa demotivasi.

Untuk mengatasi masalah-masalah ini, sangat penting untuk selalu mengatur kegiatan harian anda. Membuat jadwal untuk makan dan mengatur waktu tidur bisa membantu diri anda untuk tetap bersemangat menjalani hari anda. Dengan merencanakan aktivitas harian dan memasang target harian juga bisa membantu anda agar selalu termotivasi.

Lakukan kontak sosial

(burst.shopify)

Alasan utama mengapa mereka yang menjalani isolasi mandiri merasa kurang bersemangat atau merasa gelisah adalah karena mereka tidak mendapatkan support dari teman atau keluarga mereka dalam menghadapi kondisi sulit dan untuk saling berbagi rasa cemas dan keprihatinan mereka. Hasil penelitian juga menemukan bahwa tanpa adanya dukungan sosial dari orang-orang terdekat, seseorang mungkin akan mencari ketenangan pada hal-hal negatif, seperti dengan merokok, minum alkohol, dan lainnya.

Jadi, selama menjalani masa isolasi mandiri, anda harus selalu melakukan kontak dengan jaringan sosial anda. Bisa dengan menelpon teman hanya untuk sekedar mengobrol, mengirim seseorang email atau bergabung dengan kelompok diskusi di sosial media. Kegiatan ini terbukti biasa memberikan dampak yang baik bagi kesehatan mental anda.

Hindari konflik

Sebagian dari kita mungkin ada yang menjalani isolasi mandiri dengan sekelompok kecil orang, baik keluarga maupun teman. Kondisi seperti ini mungkin akan mengurangi rasa kesepian, tetapi bisa menimbulkan masalah lainnya, misalnya kemungkinan terjadinya konflik. Walaupun dengan seseorang yang paling kita sayangi sekalipun, kemungkinan terjadinya konflik ketika kita terjebak dalam rumah dengan mereka dalam waktu lama, konflik bisa saja terjadi.

Kosmonot Rusia Valentine Lebedev, yang menghabiskan 211 hari di stasiun angkasa Mir, melaporkan 30 persen dari waktunya di luar angkasa dihabiskan untuk menghadapi konflik dengan sesama kru. Dan meningkatnya ketegangan juga terlihat pada kelompok peneliti dari stasiun riset kutub. Jadi, disarankan untuk menghindari konflik interpersonal dalam masa isolasi mandiri.

@theformfitness/Unsplash

Hasil riset pada misi luar angkasa menunjukkan, dengan melakukan kegiatan olahraga, bisa mengurangi timbulnya konflik dan pengaruh negatif ketika berada di tempat tertutup dalam waktu lama. Setidaknya dilakukan selama 20 menit setiap hari, efektif mengurangi ketegangan pada diri anda. 

Strategi lainnya untuk menghindari konflik adalah untuk sesekali saling menjauh satu sama lain. Jika anda merasa bahwa ketegangan mulai meningkat, lakukan time out setidaknya selama 15 menit. Tenangkan diri dengan duduk di ruangan terpisah hingga semua orang menjadi tenang. Biasanya, setelah 15 menit, apa yang diperdebatkan sebelumnya akan terlihat bukan hal penting lagi.

Akhirnya, sangat penting untuk diingat, jika anda merasakan masa isolasi mandiri memberi dampak negatif pada kesehatan mental anda, sebaiknya anda mencari bantuan saran dari professional.

Ditulis oleh Sarita Robinson, dosen psikologi di University of Central Lancashire


The Conversation