Para Astronom yang tergabung dalam tim proyek Event Horizon Telescope (EHT) dan National Science Foundation (NSF) merilis foto pertama dari lubang hitam (black hole), benda langit yang keberadaannya selama ini menjadi misteri besar alam semesta. Berukuran sekitar 40 milyar km – tiga juta kali ukuran bumi- dan
para ilmuwan menjulukinya sebagai “monster”. Berjarak 500 juta triliyun km dari bumi, dan foto pertama ini diambil dari hasil kolaborasi dari delapan buah teleskop dari berbagai penjuru dunia.
Dari foto yang dirilis, bisa kita lihat sebuah lingkaran hitam yang dikelilingi oleh lingkaran “cincin api” sangat terang berwarna orange yang merupakan gas yang sangat panas dan plasma, terlihat sama seperti yang diilustrasikan oleh para seniman
selama 30 tahun terakhir ini. Cahaya ini terlihat sangat terang, bahkan lebih terang dibandingkan cahaya dari milyaran bintang di galaksi apabila digabungkan. Pada bagian tepi dari lingkaran hitam merupakan titik dimana gas mulai memasuki lubang hitam dan setiap objek yang ada di sana akan tertelan oleh gaya gravitasinya yang sangat kuat, bahkan cahaya-pun tidak akan bisa lolos.
Para ilmuwan sejak abad ke-18 telah berusaha mengungkap teka-teki ‘bintang gelap’ini, tetapi belum pernah seorangpun bisa bisa melihatnya langsung melalui teleskop, apalagi mengambil gambarnya.
Lubang hitam supermasif kini telah diabadikan keberadaannya oleh sebuah jaringan radio teleskop, 50 milyar tahun cahaya jauhnya, di galaksi yang dikenal sebagai M87,
“Jarak yang belum pernah dibayangkan sebelumnya,” kata Frederic Guet, seorang astronomer dari France’s National Center for Scientific Research (CNSR).
“Sangat luarbiasa bahwa gambar yang didapatkan sama seperti yang kita peroleh dari perhitungan secara teoritis. Sejauh ini, sepertinya apa yang pernah disampaikan oleh Albert Einstein mengenai lubang hitam adalah benar.”
Einstein yang dikenal dengan teori relativitas umum telah memperkirakan keberadaan gelombang gravitasi jauh sebelum ilmuwan berhasil mendeteksi lubang hitam, dan teorinya yang juga memperkirakan bahwa bentuk siluet atau bayangan dari sebuah lubang hitam bebentuk lingkaran. Dan berdasarkan apa
yang didapatkan hari ini, semua itu terbukti.
Didapatkannya gambar dari lubang hitam ini bisa membuka jalan bagi para peneliti untuk mempelajari lebih jauh tentang objek misterius ini. Mereka akan berusaha meneliti lebih dalam tentang bagaimana lubang hitam terbentuk dari sudut ilmu fisika. Karena, belum pernah ada seorangpun yang tahu bagaimana cincin terang yang melingkari lubang hitam itu terbentuk. Dan juga menjawab hal yang paling sering dipertanyakan, apa yang terjadi ketika objek jatuh ke dalam lubang hitam.
Apakah lubang hitam itu ?
- Lubang hitam adalah sebuah objek di angkasa dimana tidak ada satupun, bahkan cahaya bisa lolos.
- Walaupun dinamakan ‘lubang’, tetapi tidak ada ruang kosong di dalamnya, malahan terdiri dari sejumlah besar materi yang sangat padat dalam satu ruang kecil, membuatnya menghasilkan suatu gaya gravitasi yang sangat kuat.
- Ada satu wilayah di permukaan lubang hitam yang diberi nama event horizon. Yang merupakan ‘titik tidak akan kembali’, dimana disini sangat tidak mungkin untuk menghindari tarikan gravitasi kuat dari lubang hitam.
Prof Falcke mengutarakan ide tentang proyek lubang hitam ini ketika dia sedang mengambil gelar PhD tahun 1993. Pada saat itu, tidak pernah ada seorangpun yang berfikir hal itu bisa terjadi. Tetapi, dia yang pertama kali memahami bahwa emisi radio tipe tertentu dihasilkan di sekitar dan di sekeliling lubang hitam, yang
cukup kuat untuk bisa diamati oleh teleskop dari bumi.
Dia juga membaca kembali sebuah laporan ilmiah tahun 1973 yang mengemukakan bahwa karena daya gravitasi yang sangat kuat, lubang hitam terlihat 2,5 kali lebih besar dari ukuran sebenarnya.
Dua faktor inilah yang kemudian membuat sesuatu yang selama ini dianggap tidak mungkin, menjadi mungkin. Setelah melewati banyak perdebatan mengenai hal ini selama 20 tahun, Prof Flacke kemudian mendekati European Research Council untuk mendanai proyek ini. The National Science Foundation dan agensi-agensi
dari Asia Timur kemudian bergabung untuk ikut mendanai proyek ini hingga mencapai lebih dari £40 juta.
Investasi sebesar itu akhirnya terbayarkan dengan dipublikasikannya gambar dari lubang hitam pertama. Prof Falcke mengatakan, dia merasakan bahwa, “misinya telah terselesaikan”.
Dia berkata, “Jalan panjang telah dilalui, tetapi inilah yang saya ingin saksikan dengan mata kepala saya sendiri. Saya selalu ingin tahu, apakah itu sebuah kenyataan?”
Tidak ada satupun teleskop yang bisa mengambil gambar lubang hitam. Jadi, sebuah eksperimen terbesar dijalankan. Prof. Shepherd Doeleman dari Harvard-Smithsonian Centre for Astrophysics, memimpin sebuah proyek untuk membangun sebuah jaringan yang terdiri dari 8 buah teleskop yang saling
berhubungan. Secara bersama-sama, memreka membangun jaringan Event Horizon Telescope (EHT) dan bisa dibilang setelah digabungkan memiliki ukuran sebesar planet bumi.
Setiap teleskop yang berkolaborasi dalam proyek ini, berada di lokasi-lokasi yang cukup eksotis, termasuk di atas gunung berapi di Hawaii dan Mexico, di pegunungan Arizona dan Spanish Sierra Nevada, di gurun Atacama, Chile dan di Antartika.
Kemudian, sebuah tim yang beranggotakan 200 orang ilmuwan, mengarahkan teleskop menuju M87 dan mengumpulkan data selama 10 hari.
Informasi yang dikumpulkan sangatlah besar -setara dengan 5000 tahun file Mp3- dan tidak memungkinkan untuk dikirim melalui jaringan internet. Sehingga, data tersebut kemudian disimpan dalam ratusan hard drive yang diterbangkan menuju
pusat pemrosesan data di Boston, US dan Bohn, Jerman, untuk kemudian digabungkan kembali. Prof Doeleman menggambarkan pencapaian ini sebagai “Sebuah prestasi ilmu pengetahuan yang luar biasa”.
Kami telah mencapai sesuatu yang oleh beberapa generasi yang lalu dianggap tidak mungkin,” katanya.
“Sebuah terobosan baru dalam bidang teknologi, penggabungan dari beberapa observatorium radio terbesar di dunia dan inovasi algoritma yang membuka jalan bagi pengungkapan misteri lubang hitam.’
Tim EHT juga berhasil mengambil gambar lubang hitam supermasif yang berada di pusat galaksi kita, Bima Sakti. Sementara ini, data dari lubang hitam ini masih dianalisa , dan para peneliti berharap nantinya bisa membandingkannya dengan lubang hitam M87, sehingga mereka bisa semakin mengerti bagaimana lingkaran kehidupan di dalam lubang hitam ini dan bagaimana pengaruhnya terhadap sekitarnya.
Mungkin terdengar aneh, bahwa lebih sulit untuk memperoleh gambar dari lubang hitam di dalam galaksi Bima sakti yang relatif lebih dekat dibandingkan dengan lubang hitam lainnya yang berjarak 55 juta tahun cahaya. Alasannya, karena ‘cincin api’ yang mengelilingi lubang hitam yang berada di pusat galaksi
Bima Sakti cenderung lebih kecil dan redup.