BAGIKAN
[Simon Grason/flickr]

Mengapa kita merasa gatal? Ada banyak macam alasan. Tetapi sekarang ini semakin bisa dipahami jika anda mengalami gatal kronis dan juga sedang mengalami beban psikologi yang berat, gatal yang Anda derita tidak akan bisa sembuh.

Kondisi yang dikenal dengan eczema (eksim) dan psioriasis telah lama dipelajari sebelumnya, dan para ilmuwan berkata bahwa mereka masih dalam tahap awal dalam memahami tentang kelainan pada kulit, masalah kesehatan mental dan kualitas hidup dalam banyak aspek.

“Dalam banyak penelitian ditunjukkan bahwa terdapat bukti korelasi antara gatal dan masalah kesehatan mental secara umum, dan secara spesifik kelainan pada kulit, tetapi kita masih mengalami kendala karena kami masih perlu memahami lebih mendalam tentang penyakit-penyakit kulit kronis,” kata ahli dermatologi Florence J. Dalgard dari Lund University di Swedia.

Untuk mengatasi masalah ini, Dalgard dan timnya menganalisa data yang dikumpulkan dari ribuan pasien dermatologi dengan kulit bermasalah di 13 negara Eropa, termasuk Inggris, Perancis, Jerman, Rusia dan lainnya.

Total, ada 3500 pasien dengan berbagai macam penyakit kulit ikut ambil bagian dalam penelitian ini, setelah melakukan pemeriksaan fisik dan mengisi kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang latar belakang sosio ekonomi mereka dan juga pengalaman mereka tentang gatal-gatal. Mereka juga menganalisa gejala-gejala depresi, gelisah dan keinginan bunuh diri.



Lebih dari 1.300 orang tanpa penyakit kulit dimasukkan dalam kelompok kontrol, mereka menemukan banyak bukti adanya hubungan antara masalah di kulit, gatal, kelainan, perubahan suasana hati, penurunan kualitas hidup.

Pada pasien yang mengalami penyakit kulit dan melaporkan gejala gatal-gatal, jumlah kasus depresi adalah 14,1 persen. Pada pasien yang tanpa keluhan gatal persentasenya lebih rendah, yaitu 5,7 persen.

Pada pasien tanpa panyakit kulit yang melaporkan gejala gatal, terdapat 6 persen kasus depresi, dan hanya 3,2 persen dari anggota kelompok kontrol yang tidak mengalami gatal dilaporkan mengalami depresi.

Pada pasien yang mengalami kecemasan, sekitar 21,4 persen dari pasien tersebut mengalami masalah kulit dan gatal, dan turun sekitar 12,3 persen pada pasien dengan gatal, dan sekitar 8 persen dari kelompok kontrol dilaporkan menderita gejala gelisah.

Jumlah kasus keinginan bunuh diri paling tinggi diantara pasien dengan gatal (15,7 persen) dibandingkan pada pasien tanpa gatal (9,1 persen); dan pada kelompok kontrol dengan gatal (18,6 persen), dibandingkan dengan tanpa gatal (8,6 persen).

Pasien yang mengalami gatal  dilaporkan mengalami hal negatif dalam hidupnya lebih tinggi dibandingkan yang tidak mengalami gatal (38,2 persen dibanding dengan 32,4 persen), dan pasien yang mengalami gatal juga mempunyai kecenderungan mengalami masalah ekonomi.



Masih diperlukan penelitian lanjutan untuk mendalami hipotesis ini, dan untuk saat ini setidaknya kita tidak bisa memungkiri adanya hubungan antara gatal dengan depresi.

Dan para peneliti mengatakan, bahwa pada pasien-pasien dengan keluhan penyakit kulit seharusnya ditangani dengan tim dokter dari berbagai disiplin ilmu untuk mengetahui penyebab sebenarnya.

Dan diperlukan adanya program pencegahan yang nantinya memegang peranan penting dalam membantu meredakan gatal dan mungkin juga bisa mengurangi gejala-gejala psikologis serius yang muncul bersamaan dengan gatal.

“Penemuan kami menunjukkan bahwa timbulnya gejala gatal pada pasien dermatologi mempunyai hubungan secara signifikan dengan depresi klinis, keinginan bunuh diri dan stress,’” para peneliti menarik kesimpulan.



“Penelitian ini mengungkapkan bahwa gatal berkontribusi secara subtansial atas beban psikologis dari pasien-pasien dermatologi dan mengkonfirmasi adanya gejala penyakit yang multi dimensi dari pasien-pasien dermatologi dengan gatal.”

Penemuan ini dilaporkan dalam Journal of Investigative Dermatology.