BAGIKAN
(credit: Filippo Castelucci)

Entomophthora muscae adalah jamur patogen yang tersebar luas yang bertahan hidup dengan menginfeksi lalat rumah biasa dengan spora yang mematikan. Sekarang, penelitian menunjukkan bahwa jamur ini memiliki taktik unik untuk memastikan kelangsungan hidupnya. Mereka ‘menyihir’ lalat rumah jantan dan mendorongnya untuk mengawini mayat betina yang telah terinfeksi jamur.

Setelah menginfeksi lalat betina dengan sporanya, jamur menyebar hingga inangnya perlahan-lahan dimakan hidup-hidup dari dalam. Ibarat zombie, setelah kira-kira enam hari, jamur mengambil alih perilaku lalat betina dan memaksanya menuju titik tertinggi dan kemudian mati. Ketika jamur telah membunuh lalat betina, ia mulai melepaskan sinyal kimia yang dikenal sebagai senyawa seskuiterpen.

“Sinyal kimia bertindak sebagai feromon yang menyihir lalat jantan dan menyebabkan dorongan luar biasa bagi mereka untuk kawin dengan bangkai betina tak bernyawa,” jelas Henrik H. De Fine Licht, seorang profesor di Departemen Lingkungan dan Ilmu Tumbuhan Universitas Kopenhagen dan salah satu peneliti dari penulis studi.

Saat lalat jantan bersanggama dengan betina yang mati, spora jamur berpindah pada lalat jantan, yang kemudian mengalami nasib mengerikan yang sama. Dengan cara ini, Entomophthora muscae menyebarkan sporanya ke korban baru dan memastikan kelangsungan hidupnya.

Ini adalah kesimpulan dari studi baru yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas Kopenhagen dan Universitas Ilmu Pertanian Swedia di Alnarp.

“Pengamatan kami menunjukkan bahwa ini adalah strategi yang sangat disengaja untuk jamur. Ia adalah ahli manipulasi sejati – dan ini sangat menarik,” kata Henrik H. De Fine Licht.

Melacak perilaku lalat juga memungkinkan para peneliti menunjukkan bahwa lalat betina yang mati menjadi lebih menarik seiring berjalannya waktu.

Secara khusus, 73 persen lalat jantan dalam penelitian tersebut kawin dengan bangkai lalat betina yang telah mati yang disebabkan infeksi jamur antara 25-30 jam sebelumnya. Hanya 15 persen pejantan yang kawin dengan mayat betina yang sudah mati selama 3-8 jam.

“Kami melihat bahwa semakin lama lalat betina mati, semakin memikat lalat jantan. Ini karena jumlah spora jamur meningkat seiring waktu, yang meningkatkan aroma yang menggoda,” jelas Henrik H. De Fine Licht.

Selain wawasan tentang mekanisme alam yang menakjubkan, penelitian ini memberikan pengetahuan baru yang dapat mengarah pada penolak lalat yang efektif di masa depan. Henrik H. De Fine Licht menambahkan:

“Lalat sangat tidak higienis dan dapat membuat manusia dan hewan sakit dengan menyebarkan bakteri E. coli dan penyakit apa pun yang dibawanya. Jadi, ada insentif untuk membatasi populasi lalat rumah, di daerah penghasil makanan misalnya. Di sinilah jamur Entomophthora muscae mungkin terbukti bermanfaat. Mungkin saja kita menggunakan wewangian jamur yang sama ini sebagai pengendalian hama biologis yang menarik jantan sehat ke perangkap lalat alih-alih mayat,” ia menyimpulkan.

Penelitian ini telah dipublikasikan di ISME Journal.