BAGIKAN
Tikus (Henry Lai/ Unsplash)
(Henry Lai/ Unsplash)

Ilmuwan di Jerman baru-baru ini melaporkan kasus langka pertama dari hantavirus, yang juga dikenal dengan “virus Seoul”. Virus ini berpindah dari hewan ke manusia di negara tersebut. Setelah seorang wanita diketahui terinfeksi hantavirus dari tikus peliharaannya.

Hantavirus penyebab langka suatu penyakit 

Hantavirus adalah virus yang menyebabkan gangguan pada paru-paru (hantavirus pulmonary syndrome), pembuluh darah, dan ginjal (hemorrhagic fever with renal syndrome). Penyakit yang disebabkan oleh virus hantavirus ini tergolong langka, tetapi cukup berbahaya. Tingkat kematian akibat hantavirus pulmonary syndrome sekitar 40 %. Sementara pada hemorrhagic fever with renal syndrome, sekitar 5-15 %.

Dan anda tidak perlu cemas berlebihan. Laporan tentang penularan virus yang tidak biasa dari hewan ke manusia sudah mendapat tempatnya yang khusus. Di mana mungkin telah mendapat perhatian di kalangan ilmuwan, seiringa terjadinya epidemi virus corona. Bagaimanapun kasus penularan ini sangat jarang terjadi. Dengan demikian sangat kecil kemungkinannya untuk berkembang menjadi sebuah pandemi global.

Melansir IFLScience, hantavirus adalah bagian dari keluarga virus yang menular melalui hewan pengerat. Di mana sebelumnya pernah menyebabkan beberapa wabah penyakit minor. Terutama di wilayah Asia, di mana virus ini berasal. Pernah terjadi beberapa kasus di AS, seperti kasus wabah hantavirus di taman nasional Yosemite pada tahun 2012. Antara tahun 1993 hingga 2017, tercatat ada 718 kasus infeksi hantavirus di AS. Demikian menurut laporan dari pusat pengendalian dan pencegahan penyakit di AS (CDC). Dan kasus di Jerman yang terjadi baru-baru ini, adalah yang pertama kalinya terjadi di negara tersebut. Dan diduga tikus yang terinfeksi tersebut yang dibiakkan untuk dijadikan sebagai hewan peliharaan, berasal dari negara lain.



Hantavirus berasal dari Asia

“Virus ini berasal dari Asia dan kemungkinan terbawa ke Eropa oleh tikus-tikus liar di kapal. Dan hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya di Jerman,” kata Professor Dr Jörg Hofmann. Ia seorang peneliti utama dan juga kepala dari National Consultant Laboratory for Hantavirus di Charité’s Institute of Virology.

“Hingga kini, hanya karena kontak dengan tikus yang telah menjadi dugaan penyebab terjadinya infeksi hantavirus. Dan kini perlu dipertimbangkan kemungkinan terjadinya infeksi setelah melakukan kontak dengan tikus peliharaan ataupun tikus liar,” kata para peneliti. Ada sebuah fakta bahwa virus ini telah dikonfirmasi berasal dari tikus peliharaan. Artinya, ada kemungkinan virus ini masuk ke dalam suatu negara melalui perdagangan hewan-hewan pengerat. Dan itu bisa saja terjadi juga di seluruh dunia.



Seperti yang dilaporkan dalam jurnal Emerging Infectious disease, para peneliti dari Charité menjelaskan bahwa pasien yang berusia 18 tahun ini membutuhkan perawatan intensif setelah mengalami gejala gagal ginjal akut. Dan penyebab dari penyakit yang dideritanya masih belum diketahui dengan pasti, tetapi hasil tes darah mengkonfirmasi dugaan diagnosis dari infeksi virus hanta. Hasil analisis genetik dari virus ini menunjukkan bahwa virus yang menginfeksi pasien tersebut adalah ortho hantavirus, walaupun spesies dari virus ini masih belum diketahui. Analisi ini juga menguatkan dugaan bahwa infeksi yang diderita wanita ini berasal dari tikus peliharaannya.

“Hasil sekuens viral keduanya, baik pada pasien maupun pada tikus peliharaannya, sangat identik. Dan hasil ini mengkonfirmasi dugaan bahwa penyakit tersebut ditransmisikan dari hewan kepada manusia, yang artinya ini adalah penyakit zoonosis,” Professor Hofmann menambahkan.

Dan berita baiknya, kasus penularan dari manusia ke manusia sangatlah langka, artinya, virus hanta jarang sekali menyebar dari satu orang yang terinfeksi ke orang lainnya.