Sebuah situs penggalian arkeologi pemukiman di Le Cailar, di selatan Prancis, telah mengungkapkan bagaimana kekejaman bangsa Celtic pada zaman besi saat mereka bertempur melawan musuh-musuhnya. Temuan ini setidaknya telah mendukung teks-teks kuno yang menggambarkan salah satu ritual yang mengerikan pasukan barbar ini, dengan sengaja mereka akan mengambil kepala musuh mereka yang telah terbunuh dalam pertempuran untuk selanjutnya dibalsem dan ditampilkan di depan tempat tinggal para pemenangnya.
Para arkeolog menemukan sejumlah tengkorak dari abad ketiga SM yang tampaknya sengaja dipotong dari tulang belakang. Mereka selanjutnya membawanya ke laboratorium untuk mengetahui apakah sisa-sisa manusia ini menunjukkan jejak bahan kimia sebagai bukti yang akan menunjukkan jika telah ada perlakuan pengawetan pada kepala yang telah terpisah.
“Bahkan teks kuno mengatakan kepada kita tentang kepala yang dibalsem dengan minyak cedar … berkat analisis kimia kami, kami tahu bahwa informasi ini benar,” kata Réjane Roure, rekan penulis studi Paul Valéry dari University of Montpellier kepada The Guardian.
Hasil dari penelitian mereka, telah diterbitkan di Journal of Archaeological Science.
Tim peneliti menemukan bahwa enam dari sebelas pecahan tengkorak manusia mengandung jejak zat yang disebut diterpenoid yang menandakan bahwa tulang telah bersentuhan dengan resin dari tumbuhan runjung atau konifer, di mana pohon cedar (aras) merupakan salah satu jenis dari tumbuhan konifer.
Kebanyakan dari tengkorak menunjukkan bekas pemenggalan kepala dan tanda-tanda yang mengisyaratkan pengambilan otak. Tidak jelas bagaimana proses pembalseman yang telah dilakukan terhadap kepala korban. Mereka juga menguji lima tulang dari binatang yang ditemukan di daerah yang sama dan tidak ditemukan jejak diterpenoid.
Namun, para peneliti memiliki teori lain yang menarik. Roure, mengatakan kepada The Guardian bahwa mereka curiga bahwa mereka mungkin sengaja mengawetkan kepala untuk menjualnya. Mungkin mirip dengan tradisi yang lebih luas saat ini yang melibatkan tampilan senjata sebagai hiasan atau bahkan prestise.
Bangsa Celtic adalah orang-orang yang tinggal di Eropa selama Zaman Besi pada Abad Pertengahan. Meskipun mereka bukan kelompok ras atau genetik yang berbeda, Celtic berbicara bahasa Celtic, dan memiliki kesamaan dengan budaya tertentu. Ada berbagai suku yang disebut sebagai ‘Celtic’ yang menghuni Eropa selama Zaman Besi. Nama ‘Galia’, misalnya, diberikan oleh orang-orang Romawi kepada suku-suku Celtic yang mendiami daerah-daerah yang sekarang menjadi bagian tengah, utara, dan timur Perancis.
Menjelang akhir abad ke-3 SM, upaya dilakukan oleh koalisi suku Celtic dari Cisalpine Gaul (bagian dari Italia utara dihuni oleh Galia) untuk menyerang Republik Romawi. Salah satu pertempuran yang menentukan selama perang ini adalah Pertempuran Telamon, yang terjadi pada tahun 225 SM. Dari kisah Polybius tentang pertempuran ini, terdengar kisah tentang salah satu suku dari prajurit Celtic yang dikenal sebagai Gaesatae, yang oleh penulis kuno digambarkan memiliki kebiasaan bertelanjang termasuk saat peperangan yang cukup hanya membawa senjata dan perisainya saja.