BAGIKAN
[AlexAntropov86]

Sekitar 3700 tahun yang lalu sebuah ledakan kosmik yang sangat panas telah melenyapkan kota-kota dan pemukiman pertanian di Laut Mati utara, sebuah temuan awal menunjukkan.

Dari penanggalan radiokarbon dan penggalian mineral yang langsung mengkristal pada suhu tinggi, menunjukkan bahwa ledakan besar telah disebabkan oleh meteor yang meledak di atmosfer sebelum sampai ke Bumi yang dengan cepat menghancurkan peradaban pada sebuah dataran melingkar berdiameter 25 kilometer yang disebut Middle Ghor yang berada tepat di sebelah utara Laut Mati, kata arkeolog Phillip Silvia dari Trinity Southwest University di Albuquerque. Peristiwa ini juga membuat air garam Laut Mati mendidih di atas lahan pertanian yang pernah subur, para peneliti memperkirakan.

Setelah peristwa naas tersebut, wilayah itu terabaikan selama 600 hingga 700 tahun karena masyarakat tidak ada yang menempatinya kembali, kata Silvia. Dia melaporkan temuan ini pada pertemuan tahunan American Schools of Oriental Research.

Sebuah penggalian arkeologis di lima situs besar Ghor Tengah, di tempat yang sekarang adalah Yordania, telah menunjukkan bahwa tempat ini pernah dihuni setidaknya selama 2.500 tahun sampai bencana mendadak menjelang akhir Zaman Perunggu mengguncang. Survei dari daratan telah menemukan 120 wilayah tambahan, permukiman kecil di wilayah yang dicurigai oleh para peneliti juga terkena panas dan badai yang ekstrim. Diperkirakan 40.000 hingga 65.000 orang menjadi penghuni Ghor Tengah ketika bencana kosmik terjadi, kata Silvia.

Bukti paling komprehensif dari kerusakan yang disebabkan oleh ledakan meteor di ketinggian udara yang relatif rendah berasal dari sebuah kota di Zaman Perunggu yaitu Tall el-Hammam, di mana sebuah tim yang mencakup Silvia telah melakukan penggalian selama 13 tahun terakhir. Penanggalan radiokarbon menunjukkan bahwa dinding-dinding bata yang terbuat dari tanah liat di hampir semua bangunan tiba-tiba menghilang sekitar 3.700 tahun yang lalu, hanya menyisakan fondasi batunya saja.

Terlebih lagi, lapisan luar dari sekian banyak potongan tembikar pada periode waktu yang sama menunjukkan tanda-tanda pelelahan menjadi kaca. Kristal zirkon dalam mantel kacanya terbentuk dalam satu detik pada suhu yang sangat tinggi, mungkin sama panasnya dengan panas dari permukaan matahari, kata Silvia.

Badai berkekuatan tinggi menciptakan butiran kecil mineral yang tampaknya menghujani Tall el-Hammam, katanya. Tim peneliti telah mengidentifikasi potongan-potongan kerikil kecil pada pecahan-pecahan tembikar di situs.

Sebelumnya telah terjadi ledakan meteor yang telah mendatangkan malapetaka di Bumi. Ledakan yang terjadi di atas wilayah Siberia yang jarang penduduknya pada tahun 1908, dikenal sebagai peristiwa Tunguska, tidak ada korban jiwa satu pun tetapi telah meratakan hutan seluas 2.000 kilometer persegi. Dan ledakan meteor di atas Chelyabinsk, Rusia, pada tahun 2013 melukai lebih dari 1.600 orang, terutama karena pecahan kaca dari jendela yang pecah.