BAGIKAN
Credit: Dr David Wilson

Laba-laba jaring corong jantan memiliki racun yang sangat berbahaya, bahkan mampu untuk membunuh manusia. Dalam dunia laba-laba, biasanya sang betina bisa jauh lebih berbahaya. Karena, laba-laba betina umumnya tidak meninggalkan jaringnya, sehingga membutuhkan lebih banyak racun untuk melindungi sarangnya. Laba-laba jantan berburu saat sedang berkeliaran dan memiliki pilihan mangsa yang lebih luas.

Selama 20 tahun, sebuah tim peneliti dari University of Queensland telah menyelidiki delta-hexatoxins, peptida racun yang membuat racun jaring laba-laba sangat berbahaya. Mereka telah mengungkapkan mengapa laba-laba jaring corong jantan mengembangkan racun yang jauh lebih mematikan daripada laba-laba betina.

“Laba-laba jaring corong Australia terkenal karena menyebabkan kematian manusia dengan jenis racun khusus ini,” kata Bryan Fry pemimpin penelitian dari UQ.

Delta-heksatoksin memberikan efek saraf yang fatal pada manusia dengan menjaga saraf tetap aktif, sehingga laba-laba ini akan terus menembakkan racunnya berulang kali hingga bisa menimbulkan kematian.

Laba-laba dan primata hubungannya tidak pernah sebagai mangsa dan predator selama evolusi laba-laba. Ketika racunnya bisa mematikan bagi manusia, ini telah membingungkan para ilmuwan.

“Dan kami tidak dapat memahami mengapa sebagian besar kematian manusia disebabkan oleh laba-laba jaring corong jantan, yang tampaknya memiliki racun yang jauh lebih mematikan daripada betinanya.”

Meskipun 35 spesies laba-laba jaring corong telah dideskripsikan sebelumnya, hanya delapan delta-heksatoksin dari lima spesies yang telah dianalisis. Para peneliti memperbanyak data-datanya. Membuat profil 22 delta-heksatoksin baru dari racun 10 spesies laba-laba jaring corong.

“Memiliki lebih banyak data membantu memberikan gambaran yang jauh lebih jelas, mengungkapkan kisah evolusi yang sangat menarik — kisah yang telah dihipotesiskan, tetapi sekarang kami telah membuktikannya,” kata Fry.

“Racun ini awalnya berevolusi untuk membunuh serangga seperti kecoak dan lalat. Tapi, ketika laba-laba jaring corong jantan beranjaki dewasa secara seksual, mereka meninggalkan sarangnya yang aman, dan berjalan cukup jauh untuk mencari betina.

“Ini bisa sangat berbahaya, dan laba-laba jaring corong jantan ini mulai bertemu dengan predator vertebrata yang berbahaya, seperti dunnart, marsupial kecil seperti tikus yang nokturnal.

“Data-data menunjukkan bahwa seleksi alam memberikan tekanan yang diperlukan untuk mengalihkan racun untuk serangga tertentu, menjadi racun pertahanan dari vertebrata tertentu.

Dan manusia bisa menjadi salah satu dari vertebrata yang menjadi korbannya.

Dengan pemahaman evolusioner yang lebih kuat tentang delta-heksatoksin, Fry dan timnya sekarang berusaha untuk menggunakan pengetahuan baru ini.

“Kami berharap penelitian ini akan memberikan kami pemahaman yang lebih baik tentang apa yang sebenarnya dilakukan racun laba-laba corong pada tubuh manusia,” katanya.

“Dan — secara medis — ini bisa menjadi penting untuk desain strategi pengobatan berbasis bukti untuk korban gigitan.

“Kami juga berharap ini akan membantu para peneliti menemukan insektisida baru, menemukan sumber yang lebih baik untuk racun serangga tertentu.

“Mereka sangat berbahaya, tapi laba-laba jaring corong jantan menawarkan kita beberapa peluang nyata.”

Hasli penelitian ini telah diterbitkan di Proceedings of the National Academy of Sciences