Beranda Sains Mengendus Bau Badan Berkorelasi dengan Hasrat dan Gairah Seks Manusia

Mengendus Bau Badan Berkorelasi dengan Hasrat dan Gairah Seks Manusia

BAGIKAN
(Credit: Brummeier)

Penciuman manusia dalam mengendus bau badan khas mungkin bisa berhubungan dengan gairah dan hasrat seksual, menurut sebuah penelitian terbaru.

Temuan ini dilandasi oleh serangkaian survei terhadap usia muda di tiga negara dan budaya yang berbeda; Amerika, India dan China. Namun, dari sekian hasil yang disimpulkan, peneliti mendapatkan bahwa hasrat seksual berdasarkan penciuman, jauh lebih sering terjadi pada kelompok yang jauh lebih mudia usianya.

Bagaimanapun, survei juga menunjukkan bahwa gairah seksual tidak tergantung pada jenis kelamin. Baik laki-laki maupun perempuan, bisa terpicu atau sebaliknya gara-gara aroma bau badan. Meskipun ada kecenderungan bahwa perempuan lebih menekankan pada penciuman daripada pria.

“Meskipun perbedaan jenis kelamin dan budaya, analisis korelasional dan analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa kepentingan subjektif dari penciuman dan bau badan secara konsisten terkait dengan hasrat seksual di seluruh negara,” para penulis menyimpulkan.

Temuan di ketiga budaya menunjukkan mencium bau badan orang lain bisa memainkan peran penting dalam motivasi seksual yang mungkin universal.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa manusia dapat mendeteksi pasangan mana yang secara genetik lebih disukai melalui penciuman. Bahkan, ada kecenderungan bahwa pertemanan di antara individu – berjenis kelamin sama, lebih memilki kesamaan dalam bau badan khas mereka.

Karena bau badan mencerminkan susunan genetik, dan terutama sistem kekebalan. Ini mungkin merupakan mekanisme bawah sadar untuk memilih orang lain yang berbeda secara genetik. Sehingga memperbesar peluang keturunan yang lebih sehat atau lebih mampu untuk bertahan hidup.

Beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa hilangnya penciuman sering kali bersamaan dengan hilangnya hasrat seksual. Selain itu, indera penciuman yang lebih baik juga dikaitkan dengan motivasi seksual yang lebih kuat pada pria yang relatif masih muda.

Sebuah survei yang dilakukan secara online menumukan bahwa lebih dari 50 persen respondennya mengeluh bahwa kehilangan penciumannya, berdampak pada kehidupan seks mereka.

Pada tahun 2018, sebuah penelitian menemukan bukti bahwa kepekaan seseorang terhadap aroma dikaitkan dengan perasaan senang yang lebih besar saat berhubungan seks dan lebih sering orgasme.

Berbagai hewan lainnya, memang biasa mengandalkan pengendusan feromon dalam proses reproduksi mereka. Tetapi penciuman manusia, mungkin telah diabaikan sebagai indra dalam kaitannya dengan hasrat seksual dan aktivitasnya. Padahal, sebuah eksperimen menunjukkan bahwa pria sebenarnya bisa mencium saat wanita terangsang.

Dikutip dari ScienceAlert, survei terbaru ini awalnya dilakukan terhadap 1.903 mahasiswa di China. Mereka mengisi berbagai kuesioner tentang pentingnya indra penciuman, inventaris hasrat seksual dan survei tentang penciuman bau badan orang lain.

Selanjutnya, percobaan ini dilakukan ulang di antara 313 penduduk India dan 249 penduduk AS.

Meskipun benar bahwa banyak mahasiswa yang disurvei tidak benar-benar berhubungan seks, penulis mengatakan indra penciuman mereka terkait erat dengan keinginan mereka untuk melakukannya.

Peserta yang usianya lebih muda cenderung memiliki motivasi seksual yang lebih kuat, dan mungkin ini ada hubungannya dengan sensitivitas penciuman mereka yang lebih tinggi.