BAGIKAN
[Quintus Curtius]

Tim peneliti internasional telah menemukan bukti yang menunjukkan setidaknya sebagian dari Neanderthal adalah pemakan daging mentah. Dalam makalah mereka yang diterbitkan dalam Proceedings of National Academy of Sciences, kelompok ini menggambarkan pengujian sampel protein yang ditemukan pada tulang Neanderthal dan apa yang telah mereka temukan.

Sejak ilmuwan menemukan spesies manusia yang telah punah yang sekarang kita kenal sebagai Neanderthal, pandangan kita tentang mereka telah berubah. Awalnya, diyakini bahwa mereka kepintarannya jauh di bawah kita, memiliki sedikit keterampilan, dan secara umum lebih mirip kera daripada manusia sendiri.

Begitupun dengan menu makanan mereka — sudah diketahui secara umum jika kera besar adalah pemakan tumbuhan, jadi sepertinya masuk akal untuk menyimpulkan bahwa Neanderthal juga adalah vegetarian.

Tetapi berdasarkan penelitian yang telah berjalan selama bertahun-tahun, menunjukkan bahwa mereka jauh lebih canggih daripada yang telah diyakini oleh para peneliti, bahkan telah berhasil melakukan perkawinan dengan manusia modern.

Satu misteri yang masih tersisa adalah, mengapa mereka punah dan menghilang.

Dalam sebuah upaya terbarunya ini, memang para peneliti belumlah sampai menemukan bukti untuk dapat memecahkan misteri itu, tetapi telah menemukan bukti lain yang menunjukkan bahwa Neanderthal bukanlah vegetarian atau pemulung yang memakan sisa daging hewan mati yang disebabkan oleh hewan lain atau pemangsanya.

Bukti yang dilaporkan oleh tim hadir dalam sebentuk protein yang ditemukan sebagai kolagen di dalam tulang Neanderthal yang masih terawetkan, yang ditemukan di dua lokasi penggalian di Prancis, Grotte du Renne dan dan Les Cottés.

Nitrogen-15 paling sedikit terdapat pada tanaman, dan menjadi lebih terkonsentrasi pada rantai makanan karena lebih sulit untuk diuraikan daripada nitrogen-14.

Para peneliti menemukan bahwa rasio nitrogen-15 dan nitrogen-14 mirip dengan yang telah ditemukan pada hewan pemakan daging besar modern seperti serigala. Menurut mereka hal tersebut menambah daftar temuan yang menunjukkan bahwa Neanderthal adalah pemakan daging yang sangat segar – bukti lain untuk pola makan karnivora diantaranya tombak yang ditemukan di sekitar sisa-sisa jasad Neanderthal, bersama dengan tulang hewan yang disembelih.

Ada juga bukti yang menunjukkan bahwa Neanderthal memiliki thorax yang lebih tebal daripada manusia modern — fitur yang memungkinkan ginjal dan hati yang lebih besar yang biasanya ditemukan pada hewan yang mengonsumsi makanan yang kaya protein.

Para peneliti memperkirakan bahwa ketika bukti dianggap sebagai keseluruhan, tampaknya sangat mungkin bahwa daging segar adalah unsur utama dari pola makan Neanderthal — daging yang berasal dari hewan vegetarian. Salah satu kandidat yang memungkinkan adalah rusa, yang relatif lebih memudahkan untuk ditombak, tulang belulangnya pun telah ditemukan di situs penggalian Neanderthal.

Namun, di tempat terpisah, Kimberly Foecke, seorang ahli paleobiologi di Universitas George Washington, yang tidak terlibat dalam penelitian, berpendapat bahwa kandungan nitrogen-15 yang tinggi dapat dijelaskan bukan hanya dengan seberapa banyak daging yang telah dimakan oleh Neanderthal, tetapi juga bagaimana mereka cara mendapatkan hingga menyiapkannya. Misalnya, apakah daging dimakan selagi masih segar atau telah membusuk, masih mentah atau dimasak terlebih dulu, sehingga dapat memengaruhi kandungan nitrogen-15 nya.