BAGIKAN
Olahraga menggunakan masker (Gustavo Fring/ Pexels)
(Gustavo Fring/ Pexels)

Penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan orang dapat bernapas dengan baik saat aktifitas fisik, meskipun sambil menggunakan masker.

Di masa pandemi seperti sekarang, anjuran penggunaan masker menjadi hal yang umum ketika berada di luar rumah. Dan di beberapa tempat, mereka juga diminta untuk tetap berada di dalam rumah. Mereka hanya diperbolehkan meninggalkan rumah untuk keperluan penting, termasuk untuk berolahraga.

Dan untuk melakukan olahraga selama pandemi ini, timbul berbagai pertanyaan. Haruskah terus menggunakan masker ketika berolahraga, ketika melakukan aktivitas berat atau aktivitas fisik yang intens? Apakah dengan menutupi mulut dan hidung ketika melakukan aktivitas fisik akan menyebabkan kita kesulitan bernafas?

Anjuran tidak menggunakan masker saat berolahraga

Sejak awal pandemi COVID-19 dimulai, para ilmuwan dan pejabat kesehatan sudah memberi perhatian khusus terhadap masalah ini. Para pejabat di organisasi kesehatan dunia memberikan sarannya. Bahwa untuk “tidak menggunakan masker ketika berolahraga. Karena masker dapat mengurangi kenyamanan bernafas dengan baik”.

Dilansir dari ScienceAlert, ternyata permasalahannya tidak sesederhana seperti yang dibayangkan. Sebuah review terbaru mengamati bagaimana efek penggunaan masker terhadap sistem kardiorespiratori selama aktivitas fisik. Suatu sistem yang meliputii jantung, pembuluh darah dan paru-paru. Dan menunjukkan bahwa kebanyakan orang seharusnya dapat bernapas dengan baik dengan menggunakan masker saat berolahraga. Hasil penemuan ini telah dipublikasikan dalam jurnal Annals of the American Thoracic Society.

“Walaupun mungkin diperlukan energi ekstra ketika melakukan olahraga dengan menggunakan masker. Tetapi efeknya pada proses pernapasan, pada oksigen dan karbondioksida di dalam darah atau parameter-parameter psikologis lainnya, relatif kecil. Bahkan bisa dikatakan sangat kecil untuk bisa terdeteksi,” kata  Susan Hopkins dari University of California San Diego (UCSD). Ia adalah seorang psikolog latihan olahraga.

Dalam penelitian terbaru ini, Hopkins dan rekan-rekan peneliti lainnya mengulas literatur penelitian yang pernah dipublikasikan. Tujuannya untuk mengetahui efek dari penggunaan masker, terhadap respons kardiorespiratori. Terutama, ketika melakukan aktivitas fisik. Selain itu mereka juga menelaah lusinan hasil penelitian lainnya yang meneliti masker dari berbagai jenis bahan berbeda. Yaitu masker kain, masker bedah, N95, dan juga respirator untuk industri.

Para peneliti mengatakan bahwa bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa masker yang dipakai oleh seseorang yang sehat selama melakukan olahraga tidak terlihat memberikan efek negatif pada fungsi paru-paru dan asupan oksigen, walaupun masker dapat menghalangi aliran udara yang keluar dan masuk melalui mulut dan hidung. Artinya, pemakaian masker atau alat respirator selama aktivitas fisik tidak membahayakan pemakainya.

Menggunakan masker saat berolahraga tidak nyaman, namun lebih aman

Tetapi, ada kemungkinan meningkatnya potensi terjadinya dyspnea (sesak nafas) atau bentuk ketidaknyaman lainnya apabila seseorang memakai masker ketika berolahraga, khususnya pada orang-orang yang memang tidak terbiasa menggunakan masker.

“Menggunakan masker memang menyebabkan rasa tidak nyaman,” kata Hopkins.

“Mungkin ada sedikit peningkatan pada resistensi pernafasan. Anda mungkin akan menghirup kembali udara yang mengandung CO2 yang hangat. Dan jika anda sedang melakukan olah raga, masker yang anda gunakan akan menyebabkan wajah anda menjadi terasa panas dan berkeringat. Tetapi ini semua mungkin hasil dari proses persepsi sensori. Jadi, pemakaian masker tidak berpengaruh pada fungsi kardiopulmonal pada orang yang sehat.”

Para peneliti juga mengatakan bahwa hasil ini juga berlaku pada orang-orang lanjut usia dan anak-anak, tidak peduli apapun jenis gendernya. Selain itu para peneliti mengecualikan kesimpulan ini pada para pasien yang menderita penyakit kardiopulmonari yang parah, karena untuk mereka mungkin akan meningkatkan kemungkinan terjadinya sesak nafas.

Ketidaknyamanan tersebut mungkin dapat dijadikan dasar untuk memberikan pengecualian dalam peraturan pemakaian masker selama pandemi pada orang-orang tersebut, kata para peneliti, tetapi perlu menjadi pertimbangan pula bahwa dengan tidak memakai masker, akan timbul resiko lainnya yang jauh lebih serius.

Hopkin menambahkan bahwa apabila ada yang merasa sangat tidak nyaman untuk menggunakan masker ketika berolahraga, mereka diminta untuk mendiskusikan masalahnya pada dokter.

Dan bagi kita semua, hasil penelitian ini – yang secara independen didukung oleh hasil eksperimen terbaru yang dilakukan oleh para peneliti di Kanada – menunjukkan bahwa kita tidak perlu terlalu mengkhawatirkan masalah ketidaknyamanan ketika memakai masker selama berolahraga.