Beranda Kesehatan Tikus Muda Menjadi Loyo Setelah Dimasukkan Darah Tikus Tua

Tikus Muda Menjadi Loyo Setelah Dimasukkan Darah Tikus Tua

BAGIKAN
Credit: Sandy Millar

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ketika tikus yang masih muda dimasukkan darah tikus berusia tua, mereka mengalami proses penuaan atau tanda-tanda usia tua. Cenderung lebih cepat mengalami kelelahan.

Sementara itu, serangkaian penelitian serupa yang dilakukan sebelumnya menemukan bahwa tikus yang lebih tua umumnya dapat ‘diremajakan’ dengan darah hewan yang lebih muda – baik dari manusia maupun dari tikus. FDA bahkan harus memperingatkan orang untuk berhenti melakukannya.

Karena, tidak ada manfaat klinis yang terbukti dari infus plasma dari donor muda untuk menyembuhkan, mengurangi, mengobati, atau mencegah kondisi ini, dan ada risiko yang terkait dengan penggunaan produk plasma apa pun, kata FDA.

Dan mungkin tidak hanya darah saja yang bisa memengaruhi tikus tua dalam percobaan. Sebuah penelitian pada tikus menunjukkan bahwa masalah memori yang umum di usia tua dapat dikembalikan, dan yang dibutuhkan hanyalah cairan otak (serebrospinal) yang diambil dari tikus yang berusia lebih muda.

Dalam percobaan dari penelitian terbaru ini, tikus muda yang berusia tiga bulan diberi transfusi darah dari tikus yang lebih tua, berusia 22-24 bulan. Selanjutnya, dilakukan pengujian terhadap tikus yang lebih muda tersebut terkait kekuatan ototnya. Dengan demikian dapat diketahui seberapa besar pengaruh dari darah tikus tua dalam menciptakan efek penuaan jaringan.

Dibandingkan dengan tikus muda yang menerima transfusi darah dari tikus muda juga (kelompok kontrol), tikus yang menerima darah dari tikus tua mengalami “penurunan kekuatan hentakan maksimal dan tingkat pengembangan kekuatan dan relaksasi yang lebih pendek secara signifikan selama kontraksi”, para peneliti melaporkan.

Tikus-tikus itu diuji ketahanan fisiknya menggunakan treadmill pada awal dan tujuh hari setelah transfusi darah. Tikus yang menerima darah tua menjadi lebih cepat lelah dan berlari lebih singkat daripada kelompok kontrol.

Selain itu, tikus-tikus ini juga memiliki biomarker (penanda biologis dalam tubuh) untuk kerusakan ginjal dan bukti penuaan hati.

“Dengan menggunakan pertukaran darah heterokronik, kami melaporkan transfer penuaan fisiologis dari tikus tua ke tikus muda,” kata para peneliti. “Tanggapan ini tidak terkait … dengan usia kronologis.”

Para peneliti berhipotesis bahwa sel-sel dari tikus yang lebih tua melepaskan ‘penuaan terkait sekretori fenotipe’ (SASP) yang mendorong penuaan, seperti kelemahan otot, kehilangan daya tahan, dan kerusakan jaringan.

Sel-sel tua yang telah berhenti bereproduksi tetapi belum dibersihkan dari tubuh, berpotensi memengaruhi sel-sel terdekat di dalam tubuh seseorang yang lebih muda, bahkan tanpa penuaan kronologis yang terjadi terlebih dahulu.

Para peneliti juga menempatkan sel-sel ginjal manusia dalam plasma yang diambil dari orang-orang berusia antara 60 dan 70 tahun dan menemukan beberapa biomarker penuaan dalam enam hari percobaan. Biomarker ini tidak ditemukan ketika percobaan diulang menggunakan plasma yang diambil dari orang berusia 20 hingga 30 tahun.

Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Nature Metabolism.