BAGIKAN
(Credit : National Insitute for Health)

Badan kesehatan dunia (WHO) baru-baru ini mengeluarkan pernyataan yang menetapkan COVID-19 sebagai pandemi di seluruh dunia. Virus SARS-CoV-2 ini telah menginfeksi banyak populasi di seluruh dunia sebelum vaksin dari virus ini dikembangkan. Tetapi bukan berarti akan ada puluhan juta orang yang meninggal karena infeksi virus ini. Untuk semua kelompok umur, secara statistik, virus ini memiliki angka kematian yang rendah.

Dengan melakukan sedikit pengorbanan, perubahan pola hidup, mungkin kita bisa menekan jumlah orang yang meninggal akibat infeksi virus ini serendah mungkin. Dan juga sebisa mungkin dapat memperlambat laju penyebaran infeksi virus ini. Lambatnya laju penularan virus menjadi jalan terbaik untuk membantu sistem kesehatan dalam mengatasi wabah ini.

Sumber: CDC/The Economist

Kurva diatas menggambarkan apa yang terjadi di Lombardy, kota Milan, Italia. Angka kematian dari kasus ini melonjak hingga mencapai 250 kematian dalam hanya dalam jangka waktu 24 jam. Total angka kematian terus meningkat hingga mencapai 25 persen dalam satu hari menjadi total 1.266. Angka ini adalah peningkatan angka kematian yang tertinggi di dunia dalam satu hari yang pernah tercatat. Dan jumlah total kasus infeksi COVID-19 di Italia terus meningkat mencapai 17.660 dari 15.133 pada hari sebelumnya, dengan persentase peningkatan mencapai 17 persen.

Walaupun negara ini tersebut memiliki sistem kesehatan yang sangat baik, peningkatan eksponensial kasus yang sangat tinggi memaksa pemerintah italia untuk melakukan “lockdown” di seluruh negara. Tujuannya adalah untuk “melandaikan bentuk kurva”, sebuah istilah yang menjadi populer di internet, yaitu untuk memastikan puncak dari kurva berada di bawah garis kapasitas perawatan kesehatan setempat. 

Jadi mengapa kita harus berusaha untuk melandaikan bentuk kurva diatas? Kurva tersebut menggambarkan jumlah kasus baru infeksi virus COVID-19 hingga saat ini. Semakin tinggi jumlah kasus baru yang muncul, kurva akan membentuk lengkungan yang meruncing dibagian atasnya. Tidak semua kasus baru membutuhkan perawatan dari sistem kesehatan, tetapi jika penyebaran terjadi dengan sangat cepat (atau kurva semakin runcing), jumlah kasus baru yang membutuhkan perawatan di rumah sakit akan melampaui kapasitas tempat tidur yang ada pada fasilitas medis.

The John Hopkins university Center for Health Security melaporkan tersedianya 46500 tempat tidur ICU di Amerika Serikat, sehingga para pasien yang diharuskan dirawat di ICU bisa terlayani. Dan terdapat 160.000 ventilator yang tersedia di berbagai rumah sakit dan persedian pemerintah. Apabila terjadi wabah yang tidak terlalu besar, diperkirakan ada 200,000 pasien yang memerlukan ICU secara bersamaan. Dan bila terjadi wabah yang cukup parah, diperkirakan akan ada sekitar 2,9 juta orang yang memerlukan perawatan di rumah sakit. Sementara itu di indonesia, pemerintah, melalui departemen kesehatan menyatakan telah menyediakan 132 rumah sakit rujukan di seluruh provinsi untuk menangani kasus virus corona.

Penyebaran penyakit ini harus sebisa mungkin ditekan agar kita bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa. Cara pencegahan yang dianjurkan saat ini adalah untuk selalu mengutamakan kebersihan diri (mencuci tangan), menghindari melakukan perjalanan dan acara pertemuan dengan banyak orang, bekerja dari rumah, mengisolasi diri ketika sakit, menghindari keramaian dan lain sebagainya. Tetapi, tidak semua orang bisa melakukan semua anjuran ini dalam kehidupan sehari-hari mereka, banyak yang tidak bisa melakukan pekerjaannya dari jarak jauh atau tidak mendapatkan izin sakit dari tempatnya bekerja. Jadi dianjurkan untuk melakukan tindakan pencegahan tersebut sebisa mungkin sebagai langkah mitigasi personal untuk mencegah penyebaran virus.