BAGIKAN

Sayuran tumbuh di padang pasir di Proyek Hutan Sahara yang baru saja meresmikan sebuah stasiun percobaan di Aqaba, Yordania. Proyek ini memanfaatkan matahari, air asin, dan karbon dioksida untuk menumbuhkan makanan dan menghasilkan energi bersih dan air tawar. Stasiun percobaan tiga hektare baru akan mampu menumbuhkan sekitar 286.600 pon sayuran per tahun, dan menghasilkan lebih dari 2,5 galon air sehari.

Proyek Hutan Sahara berpusat di sekitar teknologi inti rumah kaca yang menggunakan pendingin air asin, tenaga surya yang terkonsentrasi, dan praktik penghijauan padang pasir. Mereka akan membuka jalan bagi fasilitas yang lebih luas di stasiun percobaan Aqaba, yang telah memiliki tanaman hijau yang subur. Stasiun ini berukuran sekitar empat kali lapangan sepak bola, dan mencakup dua rumah kaca dengan total area seluas 4359 meter persegi. Terdapat uga 10333 meter persegi luas tanam di luar ruangan.

Panel fotovoltaik akan menghasilkan tenaga surya di stasiun, dan ada kolam garam untuk menghasilkan garam. Manfaat lain dari proyek ini adalah penciptaan lapangan kerja; Proyek Hutan Sahara bertujuan untuk memerangi kemiskinan dan mendorong pembangunan melalui pekerjaan ramah lingkungan.

Pemerintah Norwegia dan Uni Eropa adalah dua donor terbesar untuk proyek ini. Menteri Iklim dan Lingkungan Norwegia Vidar Helgesen mengatakan, “Proyek Hutan Sahara menunjukkan bahwa penerapan teknologi yang inovatif berpotensi merevolusi sistem pertanahan kita dengan cara yang menguntungkan iklim, masyarakat, dan bisnis.”

Proyek Hutan Sahara telah menyelesaikan sebuah percobaan di Qatar dan sedang mengerjakan sebuah fasilitas di Tunisia yang dimulai pada tahun lalu dan dibuka pada 2018. Pada akhirnya, organisasi tersebut bertujuan untuk membuka Pusat Jordan seluas 20 hektar, sehingga mereka mempertimbangkan Stasiun percobaan hanya sebagai permulaan. Chief Executive Officer Proyek Sahara Joakim Hauge mengatakan dalam waktu dekat, Yordania bisa menjadi pusat sistem pertumbuhan hijau.