Pelayanan RSUD Kota Bogor yang merupakan rumah sakit terpercaya di kota Bogor dengan memberikan pelayanan sesuai dengan standard Rumah Umum Daerah. SOP yang diterapkan dan dipraktekan merupakan pelayanan yang mencerminkan bahwa RSUD yang dipimpin oleh Dewi Basmalah mendapatkan berbagai apresiasi dari masyarakat kota Bogor dan di luar Bogor. Banyaknya pasien yang berdatangan dari luar Bogor merupakan bentuk pelayanan yang prima dari RSUD tersebut.
Terlepas dari kesuksesnya tersebut ada beberapa kasus pasien yang mendapatkan perhatian terutama dari awak media maupun dari pemerhati kesehatan di kota Bogor.
Kasus kematian pasien yang bernama Adinda Intan, yang meninggal pada tanggal 15 Maret 2018 yang oleh media Online. Memberitakan kasus kematin tersebut sebelumnyya. Penjelasan pihak RSUD melalui Humasnya, Taufik mengatakan “kami dalam menangani pasien selalu melaksanakan prosedur sesuai dengan petunjuk dalam menangani setiap pasien, kami selalu memberi pelayanan kepada pasien yang terbaik sesuai SOP.
“Dengan adanya Pemberitaan dari salah satu media online tersebut Taufik selaku humas menjelaskan pasien atas nama Adinda Intan yang sudah dirawat pada 13 Maret 2018 dengan riwayat pasien penderita TB Kronis aktif dari hasil pemeriksaan Radiologi dan sudah menjalankan rawat inap selama 3 hari di RSUD, lalu dari hasil pemeriksaan pada 14 Maret 2018 dilakukan UDD di bank Darah PMI Bogor, diketahui bahwa darah pasien tersebut income Patable.
Dengan kesedian darah di bank PMI Bogor. Lalu dari hasil diagnosa darah yang bersangkutan menunjukan bahwa pendeita anemia TB paru Low Intake proses yang berkaitan dengan penyediaan darah itu membutuhkan waktu yang cukup karena membutuhkan pemeriksaan yang teliti sesuai dengan STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR (SOP). Jadi disini tidak ada pembiaran kesediaan darah ini juga dengan memperhatikan alasan
medis sebagai berikut :
- Darah pasien dan darah pendonor yang incompatible membutuhkan persetujuan keluarga dan dokter.
- Kadar albumin darah yang bersangkutan rendah menjadi pertimbangan medis dokter untuk menaikan kadar albuminnya terlebih dahulu sebelum dilakukan transfusi darah.
- Kondisi pasien pada saat itu sedang sesak berat.
Dengan beberapa timbangan itu lalu dokter memberikan obat dulu untuk memperbaiki kondisi umum pasien namun kondisi pasien semakin memburuk dan dokter tenaga medis lain nya sudah berupaya optimal untuk menyelamatkan pasien” ini pernyataan HUMAS RSUD, Taufik.