BAGIKAN
Kumbang gurun Mongolia. (Credit: Xinghu Qin)

Prakopulasi adalah pemanasan awal yang dilakukan sebelum melakukan senggama. Sesuatu yang ternyata dilakukan juga oleh kumbang gurun Mongolia (Platyope mongolica). Kumbang jantan, merangsang alat kelamin betina dengan bagian mulut mereka untuk meningkatkan peluang keberhasilan perkawinan. Ini adalah sesuatu yang langka dalam dunia invertebrata.

Sebelum kumbang jantan memasukkan aedeagus ke dalam tubuh betina, mereka akan menggunakan palpi rahang atas, organ sensorik di mulut, untuk menggosok alat kelamin betina. Para peneliti untuk pertama kalinya mengamati bagaimana bagian dari proses reproduksi ini terjadi dan hasilnya diterbitkan di jurnal Ecology and Evolution.

Dalam setiap usahanya itu, mungkin kumbang jantan tidak akan selalu berhasil. Saat kumbang betina tidak terangsang, ia akan segera melarikan diri. Kumbang jantan akan langsung mengejarnya dan melanjutkan perjuangannya hingga akhirnya perkawinan tercipta. Kontak seksual oral tidak hanya meningkatkan keberhasilan kawin tetapi juga mengurangi kerugian insersi yang tidak berhasil dan durasi sanggama. Prakopulasi memainkan peran penting dalam proses inseminasi dan memengaruhi perilaku pascakopulasi antara jantan dan betina, tulis para peneliti dari Akademi Ilmu Pertanian Cina dan Universitas Missouri.

Dilansir dari Vice, para peneliti menambahkan bahwa kawin di tanah berpasir yang kosong di gurun yang gersang dapat membuat kumbang mengalami stres panas dan risiko predator, dan seks oral meningkatkan efisiensi proses perkawinan. Rata-rata, kata mereka, satu insersi yang berhasil biasanya membutuhkan waktu paling sedikit atau lebih lama dari yang diinvestasikan dalam seks oral.

“Kami telah mengamati perilaku menjilati diri sendiri pada banyak hewan. Tetapi jantan atau betina menjilati alat kelamin pasangannya, terutama pada serangga seperti kumbang, sebenarnya jarang terjadi,” kata Matjaž Gregorič, ahli entomologi di Institut Biologi Jovan Hadži di Slovenia, yang tidak terlibat dalam penelitian ini kepada Scientific American.

Dengan memahami lebih banyak tentang perilaku ini dapat membantu para peneliti mengumpulkan bagaimana seleksi seksual telah membentuk evolusi kumbang. Meskipun jarang diamati, praktik seksual yang kompleks seperti itu mungkin lebih umum di dunia serangga daripada yang diperkirakan orang — tetapi mereka sedikit diketahui, Penulis utama Xinghu Qin, karena “serangga merupakan kelompok yang masih kurang dipelajari.”

Selain kumbang gurun, perilaku serupa juga terjadi pada laba-laba kulit kayu Darwin dan lalat buah.