BAGIKAN
(Credit: Daniel Zoboli )

Fosil kaki seribu Arthropleura yang telah ditemukan di sebuah pantai di utara Inggris, adalah yang terbesar dari pernah ditemukan. Panjangnya mencapai 2,7 meter yang setara dengan ukuran panjang sebuah mobil.

Arthropleura adalah kaki seribu dari genus artropoda yang berasal dari periode Karbon Akhir sekitar 326 juta tahun yang lalu. Hewan ini dikenal sebagai yang terbesar dari semua artropoda serta invertebrata daratan sepanjang masa. Ada dugaan bahwa mereka tumbuh begitu besar, karena konsentrasi tingkat oksigen yang tinggi di atmosfer pada periode itu. Sebagai salah satu herbivora daratan pertama, Arthropleura memiliki rahang yang kuat. Namun, tidak memiliki racun yang dapat dijadikannya sebagai pertahanan.

Fosil itu ditemukan di tahun 2018 di Howick Bay, Northumberland. Terdiri dari beberapa segmen eksoskeleton yang diartikulasikan. Secara umum, bentuknya mirip dengan kaki seribu modern. Ini adalah fosil ketiga yang pernah ditemukan. Ini juga yang tertua dan terbesar: segmen ini panjangnya sekitar 75 sentimeter, sedangkan makhluk aslinya diperkirakan berukuran sekitar 2,7 meter dan beratnya sekitar 50 kilogram.

“Ini adalah penemuan yang kebetulan,” kata penulis utama Dr. Neil Davies dari Departemen Ilmu Bumi Universitas Cambridge. Mungkin awalnya fosil itu tersembunyi di dalam batuan yang berada di atas tebing lalu jatuh ke pantai. Ketika sampai di tanah batuan itu retak dan terbelah membuat fosil dapat terlihat. Kemudian secara kebetulan ditemukan oleh salah satu mantan mahasiswa Ph.D ketika berjalan melewatinya, kata Davies.

(Credit: Neil Daves)

Berbeda dengan cuaca dingin dan basah yang terkait dengan wilayah saat ini, Northumberland memiliki iklim yang lebih tropis pada saat Zaman Karbon. Saat itu Inggris Raya masih terletak di dekat Khatulistiwa. Berbagai invertebrata dan amfibi awal hidup dari tumbuhan yang tersebar di sekitar serangkaian anak sungai dan sungai.

Spesimen yang diidentifikasi oleh para peneliti ditemukan di saluran sungai yang membatu menjadi fosil. Kemungkinan fosil yang ditemukan merupakan segmen eksoskeleton – kerangka eksternal yang mendukung dan melindungi tubuh hewan – Arthropleura yang berganti kulit yang dipenuhi oleh butiran pasir. Namun itu membuatnya dapat terawetkan hingga ratusan juta tahun. Spesimen ini menunjukkan bahwa Arthropleura lebih menyukai habitat hutan terbuka di dekat pantai.

“Itu adalah penemuan yang sangat menarik, tetapi fosilnya sangat besar sehingga kami berempat harus membawanya ke atas tebing,” kata Davies.

“Menemukan fosil kaki seribu raksasa ini jarang terjadi, karena begitu mereka mati, tubuh mereka cenderung tidak beraturan, sehingga kemungkinan besar fosil tersebut adalah pergantian karapas – cangkang keras yang melindungi organ dalam pada tubuh krustasea – yang dikeluarkan hewan saat tumbuh,” kata Davies. “Kami belum menemukan fosil kepala, jadi sulit untuk mengetahui segalanya tentang mereka.”

Arthropleura 
(Credit: J.W. Schneider. TU Bergakademie Freiberg)

Penemuan ini mungkin bisa mengoreksi dugaan sebelumnya, di mana ukuran besar Arthropleura telah dikaitkan dengan puncak oksigen di atmosfer selama periode Karbon hingga Permian akhir. Namun, fosil terbaru ini berasal dari batuan yang diendapkan sebelum puncak waktu ini. Derngan demikian kandungan oksigen yang melimpah pada zamnnya, tidak dapat menjadi satu-satunya penjelasan mengapa hewan itu begitu besar.

Para peneliti percaya bahwa untuk mencapai ukuran sebesar itu, Arthropleura harus memiliki makanan bergizi tinggi. “Meskipun kita tidak tahu pasti apa yang mereka makan, ada banyak kacang-kacangan dan biji-bijian bergizi yang tersedia di serasah daun pada saat itu, dan mereka bahkan mungkin predator yang memakan invertebrata lain dan bahkan vertebrata kecil seperti amfibi, ” kata Davies.

Hewan Arthropleura merangkak di sekitar wilayah khatulistiwa Bumi selama sekitar 45 juta tahun, sebelum punah selama periode Permian. Penyebab kepunahan mereka tidak pasti, tetapi bisa jadi karena pemanasan global yang membuat iklim terlalu kering bagi mereka untuk bertahan hidup, atau munculnya reptil, yang bersaing dengan mereka untuk mendapatkan makanan dan dengan segera mendominasi habitat yang sama.

Penemuan ini, hasilnya telah dipublikasikan di Journal of the Geological Society.