Kupu-kupu monarch, dengan sayap oranye dan hitam yang mencolok, adalah salah satu spesies kupu-kupu yang paling dikenal di Amerika Utara. Namun, belakangan ini, mereka menghadapi ancaman serius akibat penurunan populasi yang drastis.
Salah satu penyebab utama penurunan ini adalah hilangnya tanaman milkweed, satu-satunya sumber makanan untuk larva kupu-kupu monarch. Seiring dengan berkurangnya populasi milkweed, populasi monarch juga menurun, dan saat ini mereka berada di ambang kepunahan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa menanam milkweed di kebun rumah dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap habitat kupu-kupu monarch.
Milkweed, atau getah susu, mengandung senyawa cardenolides yang memiliki sifat racun. Senyawa ini membantu melindungi larva kupu-kupu dari pemangsa dengan memberikan rasa yang tidak enak dan potensi keracunan. Larva kupu-kupu Danaus chrysippus, yang dikenal sebagai kupu-kupu pewarna, juga bergantung pada tanaman milkweed sebagai sumber makanannya.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Ecology and Evolution mengungkapkan bahwa tanaman milkweed perkotaan dapat menarik perhatian monarchs dan menjadi rumah bagi larva mereka. Peneliti dan ilmuwan masyarakat memantau tanaman milkweed di kebun-kebun kota untuk memahami faktor-faktor yang menjadikannya ramah bagi monarchs. Mereka menemukan bahwa bahkan kebun kecil di kota dapat menjadi tempat yang ideal bagi monarchs, termasuk tanaman milkweed di balkon dan atap.
Karen Klinger, analis Sistem Informasi Geografis di Keller Science Action Center, Field Museum, dan penulis utama studi ini, mengatakan, “Kami menemukan bahwa monarchs dapat menemukan milkweed, tidak peduli di mana milkweed berada, bahkan jika itu di pot di balkon atau atap.”
Monarchs memiliki pola migrasi yang unik dan menuntut, mulai dari Meksiko di musim dingin dan melakukan perjalanan ke utara ke Kanada selama musim semi dan musim panas. Selama perjalanan ini, mereka bertelur dan generasi berikutnya melanjutkan migrasi mereka. Mereka sangat bergantung pada tanaman milkweed sepanjang rute migrasi mereka.
Namun, banyak habitat milkweed di Midwest telah menghilang akibat penggunaan pestisida oleh petani. Penurunan ini menyebabkan kekurangan habitat bagi monarchs, yang mengarah pada penurunan populasi yang signifikan. Para peneliti sekarang berusaha untuk mengisi celah ini dengan mendorong penanaman milkweed di area perkotaan.
Klinger dan rekan-rekannya bekerja dengan sukarelawan di sekitar Chicagoland untuk memantau tanaman milkweed di kebun dan lingkungan mereka, melaporkan aktivitas kupu-kupu monarch, termasuk telur dan larva. Mereka mengumpulkan lebih dari 5.900 pengamatan dari 810 patch milkweed di Chicagoland selama empat tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa milkweed yang lebih tua dan lebih mapan lebih berhasil menarik telur monarch dibandingkan dengan tanaman yang lebih muda.
Inisiatif lokal, seperti penanaman milkweed di kebun rumah dan dukungan dari undang-undang seperti MONARCH Act di Illinois, juga sangat penting dalam upaya pelestarian. Undang-undang ini membatasi asosiasi pemilik rumah dari melarang penanaman tanaman asli dan memberikan bantuan keuangan serta teknis untuk taman ramah polinator.
Meskipun kupu-kupu monarch hanya satu dari banyak spesies serangga, mereka merupakan indikator kesehatan ekosistem yang lebih besar. Dengan membantu monarchs, kita juga mendukung banyak polinator lain yang bergantung pada tanaman berbunga.