Sebuah penelitian sebelumnya telah menunjukkan penurunan serangga yang dramatis hingga sekitar 75% selama 27 tahun. Namun, saat itu belum diketahui penyebab utamanya. Sekarang para peneliti telah menunjukkan bahwa radiasi dari ponsel dapat berkontribusi pada penurunan ini, terutama untuk sebagian besar Eropa dalam beberapa tahun terakhir.
Sebuah laporan memperingatkan adanya “bugpocalypse“, karena survei menunjukkan bahwa serangga di mana-mana menurun pada tingkat yang mengkhawatirkan. Ini bisa berarti punahnya 40% spesies serangga dunia selama beberapa dekade mendatang.
Dari 83 studi yang dianggap relevan secara ilmiah, 72 studi menunjukkan bahwa radiasi dari ponsel memiliki efek negatif terhadap beberapa serangga, seperti lebah, tawon, dan lalat. Berbagai efek tersebut diperkirakan meliputi: berkurangnya kemampuan navigasi akibat terganggunya medan magnet, hingga kerusakan materi genetik dan larva.
Penelitian tersebut mengungkap bahwa radiasi WiFi dari ponsel secara khusus dapat membuka saluran kalsium pada sel-sel tertemtu. Artinya, akan lebih banyak ion kalsium yang terserap. Sehingga dapat memicu reaksi biokimia berantai pada serangga, pada akhirnya mengganggu ritme sirkadian dan sistem kekebalan tubuh. Sebuah studi sebelumnya telah menunjukkan paparan radiasi ponsel menghasilkan perubahan biokimia pada lebah madu pekerja.
Berbagai penyebab lainnya bisa memberikan kontribusinya terhadap penurunan populasi serangga ini. Mulai dari penggunaan insektisida, kerusakan habitat– termasuk berkurangnya pepohonan tua, serta perubahan iklim.
Analisis terhadap 190 studi ilmiah dilakukan oleh Serikat Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Alam Jerman (NABU) bersama dengan dua LSM, satu dari Jerman dan satu dari Luksemburg.
“Studi tersebut menunjukkan bahwa kita harus tetap membuka mata ke segala arah saat menganalisis penyebab penurunan jumlah serangga yang dramatis,” kata Johannes Enssle, kepala NABU di negara bagian Baden-Wuerttemberg.
“Subjek ini tidak nyaman bagi kebanyakan dari kita karena mengganggu kebiasaan kita sehari-hari dan ada kepentingan ekonomi yang kuat di balik teknologi komunikasi seluler,” kata Enssle.
Peter Hensinger dari organisasi perlindungan konsumen Jerman, Diagnose Funk, mengatakan perhatian lebih harus diberikan pada kemungkinan efek negatif radiasi pada hewan dan manusia, terutama yang berkaitan dengan penerapan teknologi 5G.
Jaringan yang dilengkapi dengan 5G diharapkan menawarkan kecepatan 100 kali lebih cepat daripada jaringan 4G yang telah ada, tetapi teknologinya telah mendapat tentangan kuat dari beberapa pihak, terutama dari kalangan pegiat lingkungan.
Serangga adalah komponen utama dari setiap jaring makanan di darat. Ketika jumlah serangga semakin berkurang, maka segala sesuatu yang lebih tinggi dalam jaring makanan akan terkena imbasnya, termasuk manusia. Lebah membantu dalam penyerbukan tanaman pertanian. Tanpanya, manusia akan kekurangan hasil bahan makanan secara drastis.