BAGIKAN
Drew Hays / Unsplash

Sebuah tim yang terdiri dari para ilmuwan dari Inggris dilaporkan telah melakukan uji coba vaksin virus corona baru pada hewan. Seperti yang kita ketahui bahwa saat ini, penyakit ini telah membunuh lebih dari 1.000 orang di seluruh dunia.

Para peneliti dari imperial College London mengatakan bahwa mereka akan terus bekerja dan berfokus untuk menemukan sebuah cara yang efektif dan juga aman untuk menghentikan penyebaran jenis virus yang mirip dengan SARS ini hingga akhir tahun ini.

“Untuk saat ini vaksin yang telah kita hasilkan dari bakteri-bakteri ini telah kita injeksikan ke dalam tikus-tikus percobaaan,” kata peneliti dari Imperial College London Paul McKay seperti yang dilansir dalam AFP.

“Kami mengharapkan dalam beberapa minggu ini, kami telah bisa mengetahui respon dari tikus- tikus ini pada darah mereka, bagaimana antibody mereka merespon virus corona.”



Para peneliti di seluruh dunia terus berpacu dengan waktu dalam mencari cara untuk membasmi jenis virus baru dari virus corona yang juga pernah kita perangi sebelum ini.

Imperial College London mengatakan bahwa mereka belum bisa memastikan seberapa jauh penelitian dari tim peneliti mereka pada saat ini.

Kantor berita China, Xinhua mengutip sebuah media lokal, mengatakan bahwa Shanghai University juga telah melakukan uji coba vaksin pada tikus hari Minggu lalu.

Dan mengutip dari sebuah sumber yang tidak disebutkan namanya disebutkan pula bahwa belum ada pengumuman resmi dari pemerintah tentang perkembangan uji coba vaksin di china.

Di Inggris sendiri tercatat telah ada delapan kasus dari virus ini yang terkonfirmasi. Kondisi ini memaksa otoritas setempat menutup cabang pusat medis di Southeast City of Brighton dimana setidaknya ada dua orang anggota staff mereka yang positif terinfeksi virus corona.

Tetapi faktanya, untuk memproduksi sebuah vaksin hingga siap diproduksi membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk melakukan uji coba pada hewan dan trial klinis pada manusia.

Dan diharapkan instansi yang terkait harus bisa memastikan bahwa vaksin ini, apabila nantinya siap diproduksi, cukup aman dan efektif untuk diproduksi secara massal.

Imperial College London berharap data- data hasil penelitian terhadap virus Corona SARS dua dekade yang lalu bisa membantu mempercepat proses uji coba vaksin ini.

“Kami berharap menjadi yang pertama yang bisa melakukan trial klinis vaksin jenis ini pada manusia, mungkin ini juga menjadi tujuan personal saya,” Kata Mc. Kay.

“Setelah tahap pertama selesai – yang mungkin akan menghabiskan waktu hingga beberapa bulan hingga tahap ini selesai – segera kami bisa melakukan trial efikasi pada manusia, dan tahap ini juga akan memakan waktu beberapa bulan hingga selesai,” McKay menambahkan.

“Jadi, mungkin pada akhir tahun ini, vaksin ini telah selesai diujicobakan dan siap untuk digunakan pada manusia.”



Sebagian besar penelitian jenis virus baru yang dilakukan di seluruh dunia didanai oleh Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI).

Grup ini terbentuk pada forum ekonomi dunia di Davos pada tahun 2017, bertujuan untuk membantu perusahaan-perusahaan dan juga pusat-pusat penelitian di berbagai universitas dalam melawan penyakit-penyakit yang berbahaya dan dapat dicegah.

Imperial College London saat ini tidak melakukan kerjasama dengan tim yang berafiliasi dengan CEPI, sehingga mereka harus mendanai penelitian mereka sendiri.

Para ilmuwan mereka berharap bahwa dengan keberhasilan proses uji coba pada hewan mereka akan mendapatkan aliran dana baru untuk melakukan trial klinis pada bulan Juni hingga Agustus.

McKay berkata bahwa adalah sesuatu hal yang tidak etis apabila berbagai universitas saling berkompetisi untuk menjadi yang terdepan dalam mengembangkan vaksin.

“Kami saling bertukar informasi, dengan universitas di China. Dan segera telah proses sekuens gen dilakukan, mereka akan membagikan informasi yang mereka dapatkan pada semua orang di dunia,” dia menambahkan.

“Jadi apabila apa yang kami lakukan bukanlah sebuah kompetisi. Saya akan menyebutnya kolaborasi antar ras manusia.”